Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Kafe Hujan

22 Juni 2021   16:14 Diperbarui: 22 Juni 2021   16:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada pelukan hangat itu akan tetap abadi

kau selalu impikan rangkul Juni, menunggang hujan saat mekar bersemi, betapa indah!

di sudut paling sudut kota ini,  kafe itu ternyata mangkir makna

hujan berdusta bertamu Juni, di luar sana gemericik bernyanyi

derai itu bukan tumbuh di sana, tapi sembab di  dada

dusta Juli pada mata air mata  memancar

kau lupa terkadang luka menikam, ketika pupus Juli, hujan itu tumbuh di mata

aku tak sempat mencoba, beritahu pada akhirnya alpa.

rintik hujan bulan Juni, selalu kau impikan nanti

menyemei petir semoga, berpacu kilat sempurna.

duhai, letih tlah coba, amarah meletup hujan magma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun