Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Oppa", UMKM Jasa Olah Data Karya Intelektual Muda

11 Agustus 2020   06:31 Diperbarui: 11 Agustus 2020   06:33 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Maulana bersama senior Entrepreneur di Korea. Dokpri

Salah satu indikator negara berkembang terkait pemberdayaan generasi mudanya adalah melalui pembinaan mereka. Misalnya dalam bentuk Youth Leadership Conference, seperti yang akan dilakukan di Turki akhir tahun 2020 ini. Korea Selatan juga pernah melakukan juga tahun 2018 lalu. 

Indonesia pula pernah sebagai rumah penyelanggara pada tahun 2017. Isyu yang banyak dibicarakan selain kepemimpinan tersebut adalah bidang Entrepreneurship (kewirausahaan).  

Saya melihat di tengah ketidakpastian situasi ekonomi karena wabah Corona ini, banyak orang yang memburu berbagai jalan keluar berupa pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Melalui UMKM ini diharapkan diharapkan ketemu solusi masalah ekonomi yang konkrit.

Apalagi di Aceh, sebagai salah satu provinsi termiskin di Sumatera, juga Indonesia secara umum. Kelompok usia produktif yang populasinya mencapai 40%, kalangan pemuda khususnya, dituntut memiliki inovasi dan kreativitas guna mencari jalan keluarnya.  

Saya mengenal Rizal Maulana, seorang pemuda asal Bireuem, Aceh. Pemuda berumur 24 tahun, adik tingkat waktu kuliah, yang pernah aktif bareng dalam lembaga mahasiswa di bawah naungan Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI), merupakan salah satu contoh pemuda yang memiliki potensi tersebut.

Sejak aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, saya perhatikan Rizal sangat menyukai kepemimpinan, kemandirian dan kewirausahaan. Tiga hal ini merupakan modal utama bila ingin merintis UMKM. Dia buktikan potensinya dengan terpilihnya sebagai salah satu kandidat saat mengikuti Youth Leadership Program di Korea Selatan serta di Lombok. 

Saat artikel ini ditulis, Rizal sedang dalam proses mengikuti program ke Turki yang seleksinya akan diadakan pada bulan Oktober 2020 mendatang.

Sebagai bentuk realisasi beberapa event yang pernah diikutinya, berupa program kepemimpinan, kemandirian dan wirausahanya, Rizal mewujudkannya dengan mendirikan sebuah UMKM yang beda dari jenis UMKM yang banyak dilakukan masyarakat umum. 

Dia memilih menggeluti bidang jasa olah data. Tujuannya adalah mengembangkan potensi penelitian yang banyak dimiliki mahasiswa, memperluas wawasan bisnis Online, serta mengurangi potensi angka pengangguran melalui pemberdayaan pemuda khususnya kalangan mahasiswa. UMKM tersebut diberi nama Oppa. Sebuah nama unik yang menjadi buah inspirasi dari negeri asalnya: Korea.  

Pengalaman di Korea Selatan

Rizal dibesarkan dari keluarga guru. Didikan dari orangtua yang keduanya guru, membantu dalam penanaman disiplin dan komitmennya terhadap apa yang menjadi impiannya. Sejak di bangku SD, SMP dan SMA, dia selalu meraih prestasi. Ini menandakan bahwa Rizal tergolong rajin, suka belajar dan berorientasi pada hasil.

Sebelum menyelesaikan program Sarjana di Universitas Syiah Kuala-Banda Aceh, dia sempat mengikuti program Youth Leadership di Seoul, Korea Selatan. Alhamdulillah tanpa mengalami banyak rintangan, dia lolos seleksi.

Dua pekan lebih di Seoul, lewat forum tersebut Rizal mendapatkan banyak siraman motivasi tentang peran pemuda dalam kepemimpinan dan kewirausahaan. Dari dua materi ini dia semakin optimis bahwa kemampuan yang dimilikinya harus dikembangkan. Inilah langkah awalnya.

Langkah berikut yang ditempuhnya adalah melalukan analisa SWOT, yang mencakup Strength (kekuatan, kelebihan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman atau tantangan). Dengan analisis tersebut, Rizal makin yakin dia bisa.

Balik ke Aceh, Rizal mengantongi ilmu, keterampilan, sikap, serta tersedianya jaringan (network) berupa banyak teman. Beruntungnya, saat itu dia banyak terlibat dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Otomatis punya peluang dan dukungan dari banyak rekan-rekannya dalam setiap inisiatif yang dicanangkannya.

Selain ilmu, wawasan dan network, Rizal mendapatkan satu hal lagi yang menempel kuat dalam benaknya. Yakni istilah 'Oppa', sebuah kosa kata dari Bahasa Korea yang digunakan sebagai nama UMKM nya. 

'Oppa' merupakan panggilan seorang perempuan pada kakak atau laki-laki yang lebih tua. Namun, kata 'Oppa' mengalami pergeseran makna, sehingga menjadi panggilan 'sayang' pada laki-laki yang sedang dekat dengannya. Tepatnya, dalam bahasa Indonesia, 'oppa' dapat berarti 'abang' atau 'mas'. Sangat beralasan mengapa 'Oppa' dijadikan nama produk kekiniannya yang diharapkan atraktif, karena generasi muda kita banyak yang gandrung dengan Korea.  

Bersama pemuda dari berbagai negara peserta forum di Seoul, Korsel. Dokpri
Bersama pemuda dari berbagai negara peserta forum di Seoul, Korsel. Dokpri
Kegiatan Masa Mahasiswa

Sebelum Oppa terwujud, Rizal melakukan penjajakan. Berupa proyek 'uji coba'. Memang belum bernuansa olah data, tetapi setidaknya akan memberikan pengalaman berharga dalam dunia usaha. Bersama teman-teman kuliah, Rizal berjualan aneka Sup Buah. Menjual Sup Buah di kampus menurutnya cukup menjanjikan. Selain murah, mudah dan dibutuhkan banyak orang, menjual Sup Buah tidak ada risikonya.

Hanya saja, jualan Sup Buah ini memiliki kelemahan dari sisi professional. Inilah yang sedikit mengganjal. Sehingga secara perlahan, teman-temannya yang bergabung mundur teratur, satu per satu. Lambat laun, merasa kurang sumber daya manusianya (SDM), jualan Sup Buah terhenti untuk sementara.

Meskipun demikian, diakuinya dengan jualan Sup Buah mereka mendapat untung lumayan. Bisa digunakan untuk menambah uang saku. Sementara belum sepenuhnya terhenti bisnis Sup Buah di kampus, Rizal mulai mikir-mikir, bagaimana merintis bisnis berikut yang lebih pas, yang sekiranya selaras dengan kehidupan profesinya.

Alhamdulillah ketemu. Meskipun dia belum sepenuhnya menguasai. Namun, karena dia tipe pemuda yang berorientasi pada tujuan (Goal Oriented), kendala yang dihadapinya tidak menjadikannya mundur. Peluang besar itu berupa menjual jasa olah data.  

Membaca Peluang

Tidak kurang dari 17 juta mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia dari sekitar 4000 kampus yang ada. Jika dirata-rata, kurang lebih terdapat 1000 mahasiswa per angkatan di setiap kampus. 

Sementara itu, masalah umum yang banyak dihadapi mereka adalah tidak atau kurang mendapatkan bimbingan olah data sebagai bagian penting dari skripsi yang efektif. Sehingga mereka banyak mengalami kesulitan, namun tidak tahu harus bagaimana cara memecahkannya.

Era Digital saat ini dijadikan oleh Rizal sebagai momentum peluang bisnis yang besar terkait penjualan jasa olah data. Dia pun mulai banyak belajar, mandiri dari berbagai sumber terkait bagaimana mengolah data statistik dan atau penelitian.

Ada empat keuntungan terkait bisnis jasa berupa Olah Data ini. Pertama murah, tidak butuh banyak modal. Paling-paling harus belajar statistik dan metode penelitian. Kalau untuk buku sebagai bahan belajar, banyak tersedia online. 

Keuntungan kedua, fleksibel. Tidak butuh waktu khusus dalam mengerjakannya, kapan saja bisa dilakukan. 

Yang ketiga tidak perlu punya kantor secara fisik. Bisa dikerjakan di mana saja. Bahkan saat traveling pun, tidak masalah. Yang terakhir,bisa membantu memberi penghasilan pada teman-teman yang membutuhkan pekerjaan.

Dari sisi keuntungan di atas, bisnis ini terlihat sangat realistis dan luar biasa menjanjikan. Baik bagi diri sendiri, mahasiswa, dosen atau kampus juga terbantukan, serta terciptanya lapangan kerja bagi mahasiswa sebagai generasi masa depan.

Strategi Oppa sebagai UMKM

Konsep strategi yang dilakukan oleh Rizal ada lima. Pertama, menyiapkan sistem. Yakni  bagaimana harus mengolah datanya. Mulai dari jenis data yang diperoleh, penggolongan pemasukan, mekanisme pengelompokan data, penghitungan, serta analisa yang merupakan langkah pertama. Selain harus mahir di Microsoft Excell, minimal pihak pengelola harus menguasai SPSS (Statistical Package for Social Sciences). 

Mempersiapkan sistem ini sangat penting di langkah awal. Termasuk membagi tugas dalam tim. Dengan demikian setiap anggota dalam tim paham betul tugas dan tanggungjawab masing-masing,  

Langkah kedua, menggaet partner. Rizal menghubungi beberapa teman yang bersedia gabung. Rizal yakin, waktu itu teman-teman yang punya potensi bersedia diajak ikut serta mengembangkan bisnis jasa olah data ini. Oleh karena itu pada tahap ini tidak sulit dan tidak butuh waktu lama dalam proses merekrut SDM-nya.

Langkah ketiga, marketing. Ada yang dari mulut ke mulut, ada yang dengan cara pasang iklan. Ada yang iklan gratisan, ada pula yang berbayar. Keduaya dilakukan dan sangat prospektif. Bidang pemasaran ini merupakan salah satu Core Business (agenda utamanya). 

Lewat bidang pemasaran inilah mereka bisa meraup pelanggan. Pasang iklan baginya tidak harus mahal. Namun juga disarankan oleh Rizal jangan pelit. Prinsip ini dia pegang erat. Baginya keluar sedikit dana untuk iklan itu wajib. Toh pada akhirnya akan kembali modalnya berlipat-lipat.

Langkah keempat, mulai kerja. Skema kerjanya dibagi sesuai yang ada pada langkah awal. Yaitu identifikasi pelanggan, penjelasan proses dan penjadwalan, kemudian jika pelanggan setuju, diminta menyerahkan data mentah. Sesudah itu baru dilakukan proses pembayaran Down Payment (DP). Pembayaran penuh nanti, sesudah olah data selesai.  

Tantangan

Menurut Rizal, tantangan terbesar bisnis online olah data ini adalah bagaimana meyakinkan calon pelanggan bahwa jasa ini jujur, tidak ada unsur tipu-tipu. Maraknya penipuan online misalnya, tidak jarang membuat pelanggan ragu untuk meneruskan niatnya menggunakan jasa ini. Karena itu Oppa tidak menarik biaya di muka.

Yang kedua, masalah komitmen. Tidak gampang mendapatkan partner kerjasama yang komit terhadap bisnis. Biasanya karena iming-iming bisnis lain yang lebih menguntungkan atau menjanjikan, kemudian pindah. Padahal, masih ada proyek kita yang belum diselesaikan. Solusinya, harus ada perjanjian, hitam atas putih yang jelas dan tidak merugikan kedua belah pihak.

Tantangan ketiga adalah ke depan akan marak adanya persaingan. Dengan diketemukannya teknologi dan rumus-rumus terbaru, membuat jasa olah data ada kemungkinan lebih mudah,  lebih sederhana serta lebih murah. Ini tidak menjadi tantangan besar bagi bisnis serupa.

Maka dari itu, ke depan, Oppa harus mengutamakan kualitas. Jika kualitas dipertahankan, dari beberapa pengalaman di lapangan, pelanggan akan tetap mencarinya, meskipun ke ujung dunia.

Simpulan

Membuka usaha UMKM, seperti Oppa dalam bentuk penjualan jasa olah data itu, gampang-gampang susah. Gampang karena tidak butuh modal besar. Ibaratnya, hanya butuh sedikit ilmu pengetahuan tentang statistik, kemampuan penelitian serta bisa mengoperasikan MS Office. Sedangkan perangkat kerasnya hanya berupa handphone, laptop dan jaringan Internet. Hampir semua mahasiswa boleh dikata memilikinya dan bisa melakukan sepanjang ada minat.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, layanan jasa olah data tetap menjanjikan dan tidak akan pernah usang. Yang tidak kalah pentingnya, bisnis seperti ini menawarkan prospek lapangan kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Bukan hanya sekedar mendapatkan penghasilan tambahan, bisa juga menjanjikan penghasilan tetap. 

"Oppa", merupakan contoh nyata UMKM kaum inteletual muda yang sederhana, namun keren dan bergengsi.  
 
Malang, 11 Agustus 2020
Ridha Afzal

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun