Dalam perekonomian Indonesia sektor pertanian memiliki peran yang penting yaitu berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kehutanan dan perikanan tahun 2019 nilai tambah dan tingkat produksinya Rp 1.354 triliun dalam PDB nasional sekitar 12,4 %. Jumlah tenaga kerja pada tahun 2020 mencapai 137,91 juta orang. Sebesar 29,04% diserap sebagai tenaga kerja pertanian, 18,63%  dan 14,09% diserap sebagai tenaga kerja sektor perdagangan dan manufaktur (BPS, 2020)
Grafik 1. Kontribusi Sektor  Ekonomi Terhadap PDB Tahun 2014-2019 (%)
      Tenaga kerja pertanian di Indonesia rata-rata hanya lulusan sekolah dasar. Pendidikan yang masih kurang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Data Kementerian Pertanian tahun 2020 menunjukkan bahwa lulusan SD sebanyak 84,22% dan yang berpendidikan tinggi 1,76%. Umur petani di Indonesia didominasi oleh golongan tua dengan usia 45-64 tahun (50%) dan usia 65 tahun (13%). Untuk petani usia dibawah 45 tahun hanya sekitar 35%. Pendidikan dan usia para petani berperan penting karena sangat mendukung dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman terkait teknologi pertanian. Jika petani memiliki pendidikan yang baik dan tidak didominasi oleh golongan tua maka suatu teknologi akan cepat diterapkan. Berikut ini jumlah tenaga kerja pertanian meliputi tenaga kerja subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan hortikultura
Grafik 2. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertaniana  Berdasarkan Subsektor
3.2 Tenaga Kerja Pertanian Beralih Ke Sektor Non-Pertanian
    Menurut Soekanto (2017), faktor beralihnya tenaga kerja pertanian ke sektor non-pertanian dibagi menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
- Faktor pendorong
      Faktor pendorong para tenaga kerja beralih ke non-pertanian adalah karena banyak lahan yang dialih fungsikan menjadi bangunan dan jalan. Lahan merupakan modal utama yang harus ada dalam usahatani. Namun seiring berjalannya waktu lahan pertanian banyak yang beralih fungsi dan semakin sempit. Faktor kedua adalah pemahaman dan kemauan bekerja di sektor pertanian yang masih kurang. Banyak para anak muda yang masih belum paham dan tidak mau bekerja pada sektor pertanian. Adapun alasan tidak mau bekerja di sektor pertanian yaitu: 1) Para pemuda ingin bekerja sesuai dengan jurusan pendidikan terakhir mereka, 2) pekerjaan di sektor non-pertanian lebih dihargai, 3) keinginan untuk meningkatkan pengalaman kerja sektor non-pertanian, 4) kondisi pekerjaan non-pertanian lebih baik dibandingkan bekerja di sektor pertanian.
- Faktor Penarik
      Faktor penarik tenaga kerja beralih ke non-pertanian adalah tingkat upah pada pertanian. Upah di sektor pertanian tidak menentu karena didasarkan pada hasil panen. Faktor selanjutnya adalah pandangan para pemuda terhadap pekerjaan sektor pertanian. Banyak yang menganggap bahwa pekerjaan di bidang pertanian memiliki status yang rendah. Faktor ketiga terbukanya peluang bekerja di sektor pertanian. Peluang bekerja di sektor non-pertanian saat ini lebih besar dan menjamin jika dibandingkan dengan sektor pertanian.
3.3 Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Kemiskinan