Mohon tunggu...
Ridhiyah MayYulviana
Ridhiyah MayYulviana Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Budaya Nusantara melalui Puisi

9 Juli 2024   07:52 Diperbarui: 9 Juli 2024   08:01 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebudayaan adalah warisan berharga dalam suatu masyarakat yang mencakup berbagai aspek. Di antaranya adalah bahasa, tradisi, seni, adat istiadat, dan sistem nilai yang membentuk identitas suatu kelompok.


Salah satu cara untuk menghargai dan mengungkapkan keindahan kebudayaan adalah melalui puisi. Pasalnya, puisi adalah sarana yang sempurna untuk menyampaikan pesan-pesan budaya yang terkandung dalam masyarakat.

Contoh puisi tentang kebudayaan ini mampu menggambarkan kekayaan dan keunikan budaya suatu bangsa. Selain itu juga bisa menjadi referensi bagi guru untuk memberikan diferesiasi konten puisi yang menghubungkannya dengan CRT (Culturally Responsiva Teaching).

Kita akan menjelajahi bagaimana puisi mampu membangkitkan dan menggali keindahan dari kebudayaan. Berikut ini adalah contoh puisi tentang kebudayaan yang bisa dijadikan referensi, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (26/10/2023).

Contoh Puisi Tentang Kebudayaan:

TENTANG KOTA MALANG

Karya : Riami

Malang ibarat gadis berparas bunga yang begitu elok

Mengundang rindu yang makin membelenggu

Di serambi kota, alun-alun membuka cakrawala pandang

Hawa dingin membuat malang dalam gigil mesti takkan beku

Malang ibarat kenangan yang enggan dilupakan

Layaknya tari topeng Panji yang menjadi inspirasi

Lupis, cenil, mendoan wah aku tak mampu lupakan itu semua

Splindit, pasar hewan piaraan, burung, kucing beradu riuh dengan suara pembeli

Malang ibarat serpihan surga bagi Sang Pelancong

Kampung warna-warni pada jantung kota menjadi semangat.

Beraneka bunga melenggak lenggok dalam tiupan angin sore bak gemulainya tarian Beskalan

Di alun-alun tugu, bunga teratai mekar sempurna, seperti harapan-harapan di kotaku.

KOTA INGANDAYA

Karya: Rias Wuliani

Tulungagung kaya

Kota Ingandaya, Industri Pangan, dan Budaya

Marmer, Oniks, Batik simbol kekayaan sumber daya

Jenang sabun, kue sagon, manco buah tangan yang tak boleh lupa

Tulungagung berbudaya

Reog kendang tradisi mendunia

Jaranan, ketoprak membuka cakrawala

Lelangan beksa seperti makanan wajib setiap acara

Tulungagung elok buana

Pantai Gemah, Popoh, Sine indahnya bak surga dunia

Meronanya jam emas menjadi magnet Sang Pengelana

Menjadi kenangan hingga kembali kesana

LEMBUTNYA MALAM DI KOTA BLITAR

Karya : Riza AA

Kembali pada senja di kota Blitar

Aku pacu kuda besi berkeliling bumi Bung Karno

Dari jalan ke jalan, perlahan bersama setiap kenangan

Mengumpulkan kasih sayang yang masih membayang

Suasana khas perkotaan yang damai

Alun-alun bagaikan lautan manusia

Keluarga cemara melindungi sang buah hati

Jelas tak sesunyi diriku yang melenggang di jalan

Kembali pada senja di kota Blitar

Kota indah bagai pesona bulan yang bersinar

Setiap sudut kotamu layaknya petir yang menyambar

Menyulut api rindu dalam dada yang damai.

Satu hal yang pasti, aku masih memenuhi janji

Setiap bulan Juli kembali ke kota ini

Mematri kembali cinta berwarna-warni

Menanti wangi melati, sang putri idaman hati

SERAMBI MADINAH

Karya: Rits

Jika Aceh dijuluki sebagai kota serambi mekkah

Kota Gorontalo yang katanya indah itu

Ternyata juga dijuluki sebagai kota serambi madinah

 

Sesaat sebelum surya berlalu

Masih kudengar suara bedug berlalu-lalu

Banyaknya masjid yang berjejer di tiap sudut kota

Nyatanya memiliki sejuta cerita

 

Laksana untaian mutiara di lautan

Kau sungguh indah dan menawan

Dulamayo, diyonumo, otanaha, pulo cinta

Ahhh...kurindu itu semua

 

Ketika dewi malam menyinarkan sepercik cahaya dibalik awan

Kau bagaikan laksana permata yang berkilauan

Kilauanmu terlihat seperti sebuah kehangatan

Kilauanmu terlihat seperti sebuah ketenangan

 

SAPI KARAPAN

Karya: Nurul Imami

Pekat darah menetes

Nafas hangat terhempas

Segelintir keringat mengalir bagaikan cucuran air

Bulir air mata terjatuh dengan ceceran air liur

Gegas langkah semakin lesat

Pekik suara semakin lantang

Menempuh jalan yang jauh semakin dekat

Dialah sapi karapan

Jantung hati dari jiwa roh nenek moyang

Wahai nenek moyangku, bersatulah!

Bersatulah bersama darah memayungi setiap langkah

Bersatulah bersama suka dan duka yang mengaung

Bersatulah bersama rintihan perih yang membekas

DAMAR KURUNG

Karya: Zaman

Gresik kota yang bercahaya,

Bagai permata yang bersinar di malam gelap.

Lampu damar kurung berkilau zircon,

Seperti bintang-bintang yang menari di angkasa.

Di tepi laut, lampu-lampu berdansa dalam kegelapan,

Bagai nyala api yang memeluk ombak.

Menyambut pelaut yang pulang,

Cahaya hangat memikat bagai pelukan di tengah samudera.

Damar kurung, penjaga malam yang setia,

Bagai caya pelangi di malam beku.

Menjadi pemandangan yang memukau,

Bagai lukisan alam yang abadi.

Gresik kota yang mempesona,

Damar kurung lambang keindahan,

Terukir kenangan indah yang tiada terlupa,

Bagai melodi indah yang tak pernah pudar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun