Mohon tunggu...
Rico Regariyanto Putra
Rico Regariyanto Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kabupaten Sidoarjo sebagai Wilayah Peri-Urban dalam Perkembangannya

21 November 2022   00:19 Diperbarui: 21 November 2022   00:25 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten yang dikelilingi dua sungai besar yaitu sungai porong dan pecahan sungai brantas yakni sungai mas. Jika dilihat maka kabupaten ini terbingkai dalam sebuah aliran sungai. 

Oleh karena itu julukan sebagai kota Delta diberikan. Kabupaten tersebut adalah kabupaten Sidoarjo. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten sebagai penyangga dari ibu kota Provinsi Jawa Timur. 

Secara geografis letak Kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan Kota Surabaya pada bagian utara, pada bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, pada bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik dan Kabupaten Mojokerto, serta pada bagian selatan berbatasan langsung dengan selat madura. Jika dilihat secara topografi Kabupaten Sidoarjo memiliki ketinggian dua sampai dua puluh meter diatas permukaan laut. 

Dari kondisi tersebut menujukkan bahwa Sidoarjo termasuk wilayah pesisir dan memiliki kecuraman lahan yang datar. Sebagai penyangga dan berbatasan langsung dengan Kota Surabaya, serta memiliki lahan yang datar, maka menjadikan Sidoarjo sebagai kabupaten yang berkembang pesat.

Dari perkembangan Pesat yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari sejarah masa lalunya. Kabupaten Sidoarjo baru berdiri sebagai kabupaten pada tahun 1859. Namun jauh pada masa itu Kabupaten Sidoarjo sudah ditempati sebagai daerah kerajaan. Masa kerajaan tersebut pada tahun 1019-1042. 

Pada masa itu Jawa Timur dipimpin sebuah Kerajaan Mataram Kuno dengan pemimpin yaitu Raja Airlangga. Pada masa Raja Airlangga kehidupan rakyat mengalami kemajuan yang pesat. Namun setelah pemerintahannya berakhir, terjadi sebuah perebutan tahta dari kedua putranya. 

Maka dari itu Raja Airlangga membagi dua kerajaan. Berdirilah sebuah kerajaan Daha yang ada di kediri dan Kerajaan Jenggala yang terletak di daerah Delta Brantas, yaitu meliputi pesisir utara Seluruhnya yang menguasai bandar-bandar dan muara sungai besar. (Zaiti, 2013). Pusat dari Kerajaan Jenggala menurut lokasi sekarang adalah di sekitar Kecamatan Gedangan. 

Dari posisi kerajaan Jenggolo yang terdapat disekitar pesisir maka membuat Kawasan tersebut berkembang pesat khususnya dalam perdagangan. Pada masa kerajaan hasil-hasil pertanian akan diperdagangkan melalui jalur laut. 

Berbeda halnya dengan kerajaan Kediri yang berada di tengah dan jauh dari wilayah pesisir. Kerajaan kediri dari hasil pertaniannya dikonsumsi pribadi karena sulitnya jalur perdagangan laut. Dari hal tersebut membuat Kerajaan kediri iri dan ingin merebut bandar yang ada di Kerajaan Jenggala. 

Hari hal tersebut membuat kedua kerajaan melakukan peperangan besar. Namun dari peperangan tersebut Kerajaan Jenggala mengalami kekalahan. Namun dari beberapa sumber pada buku yang berjudul "Sidoarjo Outlook 2013" mengatakan pada tahun 1060 kerajaan Jenggala masih ada dan berdiri.

Dari peristiwa tersebut menandakan bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya pernah menjadi pusat dari sebuah kerajaan. Peristiwa tersebut juga menambah julukan Kabupaten Sidoarjo yaitu Bumi Jenggala. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun