Bagi murid, dapat meningkatkan karakter baik dan prestasi/hasil belajarnya di SDN Karyasari I.
Bagi guru, dapat menerapkan nilai-nilai karakter Berkarisma dalam semua proses pendidikan di SDN Karyasari I secara menarik, inovatif dan kreatif.
Bagi sekolah, dapat meningkatkan prestasi secara komprehensif dan mewujudkan sekolah yang efektif.
BAB IIÂ
KAJIAN TEORI
Konsep Kurikulum
Kurikulum merupakan patokan teoritis dalam mencapai hasil pembelajaran yang menjadi bekal kehidupan peserta didik. Secara harfiah modern terkait kurikulum adalah sebagai program studi (course of study). Para individu "bertanding" dengan mengutamakan kapasitas individual agar mampu mengaktualisasi diri di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dari hasil aktualisasi diri, para individu memiliki visi tertentu dalam menapaki kehidupan masa depan (William H Schubert dalam Ansyar, 2015: 25).
Kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan zaman menurut Ansyar (2015: 23) menyatakan "kurikulum sebagai suatu bidang studi yang dinamis, maka perbedaan tersebut wajar, karena konsep kurikulum berubah dan berkembang mengikuti perubahan zaman dan tuntutan kemajuan serta perbedaan persepsi atau pandangan filosofis".
Kurikulum Merdeka yang diluncurkan olek kemendibudristek pada tahun 2022 adalah  upaya nyata pemenuhan kebutuhan kurikulum yang dinamis. Kurikulum ini kembali kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa proses pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Perubahan diri peserta didik menjadi sasaran utama sebuah kurikulum seperti yang disampaikan Wiles (2009: 3) kurikulum sebagai hasil belajar lebih fokus pada pencapaian suatu perubahan pada diri peserta didik, daripada mata pelajaran atau materi ajarnya. Implikasi praktiknya adalah kurikulum harus memuat bukan saja materi, tujuan kurikulum atau tujuan instruksional saja, tetapi juga komponen kurikulum lain seperti kegiatan belajar, susunan materi, metode, media atau alat bantu belajar, dan sistem evaluasi. Henderson & Gornik (2006: 47) menambahkan bahwa kurikulum ini lebih memposisikan mata pelajaran dan materi ajar sebagai alat (tools), daripada sebagai target kurikulum.
Penggunaan Kurikulum merdeka dengan pembelajaran berpusat pada murid diharapkan dapat menggali berbagai potensi peserta didik yang berbeda-beda dengan perlakuan berbeda dan sesuai kebutuhan yang berbeda pula, maka pembelajaran berdiferensiasi menjadi upaya pengembangan potensi peserta didik.  Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidik  seorang petani atau tukang kebun, dan siswa adalah benih tanaman yang ditabur petani, maka sekolah harus menjadi lahan pertanian yang akan merawat jagung menjadi jagung dan padi akan menjadi padi yang berkualitas.