Mohon tunggu...
Ridzky IeddilArsya
Ridzky IeddilArsya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nama Saya Ridzky, saya mahasiswi di UNEJ Prodi Teknik PWK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan 3 Teori Reksohadiprodjo di Kota Banyuwangi

24 Oktober 2024   21:19 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:31 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor perikanan di Kabupaten Banyuwangi mempunyai potensi yang besar dalam bidang perikanan, apalagi terletak di pesisir selatan Pulau Jawa dan dekat dengan Selat Bali. Industri penangkapan ikan dan budidaya perairan telah berkembang menjadi pilar penting perekonomian lokal. Dari perspektif skala ekonomi, peningkatan tangkapan ikan dan pengembangan budidaya perikanan skala besar dapat mengurangi biaya per unit produksi, terutama melalui penggunaan teknik budidaya perikanan yang efisien dan distribusi yang lebih luas.

Di bidang perikanan, Banyuwangi bisa memanfaatkan fasilitas pelabuhan besar seperti Pelabuhan Mungkar, salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia. Memperbaiki fasilitas pelabuhan dan mendistribusikan hasil laut ke pasar domestik dan internasional akan mengurangi biaya transportasi dan distribusi serta memungkinkan perikanan mencapai skala ekonomi yang lebih efisien.

4)Sektor manufaktur di Banyuwangi

Sektor manufaktur di banyuwangi juga mempunyai potensi yang besar, khususnya di bidang manufaktur yang berhubungan dengan pertanian dan perikanan. Contoh skala ekonomi antara lain industri pengolahan kopi, coklat, dan ikan. Ketika industri-industri ini berproduksi dalam jumlah besar, biaya per unit produk turun. Misalnya, pengolahan kopi skala besar di Banyuwangi mengurangi biaya per kilogram kopi, sementara pengolahan produk skala besar seperti fillet ikan membuat harga produk lebih kompetitif di pasar internasional.

Penerapan pada Kota Modern

Teori Reksohadiprodjo tentang tiga elemen pembentukan perkotaan tetap penting dalam konteks kota modern saat ini. Kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, berkembang melalui kombinasi keunggulan komparatif, fasilitas, dan skala ekonomi. Pemerintah kota perlu merencanakan dengan baik cara terbaik memanfaatkan ketiga faktor ini untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan menghindari masalah urbanisasi yang berlebihan.

Kota-kota seperti Surabaya dan Makassar mempunyai keunggulan komparatif karena letak geografisnya dan perlu terus mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung skala ekonomi. Pada saat yang sama, kota-kota kecil dan daerah terpencil yang tidak mempunyai banyak keunggulan komparatif masih bisa sejahtera jika mampu menciptakan fasilitas yang menarik penduduk dan investor.

Kesimpulan

Teori Resohadiprodjo tentang keunggulan komparatif, fasilitas, dan skala ekonomi memberikan kerangka kerja penting untuk memahami bagaimana kota muncul dan berkembang. Ketiga faktor ini saling terkait dan membentuk daya tarik kota baik bagi penduduk maupun investor. Kota yang mampu menyeimbangkan ketiga elemen tersebut cenderung tumbuh pesat dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun