Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Image Panti Jompo, Gajah di Tengah Jembatan

3 November 2021   21:04 Diperbarui: 4 November 2021   07:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah melihat dari dekat bagaimana kondisi Panti Jompo (PJ) di beberapa wilayah di negeri ini. PJ kita belum begitu populer, terutama bagi orang asli Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan.

Jangankan di kirim ke PJ. Untuk ke RS saja jika ada keluarga, khususnya orangtua yang sudah sakit parah, mereka kadang tidak bersedia. Lebih baik dirawat bersama keluarga hingga ajal menjemutnya.

Tradisi ini sangat kuat melekat. Mereka yang mengirimkan orangtuanya, bapak atau ibu ke PJ, bisa disebut sebagai anak yang 'durhaka' yang tidak berbakti pada ibu bapanya.

Berbicara kata PJ, kondisinya tidak sama dengan PJ di luar negeri. Karena profesi saya perawat, jadi bukan hanya mendengar, tetapi sering melihat langsung bagaimana PJ di sana. Bagusnya, mereka memang tidak menggunakan istilah PJ sebagaimana kita.

PJ di kita ini erat hubungannya dengan orang-orang yang sudah tua renta, tinggal di gedung tua, dan dirawat oleh perawat-perawat yang kurang ramah. 

Gambaran semua penghuninya sangat bergantung pada orang lain, menggunakan kursi roda, tongkat, pelupa, tidak mampu mendengar atau berbicara dengan baik serta aneka kemunduran fisik lainnya.

Pendeknya, PJ itu konotasinya 'sangat' tidak menarik.

Berbeda dengan di Singapore, Korea atau Jepang di film-film yang pernah saya lihat. Lembaga yang mengurus para manusia lanjut usia (Manula) ini, umumnya kondisinya sangat bagus, memiliki alat-alat bantu modern, dan penghuninya tidak sama dengan yang ada di negeri kita.

Di Singapore juga demikian. Standard pelayanan Geriatric Center atau Center for the Elderly atau Eldercare mereka menyebutya, mengedepankan kualitas layanan keperawatan dengan tenaga kesehatan yang terampil, teregistrasi, kompeten dan dibayar layak. Di Singapore memiliki banyak nama untuk lembaga yang satu ini. Mulai dari Eldercare, Health Home Care Services, Homage Home Care, dan lain-lain.

Di kita, sangat beda. Kita hanya memiliki satu istilah yang disebut Panti Jompo atau Panti Werdha. Jika kita tidak memiliki inisiatif untuk mengubahnya, bisa dipastikan bisnis JP selalu lesu, karena tidak ada yang tertarik. Image nya kurang bagus.  

Teman-teman saya yang menempuh pendidikan profesi keperawatan sangat sedikit yang minat bekerja di PJ. Boleh dibilang zero. Kalaupun ada, kemungkinan besar sangat kecil jumlahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun