Mohon tunggu...
Riddho Pahlevi Wachid
Riddho Pahlevi Wachid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Personal Story Telling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Para Politisi Lama dan Baru Melucu, Nasdem dan Megawati Siapkan Strategi Jitu

11 Maret 2016   17:41 Diperbarui: 11 Maret 2016   18:22 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto Pelantikan Gubernur DKI Jakarta Sumber Gambar Hariannusantara.com"][/caption]

 

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 Siapa Diuntungkan ?

Pilihan Basuki Tjahaja Purnama untuk maju sebagai Bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 melalui jalur independen setidaknya, sedikit membuat politisi beberapa partai politik “melawak” secara mendadak.

Mereka yang mengerti pasti memilih diam dan tidak banyak untuk berbicara bagaimana proses cantik ini terus berjalan dengan baik.

Beberapa hal menurut saya pribadi ini menjadi hal unik dan menarik sehingga euphoria politik ini setidaknya bisa segera diakhiri sehingga media online maupun televise segera menghentikan membuat viral terkait Kursi DKI 1 pada 2017 mendatang lantaran banyak hal penting yang seharusnya menjadi pemberitaan seperti pekerjaan pemerintah di Indonesia Timur atau anak – anak bangsa yang sedang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa melalui banyak hal.

Untuk itu saya tertarik membuat beberapa analisa sederhana yang saya bagi menjadi 4 hal :

1.       Kepiawaian Yusril Ihza Mahendra membangun komunikasi

2.       Megawati bukan Lagi Politisi

3.       “Ambisi” Membangun Apresiasi

4.       Panen Kader Militan 2019

Tentunya ini pandangan saya secara pribadi, jika ada yang bertentangan saya mohon untuk juga diberi pencerahan mungkin ada argument atau opini atau mungkin analisa saya yang keliru.

Saya akan mulai dengan bahasan yang pertama :

Hal yang menarik ketika bakal calon Gubernur DKI Jakarta berembuk untuk mencalonkan diri sebagai “kandidat” Calon Gubernur DKI Jakarta, mendulang banyak opini bertebaran di media, sosial media dan juga televisi.

Sepak terjang Yusril Ihza Mahendra untuk kancah nasional tidak lagi akan dipertanyakan banyak piihak, namun banyak yang menduga bahwa Yusril akan menyerang Basuki Tjahaja Purnama dengan permasalahan sumber waras. Bahkan yang terbaru Roy Suryo ikut mengusulkan kasus yang dibahas yaitu permasalahan terkait stadion lebak bulus.

Upaya Yusril untuk berkomunikasi dengan Ahmad Dhani yang juga “diusulkan DPD PKB DKI JAKARTA untuk dimasukan dalam bursa Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang membuat saya sedikit beranalisa. Semakin jelas ketika Ahmad Dhani menyatakan mereka berempat Adhyaksa Dault, Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno termasuk Ahmad Dhani sudah berkomunikasi. Mereka sepakat untuk memilih salah satu lembaga survey yang kredibel untuk membuat survey dari keempatnya mana yang banyak dipilih dan memiliki elektabilitas dan acceptabilitas yang baik, akan didukung bersama.

Mohon maaf, saya tidak bermaksud mengkerdilkan seseorang namun, jika mereka sepakat demikian maka Survey secara otomatis mungkin akan menghasilkan atau mengeluarkan rilis sebagai berikut :

Asumsi Hasil Pertama

1.       Yusril Ihza Mahendra

2.       Sandiaga Uno

3.       Adhyaksa Dault

4.       Ahmad Dhani

Asumsi Hasil Kedua

1.       Yusril Ihza Mahendra

2.       Adhyaksa Dault

3.       Sandiaga Uno

4.       Ahmad Dhani

Yang pertama nama Yusril Ihza Mahendra secara otomatis secara Popularitas diatas ketiga kandidat yang ada, kedua acceptabillitas pak Yusril menurut saya lebih baik dibandingkan ketiga tokoh yang lain.

Hal ini mengerucutkan bahwa dukungan akan diberikan kepada Yusril Ihza Mahendra namun siapa Bakal Calon Wakilnya akan menentukan kekuatan mana yang akan benar – benar bertarung pada Pilkada 2017 mendatang

Komposisi Perolehan Kursi di DKI Jakarta

1.  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan perolehan sebanyak 28 kursi

2.  Partai Gerindra dengan perolehan sebanyak 15 kursi

3.  Partai Keadilan Sejahtera dengan perolehan sebanyak 11 kursi

4.  Partai Persatuan Pembangunan dengan perolehan sebanyak 10 kursi

5.  Partai Demokrat dengan perolehan sebanyak 10 kursi

6.  Partai Hati Nurani Rakyat dengan perolehan sebanyak 10 kursi

7.  Partai Golongan Karya dengan perolehan sebanyak 9 kursi

8.  Partai Kebangkitan Bangsa dengan perolehan sebanyak 6 kursi

9.  Partai Nasional Demokrat dengan perolehan sebanyak 5 kursi

10.  Partai Amanat Nasional dengan perolehan sebanyak 2 kursi

Jika Dipaksakan untuk maju Mengusung Gubernur dengan Asumsi PDI Perjuangan Mengusulkan Sendiri maka komposisi yang memungkinkan adalah :

1.    PDI Perjuangan (Bayi Tabung)

2.    Gerinda – PKS / alternatif Calon Gubernur DKI Jakarta (Sandiaga Uno – Triwisaksana)

3.    PPP – PAN – Demokrat / alternatif Calon Gubernur DKI Jakarta (Yusril Ihza Mahendra – Nachrowi Ramli)

4.    Golkar – Hanura – PKB / alternatif Calon Gubernur DKI Jakarta (Adhyaksa Dault – Tantowi Yahya/ Aziz Syamsudin)

5.    Calon Perseorangan Basuki Tjahaja Purnama – Heru

Tentunya Gambaran diatas merupakan analisa saya pribadi namun tidak menutup kemungkinan ini dibaca dan merubah pemikiran partai politik.

Saya pikir apa yang dilakukan pak Yusril cukup menarik dan cantik, tentunya dirinya tidak akan menggunakan masalah sumber waras sebagai bahan kampanye, ini kebodohan ketika menyerang dengan menggunakan “hal yang tidak pas”.

Bahasan Kedua, bahasan ini saya beri judul “Megawati Bukan Lagi Politisi” ini mungkin akan banyak orang bertanya dimana nalar saya, hehehe maaf saya hanya beropini dan beranalisa untuk dibagikan mejadi tulisan.

Megawati tau, ada Kadernya yang mencoba untuk “mengapresiasi dirinya dan dianggap mampu” sehingga banyak dibicarakan dan nantinya mendapat tawaran meskipun beberapa kali menyampaikan di media bahwa dirinya tidak menginginkan maju menjadi Gubernur DKI.

Hal senada juga dimanfaatkan kader yang lain untuk mempromosikan “nya” menjadi bagian dari “Political Marketing” yang menurut saya tidak akan laku, dan Bu Mega pasti hanya senyum.

Upaya Ahok untuk meng – ultimatum PDI Perjuangan membuat Megawati “berang” tapi kata siapa ?

Menurut pengamat Poltik di salah satu stasiun televisi yang ikut – ikutan mengatakan bahwa Megawati marah sebenernya dia tidak tau, tetapi mengaku tahu hehehehe orang saya sendiri juga tidak tahu kok pak, tapi saya mencoba untuk mengetahui.

Ahok ini unik dan juga bisa membuat nama PDI Perjuangan melambung pada 2019 mendatang bagaimana tidak, kerinduan PDI Perjuangan untuk mencalonkan Presiden pada 2019 mendatang bisa dengan mudah terjadi jika “Politis PDI Perjuangan tidak Gaduh”.

Gaduhnya Politisi PDI Perjuangan dengan menyebutkan “Deparpolisasi dan lain – lain bagi Kader PDI Perjuangan yang mengerti” mereka tidak akan banyak bicara, melainkan tersenyum menanggapi pernyataan – pernyataan Basuki di Media.

Megawati memiliki kesempatan untuk melakukan bersih – bersih kader dan juga koreksi kader yang terlalu banyak bicara namun tidak berisi.

Banyak yang mengungkapkan bahwa PDI Perjuangan akan mengumumkan “last minute” siapa yang akan didukung PDI Perjuangan. Bagi saya Mega sudah punya nama “Bayi Tabung” yang sudah siap untuk diberi rekomendasi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Bayi tabung ini berpeluang untuk mendulang suara di Pilkada 2019 mendatang dengan mendongkrak kembali perolehan suara PDI Perjuangan di berbagai wilayah Indonesia mungkin paling banyak akan berada di wilayah Indonesia Timur.

Bu Mega menurut saya sedang mengamati siapa yang juga kemungkinan mengambil Bayi Tabung ini, dan ini bisa berbahaya karena jika mencuat rencana besar untuk Melahirkan Kader Emas ini luput PDI Perjuangan akan kehilangan moment dan mungkin pada 2019 mendatang elektabilitas PDI Perjuangan akan jauh menurun, karena kemungkinan Partai Baru, Partainya Anak Muda akan menjadikannya Bakal Calon Presiden untuk mendongkrak Suara seperti perolehan Suara Nasdem, atau mungkin Foto “Bayi Tabung” tersebut akan berdampingan dengan Surya Paloh di Baner – baner Kampanye pada 2019 mendatang sehingga bisa mendongkrak perolehan Suara Nasdem menjadi sama seperti Gerinda pada Pemilu 2014 lalu.

Jadi untuk kader PDI Perjuangan dan Masyarakat sebaiknya jangan beropini yang membuat Ibu Megawati tertawa – tertiwi, Bayi Tabung ini kemungkinan Nakal tapi yah sudahlah.

Bahasan yang ketiga “Ambisi” Membangun Apresiasi bisa saja membuat saya di bully, tapi mohon pengeritannya tulisan ini hanya sebuah Opini, jadi jika tidak sama dengan kesesuaian hati anda tolong dipahami, setiap orang mempunyai penilaian berbeda namun ini hanya pendapat saya secara pribadi.

Nama Ridwan Kamil bisa jadi orang yang seperti ini, namun ternyata dia mengerti dan bisa menahan emosi untuk tidak didorong dengan penuh ambisi.

Ditolak Pemkot Surabaya Ridwan Kamil Curhat di Medsos

Menurut saya ini adalah upaya branding Ridwan Kamil dalam uji coba politik hal ini pernah dilakukan pak SBY dengan tipikal khas “Dizolimi”.

Menarik karena Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini menjadi 2 orang yang selalu diperhitungkan dan sampai dengan saat ini menjadi nama – nama yang dianggap bisa menyaingi Basuki Tjahaja Purnama.

Link tadi bisa jadi menjadi bargaining, Apakah Ridwan Kamil bisa menyingkirkan nama Tri Rismaharini sebagai nama kandidat lain, namun kang Emil ternyata lebih pintar setelah melemparkan cuitan unyu tersebut Kang Emil bisa mengukur Acceptabilitas dirinya untuk tidak berambisi.

Dengan bijak memberikan Keputusan Resmi, untuk menyelesaikan tugas sebagai Walikota Bandung, Kang Emil pada 2019 mendatang mungkin sudah menjadi Gubernur Jawa Barat dan mungkin bisa jadi di intai Partai Politik untuk dijadikan Wakil Presiden.

Atau karena kinerjanya yang baik, Kang Emil bisa menjadi Menteri untuk menyelesaikan beberapa masalah terkait Infrastruktur atau penyediaan rumah murah untuk rakyat nantinya.

Kedua Tri Rismaharini, saya tidak sentiment terhadap Bu Risma mungkin saya salah namun dinamika politik seakan memaksa ibu untuk maju di DKI Jakarta, saya terkejut ketika Ibu Merasa punya konsep untuk membenahi Ibu Kota

Link Artikel

Bu Risma Punya Konsep Memperbaiki DKI Jakarta

Ini menarik, Cerita konflik PDI Perjuangan dengan Risma memang tercium media sejak disiarkan di acara Mata Najwa, entah Pernyataan Najwa ditanggapi keliru atau Najwa Merespon keliru bisa jadi “kata mundur” saat itu menjadi keseleo lidah yang berujung pada kedatangan Megawati dan Jokowi di Surabaya untuk makan Soto pada 2014 yang lalu.

Tri Rismaharini yang sebelumnya bukan kader tiba – tiba masuk sebagai Kader PDI Perjuangan, hal ini nampak aneh bagi saya dengan Tingkat Popularitas 100 persen yang sering didengung – dengungkan pak Adhayksa Dault ketika mengambil sampel contoh survey.

Apakah Tulisan Saya Sebelum Pilkada Surabaya kemarin akan terbukti benar ?

Popularitas Risma di Atas Ridwan Kamil

Semoga itu hanya kesalahan menulis saya.

Yang Ke Empat “Panen Kader Militan 2019”

Wow ini menarik, fenomena Teman Ahok menjadi bukti nyata bahwa anak muda dan Masyarakat bekerja bersama untuk mendukung bersih – bersih pemerintahan Provinsi dengan mempercayai Basuki Tajahaja Purnama sebagai Eksekutor dan Komando Bersih – bersih tersebut.

Langkah tersebut disambut cepat oleh Nasdem dengan melakukan dukungan tanpa syarat kepada Basuki Tajahaja Purnama bahkan Nasdem adalah partai Pertama yang mendukung kemudian menginisiasi Muda Mudi Ahok untuk datang dan Bekerja Bersama dengan Teman Ahok hal ini menjadikan Teman Ahok semakin on Fire lantaran memiliki amunisi SDM dan juga kekuatan Baru untuk menyelesaikan Pekerjaan Besar mengusung Basuki Tjahaja Purnama.

Tak Mau Ketinggalan, Grace Natali ketika ditanya apakah partainya berafiliasi mendukung Basuki ketika ditanya Karni Ilyas dengan malu – malu mengungkapkan Yah. Saya terkejut sebelumnya PSI belum memberikan dukungan kepada kandidat kepala daerah pada 2015 lalu meskipun PSI memiliki kesempatan mendulang Kader di Surabaya dengan mendukung Tri Rismaharini.

Bersinergi dengan Anak Muda yang mempunyai harapan dan kesempatan menjadi Histori Maker di DKI Jakarta bisa memancing peletakan bom waktu yang siap meledak pada Pemilu 2019 mendatang.

Contoh kecilnya adalah Relawan Turun tangan yang bergerak sedemikian massive dan membuat gerakan baru dengan melibatkan anak muda yang begitu banyak dan kreatif.

Sampai pada waktunya nanti, Kemana pilihan hati anak muda ini akan berlabuh ketika PDI Perjuangan melepaskan Bayi Tabung yang masih disimpan oleh Megawati selamat berasumsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun