c. Ahok memberikan Pengertian untuk partai Politik bahwa "didalam Politik Dinamika itu biasa" seharusnya dimaknai dengan tidak biasa - biasa. Kegaduhan antar kader seharusnya bisa selesai didalam Internal dan tidak semua berkompetensi untuk bicara namun beberapa orang yang telah diberikan kesempatan untuk bicara yang seharusnya berbicara.
d. Sementara partai politik hanya bisa menciptakan "kegaduhan" Masyarakat melakukan penilaian, siapa orang - orang yang sudah dinilai tak layak untuk dipilih kembali pada 2019 sebagai anggota legislatif.
3. Kampanye sesungguhnya, baru akan dimulai saat debat kandidat.
Bukan karena kemampuan berbicara dan berencana yang perlu diperhatikan disini, tapi kemampuannya untuk mengerjakan dan menentukan temo penyelesaiannya.
Jika berangan - angan nantinya Bakal Calon Gubernur yang ada bisa membuat semuanya bias, Ahok melakukan manipulasi Politik dengan mengangkat kepercayaan Bakal Calon lawannya sehingga Confidence dan menyuarakan psy war terlebih dahulu, untuk bikin ide, Proses Debat masih panjang, maka dari itu banyak pekerjaan yang bisa dipersiapkan tim sukses lawan untuk mencari kelemahan.
Namun untuk setiap kelemahan yang di publikasikan, ahok sudah mempunyai jawaban yang mengejutkan.
4. Pemilihan dan Sakit hati
Jahat sekali pada saat ini sudah memberikan justifikasi bahwa ahok akan menang kembali, namun janji - janji ketika Pilkada itu terjadi dan Ahok menang lagi bisa menyebabkan beberapa orang yang "sedang sakit" ketika berbeda dukungan sejak awal akan kembali sakit usai ahok dilantik kembali.
Namun bukan hanya ketika Ahok memenangi Pilkada lagi, Meskipun Ahok kalah, tidak akan ada yang pernah berhenti ketika Ahok diberi kesempatan untuk membantu presiden dengan jabatan Menteri apapun sebagai pembantu Presiden nantinya.
masih sakit kan ?
Jangan terlalu baper, artikel ini hanya opini, jauh dari Jakarta saya suka mengamati dinamika yang ada. Terimakasih salamÂ