Mohon tunggu...
Raden Ridwan Hasan Saputra
Raden Ridwan Hasan Saputra Mohon Tunggu... -

Presiden direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Tentang KPM, bisa kunjungi website www.kpmseikhlasnya.com. Selain itu, berbagai pemikiran saya, juga saya tuangkan dalam ridwanhs.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi Mental Tidak Akan Tuntas Jika Tidak Ada Revolusi Cinta Indonesia

4 Juni 2016   16:37 Diperbarui: 4 Juni 2016   16:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika direnungkan lebih mendalam berkembangnya mini market ke berbagai kampung hanya menguntungkan segelintir orang saja khususnya yang menjadi pemilik mini market, bahkan pemilik mini market bisa menjadi termasuk salah satu orang terkaya di Indonesia. Mini market yang berkembang sekarang ini bisa jadi sebagai alat untuk menjual barang-barang yang merupakan produk luar negeri, ketika kepemilikan minimarket ini dimiliki oleh Asing dan hal itu sangat mungkin terjadi. Begitu juga untuk Mall-mall besar, banyak mall-mall besar tersebut merupakan cabang dari luar negeri. Artinya keuntungan yang diperoleh akan mengalir ke luar negeri. Bentuk Revolusi Fisik dalam masalah ini diantaranya (1) Melarang perkembangan mini market sampai ke kampung-kampung dengan cara tidak mengeluarkan ijin operasional mini market, seperti kasus di kota padang (2) Mengembangkan koperasi serba usaha di setiap kampung yang bentuk outletnya seperti mini market. Koperasi tersebut milik bersama dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakatpengelolaannya bisa di level kabupaten/kota (3) Membuat pasar tradisionallebih baik dari sisi kebersihan, keamanan, kenyamanan dll, supaya masyarakat berminat untuk  berbelanja di di pasar tradisonal, sehingga pedagang kecil tetap hidup. (4) pemerintah mewajibkan agar para pegawai negeri untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional agar pasar tradisional bisa maju dan berkembang. 

Cinta Indonesia : Antara makanan cepat saji luar negeri dan dalam negeri

Saat ini, dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat perkotaan tentu sudah sering mendengar makanan cepat saji yang berbasis ayam goreng. Perkembangan makanan cepat saji ini sangat luar biasa hingga hampir di setiap kota dan kabupaten ada makanan cepat saji jenis ini. Makanan cepat saji yang berasal dari amerika tersebut berkembang cepat karena mempunyai sistem manajemen yang modern. Selain makanan cepat saji dari Amerika, ternyata makanan cepat saji dari jepang, korea dan Cina pun sudah masuk dan cepat berkembang di  Indonesia. Dibuktikan dengan banyaknya outlet makanan cepat saji tersebut di Indonesia.  Jika pemerintah  tidak waspada produk makanan cepat saji ini bisa menggeser rumah makan seperti restoran-restoran yang berbasis makanan lokal. Seperti hal nya Mall dan mini market, bisa jadi akan ada produk makanan siap saji asing yang akan menghantam pedagang makanan level warteg dan warung makan kaki lima. Tanda-tanda menuju ke arah sana sudah mulai terlihat. Jika restoran-restoran dan warteg yang berbasis makanan lokal tutup, maka akan berdampak pada berkurangnya permintaan bahan makanan yang merupakan produk pertanian dan peternakan dalam negeri. Hal ini akan berdampak pula pada nasib para petani di desa-desa.

Urusan makanan kembali kepada masalah selera, tetapi urusan selera jangan sampai melupakan rasa nasionalisme, melupakan nasib bangsa sendiri. Oleh karena itu perlu ada sebuah gerakan bersama untuk mencintai makanan dalam negeri. Bentuk Revolusi Fisik dalam masalah ini diantaranya (1) Sehari dalam 1 minggu ada gerakan  membeli makanan lokal bagi yang biasa membeli makanan cepat saji luar negeri (2) Mewajibkan instansi pemerintah jika ada kegiatan harus makan di restoran lokal (3) Mengurangi ijin gerai-gerai makanan cepat saji dari luar negeri, (4) Mendorong perbaikan manajerial dan kebersihan dari restoran khas indonesia. 

Cinta Indonesia : Antara Import dan Export produk

Saat ini di Indonesia banyak produk yang merupakan barang import seperti   beras import,  sapi import,  garam import, dll. Padahal barang-barang tersebut seharusnya Indonesia tidak perlu import. Begitu pun mendengar bahwa Indonesia akan import kapal laut, import kereta api, import pesawat terbang. Padahal katanya Indonesia mempunyai industri strategis yang berhubungan dengan itu seperti PT PAL, PT KAI dan PT DI yang berhubungan dengan ketiga jenis trasportasi tadi. Di situasi saat ini sangatlah sulit bagi pemerintah untuk mengajak rakyat mencintai produk dalam negeri sementara pemerintah lebih banyak memilih import daripada menggunakan produk dalam negeri.

Jika dilihat dari sisi hukum ekonomi, import dilakukan ketika ketersediaan barang di dalam negeri kurang, tetapi pertanyaannya apakah memang produk itu tidak tersedia di dalam negeri? Atau hanya permainan mafia. Sudah terjadi beberapa kasus dimana suatu produk di dalam negeri melimpah sampai harganya jatuh di tempat asalnya, tetapi di daerah perkotaan harga produk tersebut tinggi sehingga pemerintah harus melakukan import. Bentuk Revolusi Fisik dalam masalah ini diantaranya (1)  pemerintah membeli produk petani dengan harga normal dan menjual kembali kepada masyarakat untuk menyeimbangkan harga. Kebijakan ini akan membuat petani bergairah bercocok tanam sehingga tidak ada petani yang beralih profesi dan menjual tanahnya untuk jadi perumahan. Seperti yang terjadi sekarang ini. (2) pemerintah memesan kereta api, pesawat dan kapal laut kepada industri dalam negeri walaupun tidak  begitu canggih tapi akan membuat industri dalam negeri hidup dan berkembang. Mulai lah mencintai produk dalam negeri walaupun itu tidak secanggih produk luar negeri. Jika pemerintah bisa melakukan ini, maka himbauan pemerintah agar rakyatnya menggunakan produk dalam negeri pasti akan dituruti rakyat, karena bagi rakyat adalah pemerintah bisa membuat rakyat nyaman.

Cinta Indonesia : Mudik Nasional sebaiknya di hari raya Idul Adha bukan Idul Fitri

Sub Judulini sepertinya tidak berhubungan dengan tema, tetapi ide dalam sub judul ini bisa membuatIndonesia jauh lebih baik. Umat Islam mempunyai dua hari raya yaitu hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri. Setiap tahun umat islam melakukan mudik secara nasional yaitu ketika akan merayakan Idul Fitri. Jika di perhatikan, ketika umat islam melakukan mudik menjelang hari raya idul fitri banyak hal-hal yang tidak pas dengan semangat bulan ramadhan diantaranya (1) banyak umat islam yang mudik tidak melaksanakan ibadah puasa dengan alasan dalam melakukan perjalananan. (2) Pada sepuluh hari terakhir bulan puasa yang penuh adalah pasar dan mall karena umat islam berbelanja baju baru dll untuk persiapan mudik. Padahal seharusnya di sepuluh hari terakhir umat islam haruslebih rajin beribadah. (3) Bermaaf-maafan dengan handai tolan di kampung halaman yang sudah jarang beriteraksi, padahal keseharian  berbuat dosa tentunya dengan teman-teman di tempat kerja dan tetangga. Seharusnya bermaaf-maafannya dengan teman di tempat kerja dan tetangga terlebih dahulu . Hal  yang paling penting adalah akibat budaya mudik di hari raya Idul Fitri, pesan dari adanya bulan ramadhan dalam rangka menjadi umat yang beriman dan bertaqwa menjadi tidak berbekas di mayoritas penduduk indonesia,. Dampaknya kondisi bangsa indonesia tetaplah terpuruk seperti sekarang ini.

Kondisi ini harus segera diubah jika indonesia ingin maju. Bentuk Revolusi Fisik dalam masalah ini adalah mengubah jadwal mudik nasional yang awalnya di hari raya Idul Fitri menjadi hari raya Idul Adha. Hal ini bisa diwujudkan dengan cara pemerintah hanya memberikan libur 1 hari di hari Idul Fitri saja dan memberikan libur panjang misalnya selama 10 hari di hari raya Idul Adha. Dampak positif yang dirasakan jika hal ini dilakukan adalah umat islam di bulan ramadhan akan fokus beribadah sampai di sepuluh hari terakhir. Jika mayoritas umat islam melaksanakan hal tersebut akan berdampak sangat positif dalam perkembangan bangsa. Karena kondisi mental dankeimanan  umat Islam selalu mengalami perbaikan setelah memasuki bengkel perbaikan akhlak selama 1 bulan. Jika kondisi umat Islam baik maka kondisi indonesia akan baik karena umat islam mayoritas. Keuntungan lain jika mudik di hari raya idul adha, maka umat islam akan berkurban di kampung halamannya masing-masing. Hal ini akan sangat membantu orang-orang yang ada di kampung khususnya orang-orang yang tidak mampu. Sehingga mudiknya memberikan manfaat tidak hanya untuk keluarga juga masyarakat sekitar. Jika kurban banyak dikampung akan memberi dampak pada para peternak di kampung, karena harga kambing atau sapinya bisa lebih tinggi di bandingkan dijual kepada pedagang musiman. Hal ini akan sangat membantu perekonomian masyarakat di kampung. Mudik di hari raya idul adha ini pun akan mengurangi penjualan kambing dan sapi di pusat-pusat kota oleh pedagang musiman  yang kadang bisa mengganggu lalu lintas. Sesungguhnya akan banyak manfaat jika hal ini diterapkan.

Sudahkah anda memberi makan serigala hari ini ? (Wujud Cinta Indonesia-kah ?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun