WFP (World Food Programme) mendistribusikan makanan dan bahan pokok lainnya untuk pengungsi Rohingya yang berada di kamp-kamp pengungsi.
UNICEF juga memberikan dukungan khusus kepada anak-anak Rohingya, termasuk pendidikan, air bersih, dan fasilitas sanitasi.
Dukungan Politik dan Diplomatik:
PBB, melalui Dewan Keamanan PBB, menyuarakan keprihatinan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap Rohingya dan menyerukan penghentian kekerasan. Meskipun tidak ada tindakan yang sangat konkret dari Dewan Keamanan karena veto dari beberapa anggota tetap (terutama China dan Rusia), PBB terus mendesak pemerintah Myanmar untuk menghormati hak-hak Rohingya.
2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
WHO juga memainkan peran penting dalam memberikan bantuan kesehatan di kamp-kamp pengungsi. Mereka membantu menangani wabah penyakit, menyediakan fasilitas medis, serta mendukung pengungsi dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai.
3. Komunitas Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)
Bantuan Kemanusiaan: Negara-negara ASEAN, terutama Malaysia, Thailand, dan Indonesia, telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya yang masuk ke negara mereka.
Diplomasi dan Tekanan: Beberapa negara ASEAN seperti Indonesia telah berusaha mendiplomasikan Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai. Namun, dalam konteks ASEAN, penyelesaian masalah ini sering kali terhambat oleh prinsip non-intervensi dalam urusan domestik negara anggota.
Komunitas internasional dihadapkan pada ujian moral yang signifikan, mereka telah menjalankan tanggung jawab global dengan berupaya mengambil langkah konkret untuk menghentikan penderitaan dan memberikan perlindungan substantif bagi mereka yang kehilangan identitas, rumah, dan masa depan
Upaya Hukum Internasional