- Terapi Perilaku Kognitif: Mengadopsi terapi perilaku kognitif untuk merubah cara berpikir dan mindset individu terhadap nilai         waktu, membangun kesadaran akan pentingnya kedisiplinan.Â
- Manajemen Waktu Pribadi yang Baik: Menerapkan manajemen waktu pribadi dengan menggunakan metode yang sesuai seperti       bullet journal, agenda, atau kalender untuk membantu individu mengatur dan mengontrol penggunaan waktu mereka.Â
- Disiplin Diri: Membangun disiplin diri dari hal-hal kecil, seperti datang lebih awal dan patuh pada deadline, sebagai langkah awal      menuju kebiasaan tepat waktu.
Level Organisasi:
- Aturan Tegas dari Pimpinan: Pimpinan perusahaan atau institusi pendidikan dapat memberlakukan aturan yang tegas terkait          dengan kedisiplinan waktu, memberikan klarifikasi bahwa kebiasaan "jam karet" tidak diterima.Â
- Penggunaan Sanksi: Memberlakukan sanksi terhadap karyawan atau siswa yang sering terlambat sebagai upaya untuk                 meningkatkan tanggung jawab individu terhadap waktu.Â
- Reward untuk Tepat Waktu: Memberikan penghargaan atau reward bagi individu yang konsisten tepat waktu sebagai bentuk           apresiasi dan penguatan positif.Â
- Lingkungan Kerja yang Mendukung: Membangun lingkungan kerja yang kondusif, di mana nilai kedisiplinan waktu dijunjung tinggi   dan menjadi bagian dari budaya organisasi.
Level Masyarakat:
- Kampanye Nasional: Meluncurkan kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya disiplin   waktu, dengan menyajikan informasi dan fakta dampak buruk dari budaya "jam karet".Â
- Penyuluhan dan Sosialisasi: Melakukan penyuluhan dan sosialisasi sejak dini kepada anak dan remaja tentang dampak negatif dan     nilai positif dari kedisiplinan waktu.Â