Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Terbaik untuk Hidup

3 November 2019   09:32 Diperbarui: 9 Desember 2019   11:52 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Gregori bercerita, dia telah dua puluh tahun mengidap penyakit diabetes tipe satu. Hari-harinya tak lepas dari suntik insulin. Sementara untuk tetap dapat mempergunakan suntik insulin, dia harus lebih keras bekerja.

Dia seharusnya sudah pensiun, tapi tetap mengajar di sebuah sekolah swasta. Dia juga masih setia mengarang novel, agar bisa menghidupi tiga krucil.

"Anak-anak saya masih kecil, jadi saya harus lebih kuat mencari nafkah. Maklumlah, saya menikah hampir tiga puluh lima tahun. Tentu anak kakak tua sudah menikah. 

Betapa nikmat hidup anda, seorang mantan pengacara jempolan, dan sekarang anda tinggal menyicip hasil pundi-pundi uang yang tidak akan kering. Begitupun saya tak iri melihat orang-orang normal  dan sehat. Saya harus berjuang untuk bertahan hidup agar bisa menafkahi keluarga." Dia berdiri. "Oya, kita berpisah dulu. Saya mau mengambil royalti ke penerbit."

Gregori terseok menuju halte bis. Beberapa kejap dia  sudah ditelan mobil besar berwarna biru langit. Sementara entah kenapa Dimitri lupa dengan rencananya. 

Dia mengembalikan tambang itu kepada Arnold. Dan dia menghabiskan sisa harinya di balkon. Sudah lama sekali dia tidak menelepon anak dan cucunya.

Dia juga teringat telah lama tak menikmati pindang tulang kesayangannya. Malam  ini dia  akan menyesap kuah pindang di sebuah rumah makan pinggiran kota.

Dimitri  senang melihat orang-orang berbahagia menikmati  malam yang ceria di bawah gemerlap lampu. Dia merasa lebih muda dua puluh tahun. Apakah dia masih cocok menjadi pengacara?

Jika besok pagi kau terbangun, dan berniat jalan-jalan ke taman kota, kau pasti akan menemukan Dimitri dan Gregori bercerita tentang masa muda. Betapa indah hari ini, Kawan!

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun