Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kasus Mirna: Jessica Jujur, Dakwaan JPU Patah!

28 September 2016   18:45 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 32113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jessica Kumala Wongso (dok: Kompas.com)

Saya mengatakan tidak bisa dijamin lagi keotentikannya karena yang terjadi justru dalam CCTV seolah-olah Jessica hanya menyusun tetapi tidak ada gerakan Jesica memindahkan paper bag di kursi. Diperkuat lagi dengan Jessica tiba-tiba garuk-garuk dibagian paha dan jari-jari tangannya tanpa sebab yang jelas, karena jika merujuk pada keterangan ahli Toksikologi yang dihadirkan JPU, Nursamran Subandi harusnya ada satu gerakan dalam CCTV yang diputar melalui flashdisk tersebut.

Nursamran Subandi menjelaskan sianida sifatnya bisa membuat gatal-gatal  iritasi pada kulit, sehingga harus cepat-cepat dicuci. Satu gerakan yang harusnya ada dalam CCTV yang saya maksud di atas adalah gerakan atau bagian file dalam CCTV yang harusnya ada  menujukan Jessica meninggalkan meja nomor 54 untuk mencuci tangannya karena harus cepat-cepat dicui jika kena sianida, tapi gerakan atau file yang harusnya ada kan tidak ada sama sekali. Inilah yang membuat saya yakin Jessica hari ini sudah jujur sekali dalam memberikan keterangannya.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica menjelaskan bahwa semuanya berlangsung cepat hingga tidak memperhatikan setiap detail yang terjadi. Dan ketika JPU bertanya ‘’ketika duduk bersama, perhatikan, saudara di pinggir, Mirna di tengah, apa ada perbincangan, lalu di jawab Jessica ‘’tepatnya saya tidak ingat, basa-basi’’. Jessica pun kembali ditanya soal memasukan sedotan, kembali di jawab ‘’tidak’’., semua begitu cepat saya tidak perhatikan’’. JPU bertanya lagi ‘’cepat gimana’’ di jawab Jessica: Cipika-cipiki, duduk, Mirna bilang kopinya awful’’. Juga "Saya tidak pernah menuangkan apa pun ke kopinya Mirna,"

Kembali saya harus mengatakan bahwa Jessica sangat jujur karena fakta dalam persidangan ketika JPU menghadirkan ahli Digital Forensik , yang terjadi justru membuktikan sedotan itu dibuang di dapur Olivier Cafe.  Sehingga sangat simple membela Jessica soal sedotan,. Jika yang dituduh memasukan sedotan ke dalam gelas VIC adalah Jessica, tetapi fakta di persidangan membuktikan bahwa sedotan itu ternyata dibuang di dapur Olivier cafe, dimana logikanya Jessica bisa membuang itu sampai ke dapur Olivier Cafe, wonk Jessica sama sekali tidak pernah meninggalkan mejanya kok.

Selain itu, dimana pula logikanya jika menuduh Jessica memasukan sedotan, karena kalau Jessica memasukan sedotan yang harusnya justru terlihat dalam CCTV yang diputar JOU saat itu adalah gerakan membuka bungkus sedotan sampai pada gerakan memasukan sedotan yang bungkusnya sudah dibuka tadi ke dalam gelas VIC. Tapi sekali lagi fakta membuktikan tak ada satu pun gerakan tangan Jessica (memasukan apapun) ke dalam gelas VIC! Mentah sudah dakwaan JPU!

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

JPU pun masih terus secara membabibuta mencecar Jessica. JPU bertanya soal reaksi Mirna. Apakah Mirna merasakan manis, asin, panas atau dingin dan seperti apa reaksinya. Di jawab dengan jujur oleh Jessica: ‘’Tangan dia gini (kipas-kipas mulut) awful.

JPU makin kelabakan dengan mengajukan pertanyaansepert itu kepada Jessica sebab dalam CCTV yang sudah diputar secara berulang-ulang oleh JPU , telah membuktikan kok tidak ada gerakan tangan Jessica ke dalam gelas VIC yang diseruput Mirna.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Kemudian Jessica juga menjelaskan soal tidak datangnya Jessica ke pemakaman Mirna karena Jessica merasa tersinggung terhadap ucapan tante Mirna saat berada di rumah duka di RS Dharmais. ‘’Saya  tahu ada sesuatu yang ditaruh di minuman Mirna, itu ada di CCTV, dan itu orang yang menunggu’’ Itulah ucapan tante Mirna yang membuat Jessica tersinggung. Jessica juga menjelaskan bahwa tidak datangnya ia ke pemakaman Mirna karena tidak nyaman sehingga memutuskan tidak datang ke pemakaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun