Mohon tunggu...
Rido Nababan
Rido Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Hanya menuliskan pikiran dan perasaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek: Jin Lampu Kejepit Pintu

4 Desember 2024   15:28 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jin Lampu. (Sumber: freepik.com/frimufilms)

Jin Lampu Kejepit Pintu

by Rido Nababan

Alif, seorang pemuda lugu dan penasaran, menemukan sebuah lampu kuno di gudang rumahnya. Lampu itu terlihat usang dan berdebu, namun ada aura misterius yang terpancar darinya. Tanpa ragu, Alif menggosok lampu itu dengan keras.

"Aku akan mengabulkan tiga permintaanmu!" suara berat menggema di ruangan. Alif terlonjak kaget. Dari dalam lampu muncul sosok jin dengan jenggot putih panjang dan sorot mata yang tajam.

"Wow, beneran jadi jin!" seru Alif takjub. "Aku mau minta mobil sport, rumah mewah, dan..." Alif berpikir sejenak, "dan... uang sebanyak-banyaknya!"

Jin itu mengangguk. "Permintaanmu akan segera terpenuhi."

Dengan sekejap mata, mobil sport mewah muncul di halaman rumah Alif. Begitu pula dengan rumah mewah yang megah dan tumpukan uang yang menggunung. Alif merasa seperti berada di dalam mimpi.

Namun, kebahagiaan Alif tak berlangsung lama. Ketika sedang asyik menikmati mobil sport barunya, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumah. Alif bergegas masuk dan mendapati jin itu terjepit di pintu kamar.

"Tolong! Aku kejepit!" teriak jin itu sambil meronta-ronta.

Alif dan asisten rumah tangganya, Mbok Sri, berusaha keras untuk mengeluarkan jin itu. Mereka mencoba menarik, mendorong, bahkan melumuri pintu dengan minyak, tapi tetap saja jin itu tidak bisa keluar.

"Kenapa bisa kejepit, sih?" tanya Alif heran.

"Aku tadi mau lihat-lihat kamarmu, tapi pas mau keluar, pintu tiba-tiba tertutup sendiri," jawab jin itu dengan kesal.

"Ya sudah, sabar ya, Pak Jin. Nanti saya panggil tukang kayu," kata Mbok Sri.

"Pak Jin? Kok panggilnya Pak Jin?" tanya jin itu heran.

"Ya, kan kamu jin," jawab Mbok Sri polos.

Jin itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. "Aku ini jin yang sakti mandraguna, kok dipanggil Pak Jin!"

Sementara menunggu tukang kayu datang, Alif dan Mbok Sri mencoba menghibur jin itu dengan bercerita. Jin itu ternyata sangat suka mendengarkan cerita rakyat Indonesia. Ia bahkan ikut menyanyi lagu daerah.

"Saya tahu lagu 'Rungkad'," kata jin itu tiba-tiba.

Alif dan Mbok Sri saling pandang heran. "Lagu apa itu?" tanya Alif.

"Lagu tentang cinta yang gagal," jawab jin itu sambil menyanyi dengan suara yang fals.

Akhirnya, tukang kayu datang dan berhasil mengeluarkan jin itu dari pintu. Jin itu langsung berdiri tegak dan mengeluarkan asap dari hidungnya.

"Terima kasih sudah menolongku," kata jin itu. "Sebagai tanda terima kasih, aku akan mengabulkan satu permintaanmu lagi."

Alif berpikir sejenak. "Aku ingin kamu menjadi temanku," katanya.

Jin itu tertawa terbahak-bahak. "Aku ini jin, bukan teman bermainmu!"

"Tapi kamu kan sudah jadi bagian dari keluarga kita," kata Alif.

Jin itu terdiam. Ia terkesan dengan ketulusan Alif. "Baiklah, aku akan menjadi temanmu. Tapi ingat, jangan pernah meminta hal yang aneh-aneh lagi."

Sejak saat itu, jin itu sering berkunjung ke rumah Alif. Mereka sering bermain bersama, bercerita, dan bahkan memasak bersama. Jin itu ternyata sangat suka makan rendang.

Suatu hari, Alif bertanya kepada jin itu, "Pak Jin, kenapa kamu jadi kejepit pintu tadi?"

Jin itu tersenyum misterius. "Itu rahasia," jawabnya.

Alif hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ia tahu bahwa jin itu pasti punya alasan tersendiri mengapa ia ingin kejepit pintu.

Dan begitulah kisah Alif dan jin lampu yang penuh dengan kejutan dan kelucuan. Mereka membuktikan bahwa persahabatan bisa terjalin di mana saja dan dengan siapa saja, bahkan dengan seorang jin yang pernah terjepit pintu.

*Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun