Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis hobi untuk meningkatkan kreativitas. "MENULISLAH SEBELUM DITULIS"

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Analisis Film "Taare Zameen Par 2007"

25 Januari 2025   18:57 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Publicity poster for Taare Zameen Par 

PENDAHULUAN :

Film India asli "Taare Zameen Par" mempunyai versi luar negeri berjudul "Like Stars on Earth" yang artinya Seperti Bintang di Bumi dalam bahasa Indonesia. Film ini dirilis pada 21 Desember 2007 dan berdurasi 140 menit. Sutradara Aamir Khan juga seorang aktor. Film ini banyak mengandung pesan-pesan edukasi dan layak disaksikan oleh seluruh lapisan masyarakat terutama siswa, guru, dan orang tua.Film drama pendidikan berbeda dengan film India. Faktanya, hampir semua film India mempunyai dampak negatif. Selain sebagai drama edukasi, film ini meraih 13 penghargaan dan masuk nominasi dalam 15 kategori. Film Taare Zameen Par merupakan salah satu film terbaik di India karena memiliki rating 8,5 yang menunjukkan kualitas filmnya.

Alasan memilih film ini karena Sensitivitas terhadap isu disleksia,Taare Zameen Par adalah salah satu film Bollywood pertama yang mengangkat isu disleksia, dan film tersebut melakukannya dengan cara yang sangat sensitif dan penuh empati. Film ini membantu meningkatkan kesadaran tentang kondisi tersebut dan menunjukkan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kehidupan seorang anak.

DESKRIPSI FILM : Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang menderitadisleksia, suatu kelainan yang membuat anak sulit membaca, bernama Ishaan  Nandkishore Awasthi. Ishaan selalu saja mendapat nilai di bawah rata-rata sekolah dan tidak mengalami kemajuan selama dua tahun. Ia selalu diperlakukan tidak adil oleh guru-gurunya dan tidak dianggap penting di sekolah. Akibatnya, Ishaan merasa takut dan malu di sekolah. Di rumah, orang tuanya juga tidak mengerti kondisinya dan selalu menyalahkannya.

Ishaan juga sering menunjukkan perilaku bermasalah dan tidak mampu bersikapseperti anak seusianya. Ayahnya, yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ishaan, memutuskan untuk mengirimnya ke sekolah berasrama yang jauh dari rumah. Namun, Ishaan menolak dan akhirnya dikirim ke panti jompo. Di sana, Ishaan semakin tertekan dan malah kehilangan minat pada hal-hal yang disukainya, seperti melukis.

Segalanya berubah ketika seorang guru seni bernama Ram Shankar Nikumbh masuk ke dalam kehidupan Ishaan. Nikumbh memiliki pendekatan dan gaya mengajar yang berbeda, yang membuat Ishaan mulai mendapatkan perhatian dan pendampingan yang ia butuhkan. Nikumbh memahami kondisi Ishaan melalui observasi dan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya dan akhirnya menemukan bahwa Ishaan memiliki bakat seni yang luar biasa.

Nikumbh kemudian membantu Ishaan mengatasi tantangan belajarnya dan menemukan kembali keberanian dan minatnya pada seni. Dengan kesabaran dan pemahaman Nikumbh, Ishaan akhirnya mampu berkembang dan menjadi anak yang ceria dan dapat bergaul dengan teman-temannya.

ANALISIS MENDALAM

  • Karakter:

seorang anak bernama Ishaan yang menderita disleksia, sulit dalam membaca, menulis, dan berhitung. Tapi Ishaan memiliki imajinasi yang kuat dan bakat melukis yang luar biasa. Ishaan bertemu dengan guru seni, Ram Shankar Nikumbh, yang mengajarkan kepadanya dengan metode pengajaran yang unik dan penuh kesabaran. Ibu Ishaan, Maya Awasthi, adalah sosok ibu yang perhatian dan sabar. Ayahnya, Nandkishore Awasthi, adalah seorang yang ambisius dan tegas. Ishaan juga memiliki kakak, Yohaan, yang bertanggung jawab dan penyayang. Mereka juga berteman dengan Rajan Damodran, seorang pemuda penyayang yang memiliki keterbatasan fisik. Selain itu, ada juga Lalita Lajmi yang menjadi juri kompetisi menggambar. Kisah film ini mengajarkan pentingnya memahami keunikan setiap individu dan memberikan dukungan serta kesempatan untuk berkembang.

