Duh Gusti........
Memang, sebagian perawat Indonesia memiliki potensi besar, baik dalam artian keterampilan profesi maupun dari sisi bahasanya. Bahasa Inggris khususnya dan bahasa lain, seperti Jepang, Belanda, dan Jerman teman-teman yang sudah belajar, juga mengantongi kompetensinya. Tapi mereka bisa apa?Â
Mereka menghadapi situasi yang sangat sulit. Mau pulang ke rumah, saat ini sudah ada di Pulau Jawa, terkena PSBB. Kalaupun pulang, di rumah juga tidak ada kegiatan.Â
Cari kerja juga tidak mudah, karena PSBB dan atau lockdown. Mau mengeluh juga tidak ada faedah. Nun jauh di sana, keluarga juga menghadapi masalah serupa. Orang-orang rata-rata susah menjalankan bisnisnya, tidak seperti semula.Â
Tidak semua bisnis bisa dilakukan online. Tidak ada cara lain bagi teman-teman calon pekerja migran Indonesia kecuali memutar otak, menggali potensi, mencari peluang.
Untuk sementara, saya yang berstatus sebagai calon pekerja migran Indonesia, harus rela menggantungkan status dulu. Saya harus bekerja apa saja yang penting ada aktivitas yang bisa menghasilkan guna menutupi biaya hidup.Â
Minimal agar tidak bergantung pada orangtua lagi. Syukur jika bisa dapat kerja yang selaras dengan profesi.
Bagaimanapun, sebagai orang beragama saya yakin dan pasti, bahwa Allah SWT tidak akan membebani melebihi kemampuan umat-Nya. Berangkat dari keyakinan ini, setiap hari sebelum tidur dan saat bangun dari tidur, saya pastikan bahwa optimisme ini tidak tidak pernah lepas dari diri ini. Cobaan ini pasti akan ada akhirnya.
Malang, 20 Mei 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H