Demikian pula dinding. Pak gubernur atau pak wali minta dilapisi tembok 3 dimensi yang harga per meternya mencapai Rp 250.000. Itu duitnya siapa? Belum lagi kadang minta tambahan satu lantai lagi di atas. Padahal bangunan sudah jadi. Jangan kaget ya, sudah minta tambahan lantai, minta lagi diberi kolam renang. Apa gak serakah namanya?
Rupiah
"Kami tidak habis mikir, mereka menghamburkan duit miliaran Rupiah padahal bukan miliknya tanpa perasaan. Omongan baiknya itu hanya ada di media saja. Saya pernah diminta untuk nemui anaknya yang sedang Ulang Tahun, habis Rp 1 M dan duitnya dari kami." Jelas pak Fulan terkait keserakahan seorang kepala daerah kita.
Sesudah rumah selesai dibangun-sekali lagi jangan kaget-rumah pak kepala daerah ini butuh waktu 3 tahun menyelesaikannya. "Inilah investasi mereka" Kata tamu saya. Mereka masih minta mobil. Ketika ditanya mobil apa yang diminta, pak kepala daerah ini nyuruh kita lihat koleksi mobil di rumahnya, jenis apa yang belum ada. Masak mau diberi Xenia?
Mau Pilih Siapa di Pilkada?
Saya menyukai film-film kolosal kepahlawanan. Selain bernilai sejarah, bisa jadi bahan inspirasi. Siapa tahu kelak bisa nyusul jadi orang besar kayak mereka. Sultan Abdul Hamid II di Turki misalnya. Kisahnya bikin geleng-geleng kepala. Perjalanan kesultanannya di Turki bisa ditonton di serial Televisi Payitaht Abdul Hamid IIÂ yang banyak beredar di pasar.
Sultan Abdul Hamid II merupakan salah satu sosok besar kelas dunia yang memberikan banyak inspirasi. Sultan yang memerintah sejak 31 Agustus 1876 hingga 27 April 1909 ini membawa angin perubahan pada negerinya, pada kekhalifahan Utsmaniyah. Jasanya tercatat dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan perbaikan infrastruktur.
Di bidang pendidikan agama Islam, berupa sekolah Islam atau pesantren. Di pesantren-pesantren Utsmaniyah, pendidikan agama Islam seperti tasawuf, pengamalan Alquran, dan Ilmu agama Islam lainnya berkembang menjadi sebuah kurikulum wajib.
Sementara itu, pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah jalur kereta api Hijaz yang membantu menghubungkan Utsmaniyah dengan wilayah Arab tepatnya untuk menghubungkan dua Kota Makkah dan Madinah. Keberadaan jalur kereta ini memudahkan jamaah haji. Sultan juga pembangunan rel kereta dari Istanbul ke Berlin. Sebelumnya, jarak Istanbul menuju Berlin membutuhkan waktu lima hari. Dengan jalur baru itu, jarak tempuh dipangkas menjadi tiga hari saja.
Di sektor agama, Sultan menjaga keberagaman di wilayah Utsmaniyah. "Di bawah Kekhilafahan kita, siapapun bebas beraktivitas  di masjid manapun, dan gereja terbesar pun ada bagi siapa saja," ucapnya ketika para mahasiswa menuntut kebebasan sebagaimana dikutip dari serial Televisi Turki tersebut.
Pembaca,