Tema:Disleksia,Pendidikan,Empati,Pengertian,Kasih sayang,Kreativitas,Mimpi   Film "Taare Zameen Par" secara garis besar menyajikan sebuah tayangan yang unik dengan tema dan alur cerita yang diangkat. Selain bersifat edukatif dan menghibur, film ini begitu inspiratif untuk direnungkan. Dalam kisahnya, seorang anak bernama Ishaan diceritakan menderita disleksia, sehingga ia mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah pada umumnya. Selain itu, karakteristik Ishaan digambarkan sebagai seorang yang aktif dan memiliki imajinasi yang tinggi. Meskipun awalnya diremehkan, berkat bimbingan khusus serta dorongan optimisme dari orang-orang di sekitarnya, akhirnya Ishaan mampu tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusianya.Film ini menekankan tema edukasi sebagai dasarnya, dengan menggambarkan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dalam usaha untuk mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada masing-masing individu. Merujuk pada karakterisasi Ishaan dan alur cerita dalam film ini .Makna Denotasi dalam Film Taree Zameen Par,Secara sederhana makna denotasi dapat dikatakan makna yang paling harfiah dan berada pada signifikasi tingkat pertama. Pada film Taare Zameen Par, dengan demikian, makna denotasinya adalah "seorang anak yang menderita penyakit disleksia." Saya menggunakan makna konotasi, denotasi , mitos .menganalisis makna denotasi pada film Taare Zameen Par. Saya ingin menjelaskan beberapa gejala dan tanda bahwa seorang anak menderita penyakit disleksia, yaitu:

1. Kesulitan mengucapkan kata atau mengeja.

2. Tidak sinkron dalam membunyikan ejaan.

3. Kesulitan mempelajari huruf, angka dan sesuatu yang berurutan seperti nama hari

4. Kesulitan membaca jam.

5. Kesulitan menulis.

6. Daya ingat rendah.

7. Kesulitan menjelaskan hal-hal yg bersifat abstrak.

8. Kesulitan dalam memahami secara utuh instruksi yang cepat.

9. Bermasalah dalam mengikuti instruksi lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan.terdapat beberapa dialog yang menunjukkan penanda dan petanda seorang anak yang menderita penyakit disleksia. 

Beberapa dialog tersebut dapat menjadi denotasi dalam tingkatan pertama dari sistem tanda seorang anak yang menderita penyakit disleksia. Beberapa dialog tersebut seperti di bawah ini.

"Masuk dan bersihkan badanmu...

Simpan Tas di kamarmu...

di atas tempat tidur!

Dialog ini terjadi ketika Ishaan pulang dari sekolah dengan kondisi baju yang kotor. Karena sebelumnya Ishaan bermain di selokan yang ada di halaman sekolah untuk mengambil ikan yang ada di dalamnya. Melihat kondisi Ishaan yang demikian, maka ibunya segera menyuruh Ishaan untuk segera membersihkan badannya. Mendengar perintah ibunya tersebut Ishaan segera menuju ke dapur untuk membersihkan dirinya. Namun ketika melihat Ishaan menuju ke dapur dengan tas yang masih menempel dibadannya. Maka ibunya pun negera menyuruh Ishaan untuk segera menaruh tasnya tersebut ke dalam kamarnya. Pada adegan di atas Ishaan memang segera menuju kamar untuk menaruh tasnya. Akan tetapi tas tersebut tidak diletakkan pada tempat yang benar, yaitu di atas tempat tidurnya. Dialog Ishaan dengan ibunya kemudian berlanjut di ruang dapur

"Cuci tanganmu dulu

Taruh!!!

Taruh!!!Apa yang kamu lakukan di sekolah?Lihat di tanganmu, lihat wajahmu

Pada adegan di atas ibu sangat marah kepada Ishaan. Karena melihat Ishaan memakan roti yang ada di dapur tanpa membersihkan tangan dan wajah terlebih dahulu. Dan, saat dialog-dialog di atas terjadi, Ishaan memperlihatkan wajah yang bingung karena harus menerima beberbagai macam perintah dan instruksi lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan. Sebab seorang yang menderita penyakit disleksia sulit dalam memahami secara utuh instruksi yang cepat. Apalagi instruksi tersebut lebih dari satu dan pada waktu yang bersamaan.

sebenarnya masih banyak cerita dalam film Taare Zameen Par yang menggambarkan bahwa Ishaan memiliki penyakit disleksia.hanya menampilkan beberapa adegan dialog saja. Karena menurut saya beberapa adegan dialog di atas sudah bisa mewakili pertanda dan penanda makna denotasi dalam film Taare Zameen Par.Hal ini sesuai dengan ungkapan, makna denotasi merupakan makna dari sebuah kata yang tidak mengandung arti atau perasaan tambahan. Pada saat seseorang hanya ingin menyampaikan informasi kepada orang lain, khususnya dalam bidang ilmiah, maka kata-kata yang digunakan cenderung yang bersifat denotasi. Karena tujuan utama dari penyampaian informasi tersebut adalah pengarahan yang jelas terhadap fakta tanpa adanya interpretasi tambahan.

Selanjutnya, Makna konotasi merupakan makna yang mengandung arti tambahan, perasaan, atau nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umum. Dalam memilih kata-kata konotasi untuk digunakan bukanlah suatu hal yang mudah, tidak sama seperti dalam memilih kata-kata yang bersifat denotasi. Pengetahuan akan pilihan kata yang tepat sangatlah diperlukan, oleh karena itu pilihan kata atau diksi lebih banyak bertalian dengan pilihan kata yang bersifat konotasi. Apabila sebuah kata mengandung konotasi yang salah, seperti contohnya kata kurus-kering digunakan untuk menggantikan kata ramping dalam sebuah konteks yang saling melengkapi, maka kesalahan semacam itu mudah diketahui dan diperbaiki

Konotasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal, yang mempertalikan kita dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah makna denotasi saja.Berdasarkan hal tersebut, makna konotasi yang ada pada film Taare Zameen Par adalah "hubungan komunikasi ayah dengan keluarga yang tidak berjalan dengan baik." Sebab pada film Taare Zameen Par, saya melihat kurangnya keterlibatan ayah dalam membimbing dan berkomunikasi dengan anak-anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Allen dan Daly dalam Sri Muliati, keterlibatan ayah lebih dari sekedar melakukan interaksi yang positif dengan anak-anak mereka.

Tetapi juga memperhatikan perkembangan anak-anak mereka, dapat memahami, dan menerima anak-anak mereka. Sehingga membuat anak menjadi dekat dannyaman jika bersama sang ayah. Oleh sebab itu keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak mengandung aspek waktu, interaksi, dan perhatianSedangkan dalam film Taare Zameen Par, sosok ayah digambarkan sebagai pihak yang sibuk dengan urusan pekerjaan dan memiliki harapan yang tinggi untuk kedua anaknya. Selain itu, ayah juga digambarkan sebagai sosok pribadi yang tegas, keras, dan cukup ringan tangan ketika berhadapan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh anak.

sikap semacam inilah yang menurut saya, menyebabkan anggota keluarga lain seperti; Ibunya (Maya), Yohan dan Ishaan kurang dapat mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan.Berdasarkan hal di atas, peran-peran anggota keluarga dalam film Taare Zameen Par menggambarkan dimensi psikologis peran laki-laki dan perempuan secara tradisional. Pembagian peran itulah yang pada akhirnya menghalangi keluarga berfungsi secara baik, karena adanya halangan-halangan yang dihadapi oleh masing-masing subsistem untuk mengembangkan potensinya. Berikut ini adalah peran suami dan isteri (laki-laki dan perempuan) secara tradisional:

1. Peran isteri; berorientasi rumah dan anak, hangat dan penuh kasih sayang, peka dengan perasaaan anggota keluarga, perhatian dan bijaksana, emosional, lemah (rapuh), penurut dan cenderung tergantung dengan apa yang diungkapkan oleh suami.

2. Peran suami: ambisius, kompetitif, kurang berperasaan, tangguh, dominan dalam menentukan dan membuat keputusan, kasar (keras) dan otokratik (kaku)Disfungsi komunikasi pada keluarga Nandkishore Awasthi tersebut menyebabkan ketidaktahuan orang tua terhadap masalah yang dihadapi anak (Ishaan) yang mengalami krisis perkembangan. Sebagai akibatnya, orang tua (ayah) menganggap bahwa Ishaan adalah anak yang malas, nakal dan tidak dapat diatur. Posisi Ishaan juga cenderung semakin sulit karena keadaannya bertolak belakang dengan apa yang ada pada diri kakak (Yohan). Sebab disfungsi peran keluarga memiliki korelasi yang kuat dengan krisis perkembangan, baik perkembangan keluarga itu sendiri maupun perkembangan setiap anggota keluarga, orangtua maupun anak.Ayahnya menginginkan anak-anak yang cerdas, pintar dan sukses secara akademik sehingga mereka dapat menjawab tantangan zaman yang terus menuntut persaingan. Keinginan ayahnya nampaknya tidak begitu sulit bagi kakaknya (Yohan) karena dia memang anak yang cerdas dan memiliki self-regulasi yang baik. Sedangkan bagi Ishaan, harapan itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Bukan karena dia malas ataupun nakal seperti yang dipahami oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Semua itu disebabkan oleh gangguan kesulitan belajar (disleksia) yang cukup terlambat diketahui baik oleh sekitarnya.

Berdasarkan hal di atas, makna mitos yang ada dalam film Taare Zameen Par, munculnya anggapan bahwa keluarga yang ideal dan sukses dapat dinilai dalam suatu sistem yang didalamnya memiliki serangkaian aturan, dengan berbagai batasan untuk masing-masing subsistem yang ada didalamnya. Subsistem merupakan unit yang ada dalam sebuah sistem yang secara keseluruhan memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda.

 Hal yang perlu ditekankan adalah kejelasan atas batasan dari masing-masing subsistem guna menciptakan keluarga yang berfungsi secara efektif dan dapat bertumbuh bersama. akna mitos yang lainnya, mengikuti perintah orangtua, belajar dan membuat prestasi = cerdas, pintar dan sukses. Sehingga muncul sebuah kesimpulan bahwa anak yang suka membantah orang tua, malas belajar, mendapatkan nilai ujian yang jelek = nakal, bodoh, tidak sukses. Padahal Setiap anak lahir dengan membawa berbagai keunikan tersendiri. Mereka memiliki impian dan ketertarikan yang berbeda. Dan, tentu tidak sama dengan orang lain termasuk orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya. Entah karena lupa, tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup, atau bahkan karena sikap egois yang ada pada orang tua, sehingga mereka sering tidak mau tahu dengan apa yang dirasakan oleh anak-anaknya.

Oleh karenanya, masih banyak orang tua yang meminta dan menuntut anak-anak mereka bisa mencapai dan menjadi apa yang dapat diraih oleh orang lain secara umum Mitos lainnya mengenai realitas dalam praktik pendidikan yang terjadi di sekolah, tidak jauh berbeda dengan yang terjadi dalam keluarga. Segala macam disiplin dan aturan yang ketat serta hukuman yang keras akan dapat membuat siswa menjadi anak yang penurut. Belum lagi dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar, banyak dari mereka yang kurang bisa mendengarkan pendapat yang datang dari para siswa Adegan saat kepala yayasaan menjelaskan tentang aturan yang ada di sekolah asrama Gambaran ini seolah ingin menegaskan bahwa guru adalah pihak yang paling tahu dalam proses pembelajaran. Zaman telah berubah, sumber informasi ada di mana-mana dan dapat dijangkau dengan mudah oleh anak-anak. Oleh sebab itu, anggapan yang demikian sangatlah tidak tepat. Proses belajar bisa terjadi dengan pola interaksi dan komunikasi yang timbal balik antara gurudengan siswa, maupun siswa dengan guru. Pertukaran informasi itulah, yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan siswa.

Teknik Pembuatan Film:

Sutradara: Amole Gupte

Skenario: Amole Gupte

Musik: Pritam Chakraborty

Sinematografi: Avik Mukhopadhyay

Penyuntingan: Pooja SharmaFilm "Taare Zameen Par" menggunakan berbagai teknik pembuatan film yang efektif untuk menyampaikan pesanny Penggunaan warna: Film ini menggunakan warna-warna cerah dan ceria untuk menggambarkan dunia Ishaan yang penuh dengan imajinasi.

Penggunaan musik: Musik yang indah dan menyentuh hati digunakan untuk memperkuat emosi dalam film.

Penggunaan sinematografi: Sinematografi yang indah digunakan untuk menangkap keindahan dunia Ishaan dan perasaannya.

 Penggunaan akting: Akting yang natural dan emosional dari para aktor, terutama Darsheel Safary sebagai Ishaan, sangatla memukau

EVALUASI KRITIS

Kelebihan Film, Film Tare Zameen Par Film ini sangat baik untuk ditonton bagi para Pendidik maupun orang tua.Di dalam film ini kita bisa melihat bahwa setiap anak itu terlahir dengan bakat, kemampuan, mimpi, dan keberuntungan masing-masing. Ketika seorang anak tidak mampu melakukan sesuatu, kita sebagai orang tua maupun pendidik juga harus peka, kenapa dan apa alasannya anak tersebut tidak mampu, dalam artian, anak tersebut tidak mampu karena malas atau memang keterbatasan kemampuannya. Film ini juga berpesan kepada kita selaku pendidik maupun orang tua dalam mendidik anak, tidak seharusnya terlalu keras atau kasar, karena anak yang masih dalam perkembangan itu membutuhkan motivasi dan didikan yang memang menyenangkan bagi mereka. Karena jika mereka mendapat didikan terlalu kasar atau keras itu akan sangat berpengaruh terhadap mental dan jiwa anak karena anak akan takut dan tertekan untuk belajar. Kita harus tahu dan mengerti, bagaimana caranya agar anak merasa nyaman dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, dan juga sejauh mana atau sampai dimana kemampuan anak ini dalam memahami atau menerima sesuatu. Adakalanya anak tidak mampu bukan karena dia malas atau tidak mau berusaha, tapi bisa jadi dia memang terlahir seperti itu, atau hanya sampai disanalah kemampuannya, dan kita sebagai pendidik maupun orang tua harus mengerti hal itu.

 Kekurangan Film Film, Tare Zameen Par Adapun kelemahan dari film Taare Zameen Par ini adalah kurang jelas dalam menggambarkan metode pembelajaran yang diterapkan pendidik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya anak dengan gangguan disleksia. Metode pembelajaran hanya digambarkan secara sekilas dan kurang mendalam. Penggambaran metode pembelajaran hanya dalam adegan yang singkat dan tidak diperjelas menggunakan dialog, sehingga kurang jelas informasi mengenai metode pembelajaran dalam film ini. Jadi film Taare Zameen Par ini kurang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai langkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran tersebut.

