Pada akhirnya mereka pun tertawa bersama, dan Faldi tidak sendiri lagi berjalan menuju sekolah, karena dua orang sahabat karibnya sekarang berada disampingnya.
Mereka bersama berjalan dengan sukaria canda dan tawa membuat perjalanan tidak terasa melelahkan. Yah mereka memang selalu berangkat sekolah dari rumah dan selalu pulang bersama. Sekolah tercinta ternyata sudah didepan mata.
Bertepatan ini adalah hari senin mereka atau setiap siswa harus bergegas melewati pintu gerbang sekolah. Karena jika terlambat sebentar saja gerbang sudah di tutup disuruh berdiri di depan gerbang hingga selesai upacara. Gerbang baru di buka kembali sesudah selesai ritual upacara bendera dan siswa yang terlambat baru diperbolehkan masuk melewati gerbang sekolah yang dibuka kembali. Yang paling menambah perasaan malu adalah dilihat orang banyak yang sedang berlalu-lalang berdiri di depang gerbang atas keteledoran diri sendiri.
Sesampainya dikelas telihat tiga orang tadi meletakkan tas di meja masing-masing. Merasa lega karena bisa sampai tepat waktu. Sambil menunggu bel berbunyi tiga orang tersebut memilih duduk nongkrong di kursi teras sekolah melihat suasan sekitar dan aktivitas sekolah di pagi ini. Faldi hanya duduk diam saja tidak seperti dua orang sahabatnya yang sibuk membicarakan sesuatu.
"Mat, coba liat cewek yang itu" Kata Billy memulai pembicaraan.
"Cewek yang mana?" Sambut Amat penasaran.
"Yang itu tuh" Menunjuk kearah yang tidak jelas.
"Iya tau, tapikan disitukan banyak ceweknya Bil"
"Aduuuh yang itu lho, yang parasnya cantik seperti bidadari. Apa kamu tidak melihatnya" Tunjuk Billy
Rasa penasaran dan mengikuti arah tangan Billy yang menunjuk kearah perempuan tersebut. Mencari gadis yang dimaksud temannya itu. Hingga pada akhirnya Amat menjawab "Sumpah, aku tidak melihatnya"
"Mungkin matamu sudah rusak barangkali" Sahut Billy memandangi seorang gadis dengan penuh kekaguman.