Begitulah orang dengan Kecerdesan Emosional memahami sesuatu. Ia harus meresapi dan mengalami sesuatu dan mendapatkan kesan terdalam saat menjalaninya sehingga ia dapat memaknainya. Seseorang yang memiliki Kecerdasan Emosional memang tindak tercipta untuk mudah menghafal sesuatu yang sifatnya teoritis, namun bukan berarti dia tidak bisa memahaminya. Justru, ia mengawalinya dengan pemahaman lalu mencipta cara tersendiri untuk bisa menghafal suatu teori dengan gayanya sendiri.
Kecerdasan Feeling sistem operasi dominan otaknya terletak pada otak Limbik, dalam studi mengenai metodelogi pendidikan. Cara belajar terbaik bagi orang-orang dominan limbik adalah dengan cara membuat story teeling, atau menceritakan kembali suatu hal atau pelajaran. Sebab dengan menceritakan kembali, menjadikan seseorang seolah-olah mengalami pembelajaran itu sendiri dalam kehidupannya.Â
Bagaimana bisa...? Awalnya saya juga bertanya-tanya, tulisan ini pun saya buat berdasarkan pengalaman pribadi saya yang sifatnya pengalaman dan analisis. Lalu saya menemukan beberapa teori yang sejalan dengan pengalaman ini, akhirnya saya seolah mendapatkan dalil kebenaran mengenai ini.
Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti pelatihan untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan saya mengenai Konsep STIFIn. Dalam salah satu sesi pelatihan, para peserta yang terdiri dari beberapa orang ahli psikologi dan bimbingan konseling termasuk saya seorang mahasiswa manajemen semester awal diharuskan menghafal bagian-bagian otak manusia beserta fungsi atau kegunaannya.Â
Kami hanya diberi waktu kira-kira setengah jam untuk menghafal dan selanjutnya dipersilahkan maju ke depan ruang pelatihan untuk menjabarkannya.
Syok dong orang Feeling...? Tapi saya berusaha perlahan, bermodal mengetahui cara belajar orang Feeling, saya mulai dengan membaca susunan otak beserta kegunaannya seolah seperti orang yang sedang bercerita. Setengah jam kemudian, satu kelompok maju ke depan dan menjabarkan hasil hafalannya. Selanjutnya, saya awalnya hanya niat menemani seorang rekan lainnya untuk maju.Â
Namun malah mendadak menjabarkan hasil hafalan saya. Hasilnya, mungkin 98% berhasil. Hanya satu bagian otak saja yang saat itu tidak saya sebutkan dalam susunan otak manusia.
Pengalaman itu kembali menghantarkan diri saya untuk semakin dalam memahami diri saya sendiri. Bahwa meskipun diri saya terlahir bukan sebagai seorang penghafal yang baik, namun saya memiliki bakat lain yang dikaruniakan oleh Tuhan. Yaitu, bakat untuk memahami dan memaknai kehidupan ini secara lebih dalam dan menemukan makna yang ada di dalamnya. Sebagai seorang yang hangat dan mudah untuk berinteraksi dengan orang-orang, dan ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang dengan Kecerdasan Feeling.
Otak merupakan karunia Tuhan paling besar bagi manusia, ia menjadi Potensi Bawaan (Cetak Biru) yang dikarunai Tuhan kepada manusia.
Dengan sedikit pengalaman ini, kita tidak perlu mengkhawatirkan mengenai ketidakmampuan anak atau diri kita dalam menghafal sesuatu. Sebab, seperti yang saya katakan di atas. Bahwa setiap anak manusia terlahir berbeda dan istimewa. Percayalah, bahwa Tuhan Memberikan Karunia tak terbatas bagi setiap manusia, termasuk potensi-potensi berbeda yang istimewa pada tiap diri makhluk-Nya. Kenali diri, dan jalani kehidupan ini dengan penuh Cinta. Sebab tanpa Cinta, bahkan surga terasa seperti neraka.