Mohon tunggu...
Ridho Ariel Arfino
Ridho Ariel Arfino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ridho Ariel Arfino 43122010427 (Dosen: Prof. Dr, Apollo M.Si,Ak) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Teori Bologna dan Teori Klitgaard terhadap Kasus Proyek Meikarta

30 Mei 2023   23:45 Diperbarui: 30 Mei 2023   23:45 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Pendidikan dan pelatihan: Teori Klitgaard juga dapat diterapkan dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang korupsi dan cara pencegahannya. Dalam konteks ini, teori ini dapat digunakan untuk memberikan kerangka yang komprehensif untuk mendidik atau melatih peserta dalam memahami dinamika korupsi, mengenali tanda-tanda dan faktor-faktor yang mempengaruhi korupsi, serta mengembangkan keterampilan dan strategi pencegahan korupsi.

Penerapan teori Robert Klitgaard dapat membantu organisasi, pemerintah dan masyarakat untuk memahami dan secara sistematis memerangi korupsi. Dengan pendekatan ini, kami berharap upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

How

Bagaimana perbedaan Teori John Peter Bologna dengan Teori Robert Klitgaard?

Perbedaan teori Klitgaard dengan teori Bologna dapat dilihat pada pendekatannya, pada fokus analisisnya dan pada aspek-aspek yang ditonjolkan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara teori Klitgaard dan teori korupsi lainnya yaitu

Pendekatan: Teori Klitgaard menganalisis korupsi dengan pendekatan ekonomi dan manajerial. Pendekatan ini menekankan unsur-unsur seperti insentif, diskresi, dan akuntabilitas untuk praktik korupsi. Sementara itu, teori Bologna menjelaskan bahwa pendekatan korupsi terjadi pada pendekatan karakter atau sifat yang dimiliki orang, seperti pendapatan, kesempatan, keterpaparan dan kebutuhan.

Fokus analisis: Teori Klitgaard berfokus pada elemen kunci dalam pencegahan praktik korupsi, yaitu kekuasaan (monopoly power), diskresi, dan insentif. Teori ini menyatakan bahwa ketika ketiga elemen ini berinteraksi, praktik korupsi menjadi mungkin. Di sisi lain, teori korupsi menurut Bologna berfokus pada keserakahan seseorang untuk mendapatkan keuntungan di mana ada kebutuhan yang diinginkan orang, misalnya kekayaan. Hal ini juga didukung dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk mengungkap hakikat manusia ini.

Hal-hal yang ditekankan: Teori Klitgaard menekankan pentingnya pengawasan, akuntabilitas, transparansi dan pemberian insentif yang tepat untuk mencegah korupsi. Fokusnya adalah pada peningkatan sistem kontrol dan mekanisme untuk mengurangi praktik korupsi. Teori Bologna dapat lebih menekankan peran institusi, regulasi atau perubahan sosial sebagai strategi melawan korupsi. Dengan demikian, adanya regulasi atau aturan yang berlaku dapat menciptakan kesadaran akan sifat keserakahan untuk melakukan praktik korupsi.

Penggunaan dalam kebijakan publik: Teori Klitgaard sering digunakan dalam konteks kebijakan publik untuk merancang strategi pencegahan korupsi. Pendekatan insentif, kebijaksanaan, dan akuntabilitas memberikan panduan praktis untuk perbaikan sistem dan tata kelola yang lebih baik. Beberapa teori korupsi lainnya mungkin lebih berfokus pada analisis akademik atau teoretis dan dengan demikian mungkin memiliki penerapan praktis yang terbatas dalam konteks dalam kebijakan publik.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa teori korupsi yang berbeda memiliki cara pandang dan penekanan yang berbeda dalam memahami fenomena korupsi. Setiap teori memiliki kontribusi dan kegunaannya masing-masing dalam analisis, pencegahan dan penindakan korupsi dan seringkali penggunaannya tergantung pada konteks dan tujuan analisis. Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri dan seringkali merupakan interaksi dari beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat korupsi di suatu perusahaan. Saat memerangi korupsi, penting untuk memperkuat akuntabilitas, transparansi, dan ketaatan pada hukum serta mengubah budaya yang mendukung integritas dan etika dalam pemerintahan dan masyarakat. Adapun yang telah dijelaskan sebelumnya tentang teori GONE John Bologna dan teori CDMA Robert Klitgaard yang menjadi faktor munculnya korupsi.

Teori CDMA (Robert Klitgaard) Korupsi terjadi akibat faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak disertai dengan akuntabilitas. dan Teori GONE (John Bologna atau Jack Bologna) Dalam Teori GONE terdapat beberapa unsur yaitu keserakahan, kesempatan, kebutuhan, keterpaparan. Dalam konteks ini, banyak kasus korupsi dapat disebabkan oleh kombinasi dari motivasi yang tinggi, peluang dan kurangnya kontrol yang memadai dalam suatu sistem. Untuk menekan tingkat korupsi, diperlukan upaya besar untuk mempengaruhi dan mengatasi ketiga faktor tersebut, dengan memperkuat integritas individu, meningkatkan transparansi, meningkatkan sistem pengawasan atau menegakkan hukum secara tegas terhadap pelaku korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun