Mohon tunggu...
Ridho Desta Alfian
Ridho Desta Alfian Mohon Tunggu... Lainnya - Marketing Communication - Universitas Mercu Buana

Ridho Desta Alfian | 44323010102 | Fakultas Ilmu Komunikasi | Universitas Mercu Buana | Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   23:54 Diperbarui: 12 November 2023   23:55 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks pendidikan, semboyan ini menekankan pentingnya seorang guru sebagai pendidik yang harus mengikuti dan mempengaruhi murid-muridnya dari belakang. Seorang guru harus menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya, baik dalam hal pengetahuan, perilaku, maupun sikap. Semboyan ini juga menekankan bahwa seorang guru harus memberikan kebebasan kepada murid-muridnya untuk mencari jalan mereka sendiri, dan hanya memberikan arahan ketika diperlukan 

 

Ing Ngarsa Sung Tuladha :  Sebuah prinsip pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Istilah ini terdiri dari tiga kata Jawa, yaitu "ing", "ngarsa", dan "tuladha". "Ing" berarti "di", "ngarsa" berarti "depan", dan "tuladha" berarti "contoh" atau "teladan". Oleh karena itu, "Ing Ngarsa Sung Tuladha" dapat diartikan sebagai "di depan memberikan contoh atau teladan" 

Ing Madya Mangun Karsa: Sebuah semboyan pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang pelopor pendidikan di Indonesia pada masa kolonial. Semboyan ini terdiri dari tiga kata Jawa, yaitu "ing", "madya", dan "mangun karsa". "Ing" berarti "di", "madya" berarti "tengah", dan "mangun karsa" berarti "membangun cita-cita".

Dalam konteks pendidikan, semboyan ini menekankan pentingnya seorang guru sebagai pendidik yang harus membangun cita-cita murid-muridnya dari tengah-tengah. Seorang guru harus menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya, baik dalam hal pengetahuan, perilaku, maupun sikap. Semboyan ini juga menekankan bahwa seorang guru harus memberikan kebebasan kepada murid-muridnya untuk mencari jalan mereka sendiri, dan hanya memberikan arahan ketika diperlukan.

dokpri
dokpri

Pasti ada sebabnya mengapa Ki Hadjar Dewantara melakukan pencegahan korupsi, Ki Hadjar Dewantara memiliki alasan yang kuat di tengah kepemimpinannya untuk mencegah yang namanya korupsi.  Ki Hadjar Dewantara berharap bisa mengubah cara berpikir masyarakat luas  dan membentuk generasi yang memiliki integritas yang tinggi. 

 Ada beberapa opini dari beliau tentang, mengapa bisa terjadi korupsi :

1. Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran 

 Ki Hadjar Dewantara sadar bahwasannya bangsa ini kurang mendapatkan pendidikan yang baik, dan kurangnya kesadaran terhadap pentingya integritas, etika, dan tanggung jawab terhadap dirinya masing-masing, sehingga terjadi lah kejahatan yang bernama korupsi. 

2. Terjadinya Ketimpangan Ekonomi dan Sosial 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun