Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Homecare dan Ancamannya dalam Praktik Mandiri Keperawatan di Era Corona

4 Juni 2020   20:10 Diperbarui: 4 Juni 2020   20:55 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga bulan terakhir ini, praktik Homecare terhitung sepi. Penyebabnya, pertama masyarakat sudah kenyang dengan informasi tentang upaya pencegahan Covid-19, yakni jaga jarak, hindari kontak dengan orang lain (close contact). Masyarakat pada memilih untuk merawat atau dirawat sendiri. Kecuali yang dari awal sudah dalam perawatan Homecare. Tetapi untuk kasus-kasus baru, nyaris sepi. Padahal, di media sosial biasanya selalu ada peluang atau permintaan terhadap perawat. Ini terjadi hampir setiap hari, baik di Facebook, Instagram atau WhatsApp.

Sepinya permintaan terhadap layanan Homacare ini bisa juga berasal dari dua belah pihak. Baik perawat maupun pasien sama-sama ingin menjaga jarak. Penyebab kedua, mereka tidak ingin 'ketemu' dengan orang yang tidak dikenal kecuali dengan sistem 'pengamanan' yang jelas. Misalnya surat bebas Corona, yang diserai dengan hasil laboratorium negative. Hal ini tentu saja jarang terjadi.

Dampak dari Covid-19 ini sangat besar terhadap bisnis mandiri praktik keperawatan. Bukan hanya praktik mandiri keperawatan, namun juga praktik mandiri profesi kesehatan lainnya. Dari sisi ekonomi, ini berat bagi perawat. Khususnya perawat pemula yang tidak memiliki aktivitas lain kecuali berharap income dari praktik Homecare.  Untuk itu, ke depan ini perlu di antisipasi.

Penyebab ketiga, ada asumsi bahwa kerja di Homecare dianggap lebih tepat hanya untuk perawat yang kualitas keterampilannya lebih rendah dari pada perawat yang bekerja di RS. Walaupun secara praktik ada benarnya, karena prosedur Homecare sangat terbatas.

Namun asumsi ini perlu diluruskan. Tidak sedikit perawat terampil 'pensiunan' RS, yang pada akhirnya memiliki praktik Homecare karena personal reasons. 

Secara umum harus diakui bahwa praktik mandiri Homecare memang tidak sesibuk kerja di RS. Oleh sebab itu wajar jika masyarakat menilai kerja di Homecare beban kerjanya lebih ringan serta tidak butuh perawat yang terampil-terampil amat di dalamnya.

Bagaimanapun, dari sudut pandang professional, upaya menjaga kualitas profesi harus tetap dikedepankan. Kepemilikan STR merupakan salah satu langkah awal yang perlu mendapatkan apresiasi. Hanya saja, kelemahan sistem perolehan STR ini penekanan masih terbatas pada aspek 'Cognitive' atau ilmu pengetahun, bukan keterampilan. 

Maka dari itu, guna mendongkrak kualitas keterampilan perawat agar makin terjaga kualitas performa profesinya, harus ada upaya maksimal sejak di bangku kuliah. Sehingga istilah 'siap pakai' dapat dipertanggungjawabkan bukan hanya sebatas di atas kertas.
 
Sejauh ini, jumlah kampus yang ada, menurut BNP2PMI sebanyak 863 institusi. Walaupun ada kampus yang memiliki rumah sakit sendiri, namun rata-rata kampus, baik negeri maupun swasta, butuh praktik di RS Type A milik Pemerintah. Dengan demikian, jika 1572 rumah sakit dijadikan lahan praktik bagi 863 institusi pendidikan keperawatan, masing-masing kampus hanya kebagian 1.8 rumah sakit. 

Kampus juga menggunakan rumah sakit swasta yang secara internal umumnya kampus swasta yang memilikinya. Itu artinya, kampus keperawatan sebenarnya masih kekurangan lahan praktik. Kekurangan lahan praktik ini akan berimbas pada kualitas keterampilan lulusannya.

Beberapa penyebab beragamnya kualitas keterampilan lulusan pendidikan keperawata kita di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, kekurangan lahan praktik berakibat tidak berstandardnya kualitas keterampilan. Satu dan lain institusi beda. Misalnya, untuk program pendidikan D3, ada yang 9 bulan, ada yang 12 bulan total praktik lapangannya. Untuk S1 Ners, ada yang 10 bulan ada yang lebih (karena saat Skep juga terjun ke rumah sakit). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun