Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etika Debat Rocky Gerung Vs Prof. Henry, Nyasar

31 Agustus 2020   16:46 Diperbarui: 31 Agustus 2020   16:57 2392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fajar.co.id

Universal Ethics

Meskipun demikian, di dunia ini, ada norma-norma yang sifatnya universal, yang berlaku di seluru dunia dan harus kita jaga. Misalnya, mencemooh, itu di mana-mana sama persepsinya. 

Mencemooh itu tidak baik. Apakah di Eropa, Amerika, Asia atau Australia tidak beda. Kalau ada orang bicara kemudian kita potong pembicaraannya, itu juga tidak etis. Menyerang pribadi saat diskusi, itu pula tidak elok.

Di dunia ini kita mengenal 'bahasa' yang kedudukannya dimuliakan sebagai bentuk sikap penghargaan antara manusia satu terhadap lainnya. Lebih spesifiknya, ada kata-kata universal di dunia ini yang berlaku di mana-mana. Semua sepakat, semua seragam. 

Yakni kata-kata: maaf (sorry), permisi (excuse me) dan terima kasih (Thank you). Tiga kata ini sangat mujarab. Tiga kata itulah tolok ukur sikap, yakni baik buruknya  seseorang di mata orang lain.

Mau bertamu, bertanya di jalan, di pasar, dalam kendaraan, di pusat pertokoan, kantor-kantor umum, di stasiun kereta, bandara, berdebat, hingga toilet umum. Semuanya relevan dan bisa digunakan. Seolah satu paket.

Contohnya, :"Permisi pak, boleh mengganggu sebentar. Di mana letak Kantor Pos ya? "

Sesudah mendapatkan jawabannya, yang bertanya umumnya menyampaikan ucapan 'terima kasih'. Tidak jarang juga diikuti, :"Maaf sudah mengganggu."

Sebaliknya, mereka yang pelit, bisa jadi tidak menggunakan ketiga kata tersebut. Mereka ini dianggap sebagai orang yang 'tidak punya etika'. Perlakuan tersebut berlaku universal.

Pergeseran Nilai

Namun zaman sudah mulai berubah, sejak memasuki era digital. Orang mulai merasa tergesa-gesah dalam banyak hal, merasa waktunya sempit, serta menggunakan media elektronik sebagai sarana utama dalam pergaulannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun