Haha, lucu juga kalimat itu "Tapi jurnalistik nggak pernah paham saya,". Memang jurnalistik itu manusia? Mau nyuruh jurnalistik paham sama kita.
Jika ingin orang lain atau jurusan memahami kita, yang seharusnya paham duluan itu yaa kamu. Ini rumus dari Dale Carnegie, "Sebelum ingin dipahami, coba pahami orang terlebih dahulu,".
Tapi ada benarnya juga, "Memahami jurnalistik". Iya jadi, teman-teman saya dikelas kan dinyatakan lulus di jurnalistik, yaa nggak mungkin dong lulus di jurnalistik, terus masuk di kelas ilmu komunikasi, pasti jurnalistik bukan.
Nah maksud saya begini, karena terlanjur disini, yaa mau tidak mau harus stay here.
Yang harus dilakukan tinggal mendalami jurnalistik itu sendiri. "Bagaimana mendalaminya, tipsnya gimana, kamu bisa ngomong doang dhoo,".
....
Oke saya berikan kunci jawaban, tips pertama yang mesti dilakukan adalah memperbaiki tekad. Tekad itu semacam kemauan, jika ingin berubah agar mencintai jurnalistik, yaa harus "mau" dulu.
Jika langkah pertama selesai dilakukan, mari masuk ke tips dua. Tips kedua ini simpel banget, kuncinya cuma "Suka bertanya".
Kebiasaan bertanya jangan dianggap sepele, pengetahuan di dunia ini hampir semuanya dimulai dengan pertanyaan. Naah sama seperti jurnalistik, supaya teman-teman cinta dengan jurnalistik, ya harus rajin bertanya.
"Bertanyanya dimana dhoo?,". bertanya bisa dengan siapa saja, tapi tanyalah seseorang yang berhubungan dengan jurnalistik.
Misalnya kakak tingkat di jurnalistik, senior di Lembaga Pers Mahasiswa Ukhuwah, Kepala Prodi Jurnalistik, dosen-dosen kita, seperti, Ibu Yuli, Ibu Feny, Pak Darwin Syarkowi, Pak Imron, Pak Karerek dan yang lain.