Obesitas adalah kondisi di mana berat badan seseorang melebihi batas normal yang seharusnya sesuai dengan tinggi badan, usia, dan jenis kelaminnya. Obesitas dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak.Â
Menurut data dari World Health Organization (WHO), jumlah anak-anak yang mengalami obesitas di dunia meningkat dari 32 juta pada tahun 1990 menjadi 41 juta pada tahun 2016.Â
Obesitas pada anak-anak merupakan ancaman serius yang harus diwaspadai dan ditangani dengan baik, karena dapat menimbulkan berbagai resiko kesehatan dan psikologi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan.Â
Artikel ini akan membahas tentang penyebab obesitas pada anak-anak, resiko kesehatan dan psikologi yang dapat ditimbulkan oleh obesitas, dan tips untuk mencegah obesitas anak yang bisa dilakukan oleh orang tua.
Penyebab Obesitas Pada Anak
Obesitas pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetik, hormonal, dan metabolik, yang dapat mempengaruhi cara tubuh anak menyimpan dan membakar lemak.Â
Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan, gaya hidup, dan pola makan, yang dapat mempengaruhi asupan dan pengeluaran energi anak. Beberapa penyebab obesitas pada anak yang umum terjadi adalah:
Kurangnya aktivitas fisik
Anak-anak yang jarang bergerak, bermain, atau berolahraga cenderung mengalami obesitas, karena mereka tidak membakar kalori yang cukup untuk menyeimbangkan asupan kalori yang mereka konsumsi.Â
Aktivitas fisik yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak, yang dapat memperlambat metabolisme tubuh. Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, seperti menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan gadget, berisiko lebih tinggi mengalami obesitas daripada anak-anak yang lebih aktif secara fisik.
Pola makan yang tidak sehatÂ
Anak-anak yang mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori, gula, lemak, dan garam, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral, cenderung mengalami obesitas, karena mereka mendapatkan lebih banyak energi daripada yang mereka butuhkan.Â
Makanan dan minuman yang tidak sehat ini biasanya berupa makanan cepat saji, makanan olahan, minuman bersoda, permen, kue, dan cemilan. Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan dan minuman ini juga dapat mengalami kekurangan gizi, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Faktor lingkungan
Lingkungan tempat anak-anak tinggal, bersekolah, dan bermain dapat mempengaruhi perilaku makan dan aktivitas fisik mereka. Lingkungan yang tidak mendukung kesehatan, seperti kurangnya akses ke makanan sehat, fasilitas olahraga, atau ruang terbuka, dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak. Lingkungan yang mengandung banyak iklan, promosi, atau penawaran makanan dan minuman yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi preferensi dan pilihan anak-anak terhadap makanan dan minuman.
Faktor sosial dan psikologisÂ
Anak-anak yang hidup di keluarga atau komunitas yang mengalami obesitas, kemiskinan, atau stres, dapat lebih mudah mengalami obesitas, karena mereka mewarisi atau meniru pola makan dan aktivitas fisik yang tidak sehat dari orang-orang di sekitar mereka. Anak-anak yang mengalami masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau rendah diri, juga dapat menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif mereka, yang dapat menyebabkan obesitas.
Resiko Kesehatan Dan Psikologi Pada Anak Obesitas
Obesitas pada anak-anak dapat menimbulkan berbagai resiko kesehatan dan psikologi yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Resiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh obesitas pada anak-anak antara lain:
Penyakit kardiovaskular
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida, yang dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak-anak mengalami penyakit jantung, stroke, atau serangan jantung di masa depan.
Diabetes tipe 2
Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan mata, ginjal, saraf, atau kaki.
Penyakit pernapasanÂ
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan di sekitar paru-paru, yang dapat mengganggu fungsi pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengalami sesak napas, asma, atau apnea tidur. Apnea tidur adalah kondisi di mana napas seseorang berhenti sementara saat tidur, yang dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.
Penyakit pencernaan
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, yang dapat menyebabkan refluks gastroesofageal, yaitu kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa terbakar, nyeri, atau iritasi. Obesitas juga dapat menyebabkan penyakit batu empedu, yaitu kondisi di mana terbentuk batu di kantong empedu yang dapat menyebabkan nyeri, mual, atau muntah.
Penyakit tulang dan sendi
Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada tulang dan sendi, yang dapat menyebabkan kerusakan atau inflamasi. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengalami nyeri, kaku, atau kesulitan bergerak. Obesitas juga dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis atau patah tulang di masa depan.
Rendah diri
Anak-anak yang mengalami obesitas dapat mengalami masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan. Mereka dapat merasa sedih, putus asa, atau tidak berdaya karena berat badan mereka.Â
Mereka juga dapat merasa cemas, takut, atau khawatir tentang kesehatan, penampilan, atau penilaian orang lain.Â
Mereka juga dapat mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, atau binge eating, yang dapat menyebabkan mereka mengonsumsi makanan secara berlebihan atau berkurang, atau melakukan perilaku tidak sehat lainnya, seperti muntah, puasa, atau penggunaan obat-obatan.
Pelecehan dan diskriminasi
Anak-anak yang mengalami obesitas dapat mengalami pelecehan dan diskriminasi dari orang lain, seperti teman sebaya, guru, keluarga, atau masyarakat. Mereka dapat menjadi sasaran ejekan, hinaan, atau kekerasan fisik atau verbal karena berat badan mereka.Â
Mereka juga dapat mengalami perlakuan tidak adil, tidak setara, atau tidak menghormati dari orang lain, seperti ditolak, diabaikan, atau dianggap tidak kompeten.Â
Hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengalami trauma, isolasi, atau stigmatisasi, yang dapat mempengaruhi harga diri, kepercayaan diri, dan kesejahteraan mereka.
Tips Untuk Mencegah Obesitas Anak Yang Bisa Dilakukan Oleh Orang Tua
Obesitas pada anak-anak dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara yang sehat dan efektif. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi obesitas pada anak-anak, karena mereka dapat memberikan contoh, dukungan, dan bimbingan yang baik untuk anak-anak.Â
Beberapa tips untuk mencegah obesitas anak yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah:
Menyediakan makanan sehat dan bergizi
Orang tua dapat menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak.Â
Makanan sehat dan bergizi dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menjaga berat badan yang ideal.Â
Orang tua juga dapat menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, minuman bersoda, permen, kue, dan cemilan, yang dapat menyebabkan obesitas pada anak-anak.
Mendorong aktivitas fisik yang menyenangkanÂ
Orang tua dapat mendorong anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti bermain, berolahraga, atau berjalan kaki, selama setidaknya 60 menit setiap hari.Â
Aktivitas fisik yang menyenangkan dapat membantu anak-anak membakar kalori, meningkatkan metabolisme, memperkuat otot, tulang, dan jantung, serta meningkatkan mood dan kesehatan mental.Â
Orang tua juga dapat melakukan aktivitas fisik bersama anak-anak, seperti bersepeda, berenang, atau bermain bola, untuk memberikan contoh dan motivasi yang positif untuk anak-anak.
Membatasi waktu layar
Orang tua dapat membatasi waktu layar anak-anak, yaitu waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar, seperti menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan gadget, menjadi maksimal dua jam per hari.Â
Waktu layar yang berlebihan dapat menyebabkan anak-anak kurang bergerak, kurang tidur, atau kurang fokus, yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak.Â
Orang tua juga dapat mengatur aturan dan jadwal yang jelas tentang penggunaan layar, serta menyediakan alternatif yang lebih bermanfaat dan menyenangkan untuk anak-anak, seperti membaca, menggambar, atau bermain musik.
Memberikan dukungan dan kasih sayang
Orang tua dapat memberikan dukungan dan kasih sayang kepada anak-anak, terutama jika anak-anak mengalami obesitas atau masalah berat badan lainnya. Orang tua dapat mendengarkan, memahami, dan menghargai perasaan dan kebutuhan anak-anak, serta membantu mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.Â
Orang tua juga dapat memberikan pujian, penghargaan, atau hadiah yang sesuai kepada anak-anak, jika mereka berhasil mencapai tujuan atau melakukan perubahan yang positif terkait berat badan mereka.Â
Orang tua juga dapat menghindari kritik, hukuman, atau tekanan yang berlebihan kepada anak-anak, karena hal ini dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak bahagia, tidak percaya diri, atau menyerah.
Mengedukasi dan mengajak anak-anak berpartisipasi
Orang tua dapat mengedukasi dan mengajak anak-anak berpartisipasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan berat badan mereka. Orang tua dapat memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dipahami tentang apa itu obesitas, apa penyebab dan resikonya, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.Â
Orang tua juga dapat mengajak anak-anak untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan aktivitas yang dapat membantu mereka mencapai berat badan yang sehat, seperti memilih makanan, menentukan jadwal, atau menetapkan tujuan.Â
Hal ini dapat membantu anak-anak merasa lebih bertanggung jawab, termotivasi, dan percaya diri dalam menghadapi masalah berat badan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H