Mohon tunggu...
Rico Permana
Rico Permana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa akhir dengan berbagai keluh kesah

Hanya ingin menulis dan membagikan perbacotan duniawi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata-kata

13 Juni 2019   20:57 Diperbarui: 13 Juni 2019   20:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : pixabay.com

Kata-kata terkubur.

Menggali liang sendiri,

setelah bertemu harapan dan kenyataan.


Ia membawa syair yang sempat mekar,

antara debar manusia-manusia pendengar.

Ia tawarkan harum pada mata angin,

ingin berjalinan satu sama lain.

Beberapa terpikat,

selebihnya membuat sekat.


Seringkali dia bermimpi indah di sepertiga malam,

kecupan dari hawa dengan pesona bak rekah pualam.


Pada salah satu pertamuan,

Ia bertemu harapan dan kenyataan.

Si kembar dengan aroma keakraban.

Kadang permusuhan.


"Kau hanya kata-kata yang busuk dan egois yang pernah ditemukan."

Kenyataan bersumpah serapah antara kerumunan.

"Abaikan saja ia, kau kata-kata yang akan tumbuh jika terus melantangkannya."

Harapan berbisik halus agar ucapan tak menjadi perdebatan dan tontonan seru semata.


Lantas, usai pertamuan memalukan.

Kata-kata tak percaya akan harapan,

ia benar-benar usai setelahnya.


Dan kuharap itu hanya liang dengan tanah musim semi,

untuk kata-kata yang mati suri dan akan bangkit lagi.


13 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun