Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kuliah, Ujian, Wisuda, dan Kerja Online, Zaman Apa Ini?

19 Juni 2020   08:21 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:22 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengerjakan semua dari rumah dengan sistem online. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Padahal istilah itu nyata milik orang lain. Tidak sedikit istilah-istilah lain yang kita jug berusaha mencari dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan 'cinta Bahasa Indonesia'. Alasan ini, tidak mendidik. 

Milik orang lain, harusnya diakui tetap sebagai milik orang lain. Biarlah begitu, sebagaimana aslinya. Kata 'Online', biar tetap 'Online' tidak perlu diterjemahkan. Inilah contoh sepele yang bikin kita repot, tidak maju dalam memahami 'hak cipta'.

Jadi bagaimana masa depan belajar, sekolah, ujian, pelatihan, wisuda hingga kerja online ini? Kita punya pekerjaan besar dalam mensosialisasikan konsep ini di masyarakat. Karena tidak semuanya bisa di-online-kan. Materi-materi pembelajaran pendidikan vokasi misalnya, tidak pas jika online. 

Materinya lebih banyak butuh bimbingan dan arahan langsung dari tutor atau pembimbingnya. Terutama jika ada kaitan dengan problem solving. Makanya harus ada definisi yang jelas. Batasan yang jelas.

Materi pembelajaran seperti automobile, listrik, bangunan, tata boga, kesehatan, perhotelan dan lain-lain, berat jika online. Kecuali di jenjang pendidikan yang lebih tinggi misalnya pasca sarjana yang sudah mengantongi basic (dasar) nya. Sebagai contoh jurusan keperawatan. Di tingkat Diploma 3 sudah mempelajari dasar-dasar ilmu keperawatan. 

Di Australia, lulusan program Diploma Keperawatan ini bisa ambil Online Learning untuk program sarjana atau S2 nya. Hanya saja masih terbatas jurusannya. Di kita, belum memiliki sistem ini.

Tantangan terbesar dalam menghadapi Online Learning ini adalah kesiapan mental kita. Kita belum memiliki kesamaan persepsi tentang kualitas online learning yang harusnya sejajar dengan on campus learning. Saat ini, kita 'dipaksa' untuk menerima kenyataan. 

Mau atau tidak, setuju atau tidak, kita harus sadar akan kenyataan, bahwa lulusan pendidikan Online, sama kualitasnya dengan pendidikan normal sebelum adanya wabah Corona. Jika tidak, Bapak Menteri Pendidikan pasti 'marah'.

Ketidak-siapan kita menghadapi membudayanya kebutuhan online learning ini sebagai bukti perlunya jurusan Futuristic dalam kurikulum pendidikan kita. 

Artinya, jurusan pendidikan yang ada hubungannya dengan masa depan. Ini penting, agar tidak kaget lagi jika menemui fenomena kehidupan yang mirip Corona ini, di waktu yang akan datang.

Malang, 19 June 2020
Ridha Afzal    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun