Mohon tunggu...
Ridwan Saleh Fadillah
Ridwan Saleh Fadillah Mohon Tunggu... Penulis - Full Stuck Digital Marketing

Digital Marketer yang suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ancaman Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya

8 Januari 2024   10:39 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan tempat anak-anak tinggal, bersekolah, dan bermain dapat mempengaruhi perilaku makan dan aktivitas fisik mereka. Lingkungan yang tidak mendukung kesehatan, seperti kurangnya akses ke makanan sehat, fasilitas olahraga, atau ruang terbuka, dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak. Lingkungan yang mengandung banyak iklan, promosi, atau penawaran makanan dan minuman yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi preferensi dan pilihan anak-anak terhadap makanan dan minuman.

Faktor sosial dan psikologis 

Anak-anak yang hidup di keluarga atau komunitas yang mengalami obesitas, kemiskinan, atau stres, dapat lebih mudah mengalami obesitas, karena mereka mewarisi atau meniru pola makan dan aktivitas fisik yang tidak sehat dari orang-orang di sekitar mereka. Anak-anak yang mengalami masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau rendah diri, juga dapat menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif mereka, yang dapat menyebabkan obesitas.

Resiko Kesehatan Dan Psikologi Pada Anak Obesitas

Obesitas pada anak-anak dapat menimbulkan berbagai resiko kesehatan dan psikologi yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Resiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh obesitas pada anak-anak antara lain:

Penyakit kardiovaskular

Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida, yang dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak-anak mengalami penyakit jantung, stroke, atau serangan jantung di masa depan.

Diabetes tipe 2

Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan mata, ginjal, saraf, atau kaki.

Penyakit pernapasan 

Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan di sekitar paru-paru, yang dapat mengganggu fungsi pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengalami sesak napas, asma, atau apnea tidur. Apnea tidur adalah kondisi di mana napas seseorang berhenti sementara saat tidur, yang dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.

Penyakit pencernaan

Obesitas dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, yang dapat menyebabkan refluks gastroesofageal, yaitu kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa terbakar, nyeri, atau iritasi. Obesitas juga dapat menyebabkan penyakit batu empedu, yaitu kondisi di mana terbentuk batu di kantong empedu yang dapat menyebabkan nyeri, mual, atau muntah.

Penyakit tulang dan sendi

Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada tulang dan sendi, yang dapat menyebabkan kerusakan atau inflamasi. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengalami nyeri, kaku, atau kesulitan bergerak. Obesitas juga dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis atau patah tulang di masa depan.

Rendah diri

Anak-anak yang mengalami obesitas dapat mengalami masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan. Mereka dapat merasa sedih, putus asa, atau tidak berdaya karena berat badan mereka. 

Mereka juga dapat merasa cemas, takut, atau khawatir tentang kesehatan, penampilan, atau penilaian orang lain. 

Mereka juga dapat mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, atau binge eating, yang dapat menyebabkan mereka mengonsumsi makanan secara berlebihan atau berkurang, atau melakukan perilaku tidak sehat lainnya, seperti muntah, puasa, atau penggunaan obat-obatan.

Pelecehan dan diskriminasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun