Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koffie Drinken 9: Kegalauan Hatta

20 Juli 2020   13:16 Diperbarui: 20 Juli 2020   13:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun waktu pengajuan beasiswa sudah lewat, namun Tuan Duyvetter akan berusaha membantu Hatta untuk mendapatkan beasiswa tersebut. 

Ia akan menghubungkan Hatta dengan Tuan Z. Stovkis, Inspektur Perguruan Menengah dan mengatur janji untuk bertemu membicarakan mengenai beasiswa tersebut. 

Hatta mengenal Tuan Stovkis dalam suatu kunjungannya ke PHS untuk mengantarkaan Clemanceau, bekas Perdana Menteri Perancis yang di waktu itu terkenal sebagai "Le Tigre" dan "Le Pere de la Victoria", Bapak Kemenangan, kemenangan Perancis pada Perang Dunia I, 1914-1918.

Saat berjumpa dengan Tuan Stovkis, Hatta diminta menjelaskan alasannya ketelatannya mengajukan beasiswa tersebut. Maka Hatta menjelaskan duduk persoalan yang ia alami. 

Akhirnya ia menyarankan agar Hatta berangkat dahulu ke Rotterdam bersamaan dengan diurusnya beasiswa tersebut. Nanti ketika sudah berada disana, Hatta akan segera menerima beasiswa terugwerkende kracht, yang berlaku hingga tahun 1921.

Setelah itu Tuan Stovkis memberikan berbagai nasehat kepada Hatta terkait studinya, dan mengarahkan apa saja yang harus dijalani serta didalami oleh Hatta selama studi di Rotterdam, termasuk mempelajari kultur Barat.

Mak Etek Ayub (paling kiri) adalah salah satu dari Trio Minangkabau Penakluk Senen. Sumber: Pandji Poestaka
Mak Etek Ayub (paling kiri) adalah salah satu dari Trio Minangkabau Penakluk Senen. Sumber: Pandji Poestaka

Hatta mulai mempersiapkan berbagai hal, mulai dari Paspor, pakaian dingin yang akan ia gunakan ketika musim dingin di Eropa. Ia merencanakan akan kembali ke Sumatera Barat dahulu dan tinggal di sana selama sebulan, setelah itu baru berangkat ke Rotterdam menggunakan kapal dari Teluk Bayur. 

Waktu luangnya di Jakarta ia gunakan untuk menjenguk Mak Etek Ayub dan menyampaikan kabar keberangkatannya itu. Waktu berpamitan ke Percetakan Evolutie untuk pamitan dengan Kasuma St. Pamuntjak, ia meminta Hatta sesekali menulis karangan untuk Neratja. 

Sesuai dengan kesepakatan, Hatta akan menulis karangan dan ia akan menerima honor f 5 per kolom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun