4. Golkar – Hanura – PKB / alternatif Calon Gubernur DKI Jakarta (Adhyaksa Dault – Tantowi Yahya/ Aziz Syamsudin)
5. Calon Perseorangan Basuki Tjahaja Purnama – Heru
Tentunya Gambaran diatas merupakan analisa saya pribadi namun tidak menutup kemungkinan ini dibaca dan merubah pemikiran partai politik.
Saya pikir apa yang dilakukan pak Yusril cukup menarik dan cantik, tentunya dirinya tidak akan menggunakan masalah sumber waras sebagai bahan kampanye, ini kebodohan ketika menyerang dengan menggunakan “hal yang tidak pas”.
Bahasan Kedua, bahasan ini saya beri judul “Megawati Bukan Lagi Politisi” ini mungkin akan banyak orang bertanya dimana nalar saya, hehehe maaf saya hanya beropini dan beranalisa untuk dibagikan mejadi tulisan.
Megawati tau, ada Kadernya yang mencoba untuk “mengapresiasi dirinya dan dianggap mampu” sehingga banyak dibicarakan dan nantinya mendapat tawaran meskipun beberapa kali menyampaikan di media bahwa dirinya tidak menginginkan maju menjadi Gubernur DKI.
Hal senada juga dimanfaatkan kader yang lain untuk mempromosikan “nya” menjadi bagian dari “Political Marketing” yang menurut saya tidak akan laku, dan Bu Mega pasti hanya senyum.
Upaya Ahok untuk meng – ultimatum PDI Perjuangan membuat Megawati “berang” tapi kata siapa ?
Menurut pengamat Poltik di salah satu stasiun televisi yang ikut – ikutan mengatakan bahwa Megawati marah sebenernya dia tidak tau, tetapi mengaku tahu hehehehe orang saya sendiri juga tidak tahu kok pak, tapi saya mencoba untuk mengetahui.
Ahok ini unik dan juga bisa membuat nama PDI Perjuangan melambung pada 2019 mendatang bagaimana tidak, kerinduan PDI Perjuangan untuk mencalonkan Presiden pada 2019 mendatang bisa dengan mudah terjadi jika “Politis PDI Perjuangan tidak Gaduh”.
Gaduhnya Politisi PDI Perjuangan dengan menyebutkan “Deparpolisasi dan lain – lain bagi Kader PDI Perjuangan yang mengerti” mereka tidak akan banyak bicara, melainkan tersenyum menanggapi pernyataan – pernyataan Basuki di Media.