Film "Taare Zameen Par" telah memberikan dampak yang signifikan bagi para audiens. di berbagai aspek, termasuk:

Peningkatan Kesadaran tentang Disleksia:

  • Film ini telah meningkatkan kesadaran tentang disleksia dan tantangan yang dihadapi anak-anak disleksia di seluruh dunia.
  • Orang tua dan guru menjadi lebih memahami disleksia dan bagaimana cara membantu anak-anak yang mengalaminya.
  • Masyarakat umum menjadi lebih toleran dan menerima terhadap anak-anak yang berbeda.

Dukungan bagi Anak-anak Disleksia:

Film ini telah mendorong banyak orang untuk mencari diagnosis dan dukungan untuk anak-anak mereka yang mungkin mengalami disleksia.

Sekolah dan organisasi telah mengembangkan program dan layanan yang lebih baik untuk membantu anak-anak disleksia.

Anak-anak disleksia merasa lebih terinspirasi dan percaya diri untuk mencapai potensi penuh mereka.

Perubahan Sikap terhadap Pendidikan:

Film ini telah memicu diskusi tentang perlunya sistem pendidikan yang lebih inklusif dan akomodatif terhadap kebutuhan anak-anak yang berbeda.

Guru didorong untuk lebih memahami dan sensitif terhadap gaya belajar yang berbeda.

Orang tua menjadi lebih terlibat dalam pendidikan anak mereka dan menuntut sistem pendidikan yang lebih baik

KESIMPULAN

Pendidikan karakter pada anak sangat penting karena berkaitan erat dengan psikis atau kejiwaan individu. Pendidikan karakter melibatkan pembelajaran nilai-nilai positif seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan keimanan. Anak pada usia Sekolah Dasar membutuhkan perhatian khusus karena mereka sedang dalam masa perkembangan karakter. Karakter anak bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan dapat dibentuk sejak dini. Orangtua dan guru perlu mengetahui karakteristik dan kebutuhan anak SD agar dapat memberikan pendidikan yang tepat. Film Taare Zameen Par menghadirkan nilai-nilai karakter seperti religius, disiplin, kerja keras, dan banyak lagi.

Pendidikan karakter dalam Islam merupakan internalisasi nilai-nilai adab ke dalam diri pelajar, berdasarkan konsep keimanan. Kegagalan pendidikan karakter sering kali disebabkan oleh minimnya nilai keimanan dan konsep adab yang diajarkan. Pentingnya hubungan komunikasi antara ayah dan anak dalam pembentukan karakter anak juga disorot, di mana ibu memberikan perlindungan dan keteraturan, sementara ayah membantu dalam eksplorasi dan tantangan. Dialog dan komunikasi dalam dinamika keluarga tradisional juga perlu ditingkatkan untuk memahami bakat dan minat anak dengan lebih baik.

Dalam refleksi pribadi, pentingnya keberanian, kepercayaan diri, dukungan, dan kejujuran dalam menghadapi masalah menjadi poin utama yang dipelajari dari film ini. Protagonis utama, Ishaan Awasthi, menunjukkan bagaimana dengan keberanian dan kepercayaan diri, seseorang dapat mengatasi masalah dan mencapai tujuan. Selain itu, film juga menekankan betapa pentingnya dukungan dan perhatian dari orang lain dalam proses mencapai tujuan.

Melalui pengalaman menonton film ini, penonton seperti saya merasa terinspirasi dan lebih siap menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Film ini juga memberikan pelajaran bahwa menghadapi masalah dengan kejujuran dan keberanian adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian, film ini tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga memberikan pesan moral yang mendalam bagi para penontonnya. Menonton film ini membuka mata saya akan pentingnya nilai-nilai seperti keberanian, kepercayaan diri, dukungan, dan kejujuran dalam menghadapi kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun