Pantas saja dulu handphone milik ayah selalu lebih jelek dari pada miliku, pantas saja dulu ayah tidak melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar doktor, pantas saja dulu barang-barang ayah selalu lebih jelek dari pada barang-barangku. Sekarang aku paham, itu semua dia lakukan karena ingin memberikan kehidupan yang layak untuk keluarganya, meski harus mengorbankan dirinya dan menunda bahkan menginjak impiannya sendiri.
Mungkin itulah yang saat ini dirasakan oleh Fadil, dia merasa harus bertanggung jawab untuk mengeluarkan kedua orang tuanya dan Bang Fajri dari kehidupan yang sekarang, tapi disisi lain dia juga harus memberikan kehidupan yang layak juga untuk anak istrinya. Dengan penghasilan yang tidak cukup besar dia berusaha untuk memberikan bulanan kepada kedua orang tuanya meski tak terlalu banyak tapi dia sudah berusaha yang terbaik.
Pengorbanan yang cukup besar dari Fadil, andai aku menjadi dia mungkin aku tidak sanggup memikul beban seberat itu. Namun, Tuhan mempercayakan itu semua kepadanya dan yakin bahwa dia bisa melewati semua ini.
"Dil, mungkin Allah mau angkat derajat lu" aku bergumam.
Ketika Tuhan sudah mencintai hambanya, maka yang pertama akan diberikan adalah ujian, karena itu adalah bentuk cinta Tuhan kepada hamba-Nya. Dengan memberikan ujian maka seorang hamba akan terus melangitkan doa kepada sang pencipta untuk dimudahkan segala urusannya, secara tidak langsung hal tersebut membuat hubungan antara Tuhan dengan seorang hamba semakin baik, dan Tuhan sangat menyukai hal itu. Ketika seorang hamba sudah dekat dengan-Nya dan mendapatkan cinta-Nya maka sebesar apapun masalah yang dihadapi akan terasa ringan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI