Alienasi Teknologi: Marcuse menyuarakan keprihatinan terhadap alienasi yang disebabkan oleh teknologi. Meskipun teknologi seharusnya membebaskan manusia, ia mengamati bahwa dalam masyarakat satu dimensi, teknologi dapat menjadi sumber alienasi dengan menghilangkan kontak manusiawi, menggantikannya dengan hubungan yang distruktif dan terfragmentasi.
Manipulasi oleh Media Massa: Marcuse mengkritik media massa dan dampaknya terhadap kesadaran masyarakat. Ia menyoroti bagaimana media dapat digunakan sebagai alat manipulasi untuk memandu opini publik dan menciptakan konformitas dalam pola pikir masyarakat.
Teknologi Sebagai Alat Kontrol: Teori kritis Marcuse menekankan bahwa teknologi modern dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial. Terutama dalam konteks teknokrasi, keputusan politik dan ekonomi diambil oleh ahli teknis dan bukan oleh partisipasi demokratis masyarakat.
Konsumerisme dan Komodifikasi: Marcuse mengkritik fenomena konsumerisme dan komodifikasi yang dihasilkan oleh teknologi. Ia melihat bagaimana teknologi mendukung proses transformasi segala sesuatu, termasuk pengalaman manusiawi, menjadi barang yang dapat dijual dan dibeli.
Toleransi Represif: Konsep "repressive tolerance" yang dikembangkan oleh Marcuse menyatakan bahwa toleransi dalam masyarakat dapat menghasilkan kontrol dan penindasan. Toleransi terhadap pandangan yang merugikan dapat mengakibatkan dominasi kelompok yang lebih kuat.
Dalam esensinya, Marcuse mengusulkan bahwa pembebasan sejati dan transformasi masyarakat hanya mungkin melalui pemahaman kritis terhadap peran teknologi dalam pemeliharaan kekuasaan yang ada. Ia mendorong untuk mengubah paradigma dan menggunakan teknologi untuk mewujudkan potensi positifnya, bukan sebagai alat untuk mempertahankan status quo yang mendukung ketidaksetaraan dan alienasi. Dengan demikian, pandangan Marcuse memberikan dasar untuk diskursus kritis tentang teknologi dan digitalisasi manusia dalam konteks masyarakat kontemporer.
Herbert Marcuse mencoba menggabungkan pemikiran filsafat dengan analisis sosial kritis, dan karyanya terus memengaruhi diskusi tentang politik, masyarakat, dan kemanusiaan.
Herbert Marcuse, seorang filsuf dan sosiolog Jerman-Amerika, dikenal karena kontribusinya terhadap teori kritis dan pemikiran kritis. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "One-Dimensional Man" (Manusia Satu Dimensi) yang diterbitkan pada tahun 1964. Dalam karyanya ini, Marcuse mengemukakan kritik terhadap teknologi dan digitalisasi serta dampaknya terhadap manusia dan masyarakat. Berikut adalah beberapa poin kritis Marcuse terkait teknologi dan digitalisasi:
- Manipulasi dan Kontrol: Marcuse mencemaskan bahwa teknologi dan media massa dapat digunakan untuk manipulasi dan kontrol masyarakat. Ia berpendapat bahwa teknologi modern cenderung menciptakan budaya konformitas, di mana masyarakat menjadi "manusia satu dimensi" yang tidak lagi mampu atau mau berpikir secara kritis.
- Alienasi: Marcuse mengemukakan konsep alienasi di era teknologi modern, di mana manusia semakin terasing dari esensi kemanusiaannya. Ia berpendapat bahwa teknologi dapat menyebabkan manusia kehilangan kontak dengan alam, masyarakat, dan bahkan diri mereka sendiri.
- Ketidakbebasan yang Tersembunyi: Marcuse menyuarakan keprihatinan terhadap ketidakbebasan yang tersembunyi dalam masyarakat teknologi modern. Meskipun masyarakat menganggap dirinya bebas, Marcuse berpendapat bahwa ada kontrol dan dominasi yang tidak terlihat yang diterapkan oleh struktur kekuasaan yang berada di balik teknologi dan media massa.
- Teknokrasi: Ia juga mencemaskan kecenderungan menuju teknokrasi, di mana keputusan politik dan sosial diambil oleh para ahli teknis dan ilmuwan tanpa partisipasi aktif dari masyarakat. Hal ini dapat mengarah pada hilangnya kontrol demokratis atas kebijakan dan keputusan yang memengaruhi banyak orang.
- Kesenjangan Sosial: Marcuse mengamati bahwa teknologi tidak selalu menyebabkan perubahan sosial yang merata. Sebaliknya, ada risiko bahwa teknologi dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi dan sosial, mengakibatkan pembagian yang lebih besar antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
- Konsumerisme dan Komodifikasi: Marcuse menyoroti bagaimana teknologi dapat mendukung konsumerisme dan mengubah segala sesuatu, termasuk pengalaman dan hubungan manusiawi, menjadi komoditas yang dapat dijual dan dibeli.
Dengan demikian, Herbert Marcuse menyajikan kritik terhadap teknologi dan digitalisasi dengan fokus pada potensi negatifnya terhadap kebebasan, keadilan sosial, dan esensi kemanusiaan. Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan Marcuse juga mendapat kritik, dan interpretasi terhadap dampak teknologi dapat berbeda-beda antara pemikir dan teori kritis yang berbeda.
Bagaimana peranan kritik Herbert Marcuse sehingga memiliki pengaruh besar dalam filsafat dan studi sosial ?
Pemikiran Herbert Marcuse telah menjadi pengaruh besar dalam filsafat dan studi sosial atas beberapa alasan: