Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Raibnya Warisan dan Peninggalan Zaman Baheula

4 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 5 Agustus 2020   16:26 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Baiturrahman Aceh. Peninggalan sejarah. Dokpri

Kolektor

Di Jalan Teuku Umar, Banda Aceh, terdaat toko yang menjual barang-barang antic, barang kuno bagi pecintanya. Seperti Art Shop yang menjual barang-barang seperti Rencong, Guci, Siwah, Piring Kuno, pisau, pedang dan lain-lain. Para kolektor menyukai tempat-tempat seperti ini. Di Kota Malang juga ada seperti Galeri Bangho, Dinoyo Antik, Pusat Uang Kuno dan lain-lain.

Kita tahu ada orang-orang yang suka mengumpulkan barang-barang antic atau kuno ini. Harganya bisa mencapai jutaan Rupiah. Ada pula yang tujuannya hanya untuk memiliki, tidak diperjual-belikan. Mereka kumpulkan barang-barang peninggalan menjadi salah satu hobinya.

Ada yang beranggapan bahwa mengumpulkan barang-barang ini menjadi salah satu investasi. Oleh karena itu tidak sedikit mereka yang suka travel hanya untuk mencari benda-benda 'aneh' ini di seluruh pelosok negeri.

Saya pernah ketemu seseorang yang memiliki benda semacam moci, yang kemungkinan berusia ratusan tahun. Kata pemiliknya benda ini ditemukan di halaman rumahnya sesudah mimpi 'aneh' disuruh menggali tanah tersebut kemudian didapatkan benda tersebut. Terlepas dari benar tidaknya, tetapi benda-benda tersebut bukan tidak mungkin banyak diminati oleh kolektor.

Raibnya barang-barang peninggalan purbakala, warisan nenek moyang zaman dulu boleh jadi karena masyarakat belum paham akan pentingnya menjaga benda-benda seperti ini untuk diserahkan kepada Pemerintah pada lembaga yang menanganinya. 

Sedihnya, orang-orang yang menemukan ini biasanya secara sosial ekonomi kurang mampu. Akibatnya, mereka jual, kadag dengan harga sangat murah.

Jika ini yang terjadi, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Barang-barang kuno yang bernilai sejarah bisa raib di tangan-tangan orang yang kurang tepat.

Malang, 4 August 2020
Ridha Afzal  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun