[caption id="" align="aligncenter" width="478" caption="Buku Jokowi (Bukan) Untuk Presiden (Kompasiana.com)"][/caption]
Siapa Presiden RI yang akan terpilih pada tahun 2014 ini? Pertanyaan ini semakin mengemuka menjelang Pemilihan Presiden yang di gelar pada 9 Juli 2014.
Saat ini beberapa nama telah di deklarasikan sebagai calon presiden (Capres) oleh partai politik, diantaranya Aburizal Bakri dari Partai Golkar, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Wiranto dari Partai Hanura, Hatta Rajasa dari PAN, Yusril Ihza Mahendra dari PBB dan terakhir Joko Widodo atau Jokowi telah di-Capres-kan oleh PDI Perjuangan.
Selain itu, beredar juga nama Dahlan Iskan dan Anis Baswedan sebagai peserta konvensi Capres Partai Demokrat, Mahfud MD, Yusuf Kalla dan Rhoma Irama yang digadang-gadang akan diusung oleh PKB serta Ahmad Heryawan, Anis Matta dan Hidayat Nurwahid Capres dari PKS.
Dari beberapa nama Capres yang beredar, Elektabilitas Jokowi ‘tak tertandingi' dalam berbagai survei jika Pilpres dilaksanakan hari ini.
Dengan kepopuleran dan elektabilitasnya yang tinggi, apakah benar Jokowi akan menempati kursi RI-1 pada 2014 ini?
Kepopuleran Jokowi disebabkan prestasi kerjanya selama menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta yang secara masif diliput oleh media massa. Kemudian, penampilannya yang sederhana dan merakyat mampu memikat banyak orang untuk mendorongnya jadi salahsatu Capres. Lalu ada faktor lainnya yang membuat Jokowi diharapkan 'Wong Cilik", yakni ada sebagian masyarakat yang mempercayai Jokowi sebagai Satria Piningit.
Mari kita bahas peluang Jokowi ini dari sisi kajian Non-Post Modern. Saya belum yakin jika Jokowi akan menjadi presiden tahun ini. Meski Gubernur DKI Jakarta itu unggul di semua survei, namun, itu bukanlah jaminan Jokowi bisa menang dalam Pilpres medatang, apalagi jika ramalan Ronggo Warsito dan Wangsit Siliwangi tepat.
"Benarkah Satria Piningit itu Jokowi? Mari kita simak ramalan Raden Ngabehi Ronggo Warsito, pujangga besar tanah Jawa yang hidup pada era Kasunanan Surakarta abad 18.
Menurutnya, ada tujuh satrio sebagai tokoh yang memerintah wilayah seluas wilayah eks kerajaan Majapahit ini. Tujuh tokoh tersebut adalah Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.
Ada pihak yang menafsirkan ke-tujuh Satrio sebagai berikut :
Pertama, SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO. Pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu tradisi penjara, kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama RI. Berkuasa tahun 1945-1967.
Kedua, SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR. Tokoh pemimpin berharta dunia (Mukti), berwibawa dan ditakuti (Wibowo), namun dirinya dilekatan dengan segala kesalahan dan bernasib buruk (Kesandung Kesampar). Ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua RI dan pemimpin Rezim Orba yang sangat ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
Ketiga, SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR. Tokoh pemimpin yang diangkat (Jinumput) tetapi hanya dalam masa transisi atau sekedar menyelingi (Sumela Atur). Ditafsirkan BJ Habibie Presiden Ketiga RI. Berkuasa tahun 1998-1999.
Keempat, SATRIO LELONO TAPA NGRAME. Tokoh pemimpin yang suka mengembara/ keliling dunia (Lelono) juga mempunyai jiwa rohaniawan dan kontroversial (Tapa Ngrame). Ditafsirkan KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dus, Presiden Keempat RI. Berkuasa tahun 1999-2000.
Kelima, SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH. Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Ditafsirkan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI. Berkuasa tahun 2000-2004.
Keenam, SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO. Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong) dari menteri menjadi presiden dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju puncak zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Ditafsir SBY. Presiden SBY akan berhasil melewati semua tantangan bangsa jika mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Pemimpin Ketujuh SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.
SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU dinilai tokoh pemimpin sangat relijius yang digambarkan resi begawan (Pinandito/ ulama) yang rendah hati, memimpin atas dasar bimbingan syariat Allah SWT (Sinisihan Wahyu).
Jika merujuk pada tafsir ramalan ini, seharusnya yang akan menjadi Presiden pengganti Susilo Bambang Yudhoyono adalah seseorang yang sangat religius. Menurut Ronggo Warsito, Satria Piningit yang akan menjadi Presiden mendatang adalah seorang pemimpin yang religius, rendah hati dan memimpin atas dasar Syariat Islam (Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu). Apakah dalam diri Jokowi ada sifat Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu ?
Kita semua mengetahui Jokowi diusung PDI-P yang dikenal sebagai partai kaum nasionalis dan abangan yang memiliki pendukung fanatik. Secara individu, spritualitas Jokowi biasa saja, tidak terlalu religius bahkan cenderung abangan. Tidak ada sifat santri yang melekat pada diri Jokowi.
Kalau benar ramalan Roggo Warsito, tanpa mendahului takdir Allah SWT, seharusnya yang menjadi Presiden tahun 2014 adalah dari kalangan santri seperti Capres dari Partai Islam atau tokoh religius lainnya.
Ada beberapa nama Capres yang beredar dari Partai Islam diantaranya, Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Heryawan, Anis Matta dan Hidayat Nur Wahid. Sedangkan tokoh yang terkenal religius namun belum di usung partai politik adalah Yusuf Kalla dan Mahfud MD.
Dari beberapa nama tersebut, peluang terbesar jadi 'kuda hitam' berasal Partai Islam dengan kader dan massa yang militan, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya prediksi, PKS suaranya akan meningkat dalam pemilu legislatif mendatang dan masuk tiga besar.
Walaupun tahun 2013 PKS mengalami 'tsunami politik' namun bisa cepat bangkit kembali. Hal ini bisa terlihat dalam kampanye perdana PKS di DKI Jakarta yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada hari Minggu (16/03), yang dihadiri ratusan ribu kader dan simpatisannya. Kader dan simpatisan PKS berhasil memutihkan GBK.
Dengan modal suara diatas 20%, PKS bisa ajukan Capresnya sendiri, jika kurang dari 20% bisa berkoalisi dengan poros tengah atau partai lainnya.
Dari tiga Capres PKS yang beredar, Ahmad Heryawan layak dipilih menjadi Capres PKS. Selain sudah teruji kepemimpinannya di Jawa Barat, Ahmad Heryawan memiliki sifat Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Ahmad Heryawan memiliki ciri-ciri yang melekat sebagai Satrio Piningit tersebut. Kedatangan Satria Piningit berdarah Pasundan juga sudah diramalkan oleh Maharaja Padjadjaran, Prabu Siliwangi melalui sebuah wangsit yang di kenal dengan Wangsit Siliwangi. Menurut Siliwangi, Satria Piningit berikutnya berasal dari Tanah Pasundan.
Lantas, apakah Anda percaya ramalan ini? Terlepas percaya atau tidak, ini hanyalah sekadar ramalan yang belum dipastikan kebenarannya.
Update: Jokowi akhirnya terpilih menjadi Presiden RI, dan telah dilantik pada 20 Oktober 2014. Apakah Jokowi Satria Piningit itu, atau Ratu Adil sebenarnya masih disembunyikan?
Baca juga :
Kontrak Karya Freeport Tidak Diperpanjang, NKRI Terancam Bubar?
Tentara, Politik dan Isu Kudeta
Pilkada: Proses Demokrasi yang Melahirkan Oligarki
Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Saran dari IMF?
Analisis Marxis Tentang Islam Politik
Dari Tun Abdul Razak ke Najib Razak, Lompatan Besar Mahathir dan Relasi Sosial di Malaysia
Radikalisme Islam bukan Produk Impor, tapi "Home Ground"
Detik-detik Menentukan Perubahan Piagam Jakarta
Kelompok Syiah Rencanakan "Revolusi" Tahun 2018?
Jokowi SalahSatu Pemimpin Muslim Terkuat, tapi "Lembek" Soal Konflik di Suriah
Konflik Yaman, Perang Terselubung Arab Saudi-Iran
HTI Tidak Mengakui ISIS Sebagai Negara Islam
Perceraian Kang Jalal, Allah Pecah-Belah Rencana Makar Syiah di Indonesia
Lembaran Putih Petisi 50, Mengingat Kembali Tragedi Tanjung Priok 1984
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H