Mohon tunggu...
RIDWAN ARDIANSYAH
RIDWAN ARDIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

To be strong and invicible~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memperkokoh Pendidikan: Memutus Rantai Kekerasan dalam Dunia Pendidikan Melalui Sinergisme

22 Januari 2024   07:30 Diperbarui: 22 Januari 2024   08:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui kegiatan interaksi dengan anggota keluarga, seperti kepada orang tua dan saudara telah mengajarkan anak bagaimana bersosial dan berinteraksi sebelum mereka terjun ke masyarakat. Nilai-nilai sosial tumbuh dan lahir dari pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak. 

Orang tua sebagai guru, panutan dan pemberi teladan serta penuntun dan anak sebagai pemelajar sekaligus peniru. Oleh sebab itu, karakter anak lahir sesuai dengan lingkungan keluarga mereka. Sehingga kasus-kasus kekerasan tidak akan terjadi apabila orang tua mampu mendidik dan membangun karakter anak secara positif dan berkesinambungan.

Selain keluarga, seorang anak akan terjun di masyarakat sebagai makhluk sosial. Hubungan relasi anak dengan teman dan tetangga juga memberikan pengajaran dalam hal bersosial untuk menentukan nilai-nilai sosial yang didapatkan. 

Masyarakat lahir atas interaksi dan hubungan antar individu yang hidup bersama dan berdampingan dalam satu wilayah tertentu. Di dalamnya terdapat budaya sebagai pembentuk identitas masyarakat tersebut dengan menjunjung tinggi nilai luhur adat istiadat yang berlaku. Karakter anak juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dengan pembiasaan yang berlaku. 

Misalnya, apabila anak terlahir di lingkungan masyarakat pemabuk, maka tidak menutup kemungkinan anak tersebut akan menjadi pemabuk juga, dan begitu sebaliknya apabila anak terlahir pada lingkungan masyarakat yang positif, maka nilai-nilai positi akan mereka dapatkan dan menentukan pola pikirnya. 

Contoh lainnya seperti di kota-kota besar seperti Jakarta, aktivitas tawuran marak terjadi karena beberapa kampung yang ada di Jakarta lumrah melakukan aksi tawuran antar kampung. Hal ini menjadi contoh buruk bagi anak, sehingga muncullah kasus tawuran pelajar yang kadang memakan korban jiwa.

Sehingga dapat kita sepakati bahwa pembentukan karakter pada anak atau siswa dimulai dari keluarga sebagai lingkungan pertama anak mengenal dunia. Orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya tentu harus memiliki kapabilitas yang mumpuni supaya anaknya menjadi generasi yang dapat diandalkan di masa depan. Sekolah dan guru juga harus mampu bersinergi demi keberhasilan anak atau siswa mereka supaya nilai-nilai luhur tetap terjaga dan dapat diturunkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun