Namun, meski tergolong sebagai orang yang 'tidak punya', mereka ingin memiliki 'investasi' dalam hidupnya. Hanya saja, apa yang harus diinvestasikan jika dalam kondisi demikian?
Beberapa teman kuliah saya yang tinggal di Bireuen (Aceh), diterima kerja di pusat layanan kesehatan di sana. Sedihnya, Â mereka harus bersedia tidak dibayar selama 3 bulan. Sesudah itu, akan diberi honor sebesar Rp 500.000 per bulan selama 6 bulan berikut. Dalam keadaan demikian, mereka bisa investasi apa?
Oleh karenanya, sebagai sarjana keperawatan, mereka hanya mampu investasi fikiran dan tenaga yang berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Ada banyak professional muda kita yang mimpi melakuka investasi uang atau emas tetapi tidak berdaya karena kerjanya tidak cukup menghasilkan uang.
Investasi Perasaan (Heart)
Ada pula yang ingin berinvestasi dalam bentuk perbuatan baik, yakni mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual. Orang-orang yang memiliki perhatian terhadap perkembangan moral anak bangsa, misalnya guru atau ustadz, Â jarang dalam posisi mampu secara material. Akan tetapi bersedia untuk mengajarkan nilai-nilai luhur agar manusia memiliki budi pekerti yang baik.Â
Bukankah ini juga sebuah investasi?
Perkampungan Manajemen Qalbu milik A.A. Gym misalnya, itu sebuah investasi. Orang-orang yang belajar manajemen Qalbu ini diharapkan memiliki sikap jujur, bisa dipercaya, disiplin, pandai menghargai orang lain, serta sifat-sifat terpuji lainnya.
Jika mereka berdagang sebagai contoh, mereka akan berdagang dengan baik. Jika mereka bekerja, mereka juga bisa dipercaya karena disiplin dan tidak korupsi. Bukankah ini juga investasi? Â
Investasi Keterampilan (Hands)
Tidak beda dengan pemikiran, ide, moral atau spiritual. Orang bisa juga berinvestasi keterampilan. Dengan sharing keterampilan, tidak dalam bentuk uang, emas atau barang lain, orang sebenarnya bisa juga berinvestasi dengan menggunakan keterampilannya. Lambat laun yang namanya uang ata barang pasti akan datang dengan sendirinya.
Ini banyak terjadi di desa-desa terpencil atau di kota juga bisa. Hanya saja umumnya terjadi para mereka yang memiliki rasa kepedulian tinggi.Â
Mereka bangga jika bisa mentransfer keterampilannya kepada orang lain, khususnya pemuda. Misalnya mengajarkan keterampilan berbahasa, computer, potong rambut, jahit menjahit, pertukangan, mesin, bengkel dan lain-lain.
Kesimpulan
Benar bahwa investasi secara sempit dapat diartikan dalam bentuk uang atau emas. Namun sebenarnya investasi sejati adalah menabung yang memiliki nilai kemanusiaan yang jauh lebih berharga dari sekedar uang atau emas. Yakni investasi dalam bentuk buah fikiran, hati dan keterampilan (Head, Heart and Hands). Kepala, hati dan tangan.