Oleh sebab itu, Matinya Kepakaran Medis bisa dicegah dengan menghidupkan semangat meneliti sejak dini. Di bangku SMA mestinya sudah mulai dikenalkan penelitian sesuai jurusan, dalam hal ini Biologi. Di tingkat perguruan tinggi perlu memiliki Research Center.Â
Jangan hanya laboratorium dan perpustakaan. Pihak Pemerintah diharapkan menghimbau pihak swasta untuk terlibat mendukung program-program ini di lapangan. Tidak hanya mempekerjakan tetapi miskin penelitian. Â
Apa yang terjadi pada Ibu Kartina, serta orang-orang lain yang lebih memilih dukun, jamu atau obat alternative daripada dokter pengobatan konvensional, karena merasa kepakaran medis kita belum mampu menjawab kebutuhan layanan kesehatan mereka secara maksimal.Â
Ini bukan hanya menyangkut harga layanan kesehatan dan pegobatan saja yang mahal. Akan tetapi termasuk kelangkaan pakar medis yang ada serta tidak merata.
Kita akan bisa hindari warga Indonesia yang memiliki kepakaran medis ini lari ke luar negeri jika  karyanya terakomodasi di negeri sendiri. Jika tidak, ke depan kita bakal kekurangan pakar dan tingkat ketergantungan tinggi terhadap produk-produk kesehatan luar negeri, makin meningkat.
Malang, 5 August 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H