Mohon tunggu...
Ricky Santoso
Ricky Santoso Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Semua Jenis Leukosit Dapat Melakukan Diapedesis

25 November 2017   16:35 Diperbarui: 25 November 2017   21:56 4659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Senyawa histamin merupakan senyawa yang berperan sebagai neurotransmitter, inflamasi, dan yang akan kita bahas adalah dapat meningkatkan permeabilitas darah sehingga menyebabkan hubungan sel endothelium yang satu dengan yang lainnya semakin luas yang pada akhirnya membuat neutrofil yang sudah menempel pada dinding sel endothelium untuk dapat keluar dari pembuluh darah menuju ke jaringan yang terinfeksi. 

Neutrofil tadi kemudian bekerja pada jaringan yang terinfeksi tadi dengan melakukan fagositosis dengan memakan bakteri-bakteri penyebab penyakit pada jaringan yang terinfeksi. Dalam hal ini, dijumpai juga nanah yang merupakan cairan berwarna kuning keputihan yang diakibatkan oleh bakteri. Nanah terdiri dari campuran sel darah putih dan bakteri yang sudah mati akibat inflamasi.

Semua proses di atas adalah respon tubuh terhadap segala antigen juga kerusakan pada jaringan tubuh yang terbilang kecil hingga menengah. Pada tahun 2011, dua orang ilmuwan biologi Phillipson dan Kubes dalam penelitiannya mengenai sistem imunitas, mengatakan bahwa pertahanan tubuh dapat berlanjut bila keadaan jaringan yang terinfeksi telah rusak parah karena bakter-bakteri pathogen yang masuk. Bila neutrofil sudah tidak dapat menjalankan fungsinya dalam fagositosos kuat, monosit yang diawal menjadi sinyal bahwa akan ada antigen yang masuk ke dalam tubuh akan bekerja. Monosit kembali melakukan diapedesis dan berubah nama menjadi makrofag. 

Monosit sebagai fagositosis kuat akan melakukan fagositosis. Namun, bila dalam perjalanan timbul rasa sakit yang berlebihan, maka leukosit akan mengirim basofil untuk membantu proses datangnya monosit ke jaringan terinfeksi. Pada fase ini, terjadi proses inflamasi atau peradangan yang merupakan respon alamiah tubuh terhadap antigen. 

Maka, terbentuklah nanah yang terdapat disekitar jaringan terinfeksi. Nanah yang diakibatkan oleh matinya neurofil tadi akan menghambat kerusakan berkelanjutan pada jaringan terinfeksi. Pada saat terjadi peradangan pada jaringan inilah saat dimana makrofagus akan membawa antigen dan bakteri-bakteri pathogen yang mati ke limfosit T memory. Di dalam limfosit T memory, antigen dan bakteri pathogen yang ditemui berusaha diidentifikasi sehingga dapat menanggulangi kasus infeksi yang sama pada tubuh oleh antigen dan bakteri pathogen tersebut. 

Limfosit T memory hanya bekerja selama rasa sakit masih ada. Setelah limfosit T memori bekerja mengidentifikasi antigen dan bakteri pathogen tadi, limfosit B bekejra dengan menghasilkan antibodi yang berperan merespon antigen dan bakteri pathogen yang sudah diidentifikasi oleh limfosit T memori sehingga dapat menghasilkan kekebalan tubuh humoral. 

Nah, sampai di titik sini, peperangan akan dilanjutkan oleh limfosit T killer yang menurut saya merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terkuat. Sedemikian kuatnya, limfosit T killer ini sampai menyebabkan sel-sel tubuh lainnya terkena dampak "killer" dai limfosit T jenis ini. Limfosit killer bekerja dengan  mengaktivasi sel mutasi untuk menekan antigen. 

Sehingga, apabila limfosit T killer ini bekerja, menandakan terjadi luka serius yang mungkin disebabkan oleh virus mematikan. Selanjutnya, dampak dari limfosit T killer ini dikendalikan oleh limfosit T supressor agar tidak lepas kendali pengeluarnnya. Pada kondisi normal, peperangan sampai disini sudah berakhir, kecuali pada kondisi-kondisi khusus dimana sistem kekebalan tubuh kita yang diserang seperti HIV/AIDS. Pada akhirnya, seluruh bangkai peradangan yang sudah terjadi dimakan oleh eosinofil melalui fagositosis lemah.

Sebenarnya, dari uraian saya mengenai mekanisme kerja sel darah putih dalam melawan luka, sudah dapat disimpulkan bahwa kedua jenis leukosit dapat melakukan diapedesis, karena saat kita luka, tubuh mengirim monosit dapat diapedesis keluar dari pembuluh darah menuju ke jaringan terinfeksi dan juga merangsang sel endothelium yang memungkinkan neutrofil untuk diapedesis juga keluar dari pembuluh darah. Yang mana kita ketahui bahwa monosit merupakan bagian dari leukosit agranulosit dan neutrofil merupakan bagian dari leukosit granulosit.

Namun, artikel saya tidak akan berenti hanya sampai disini saja, saya akan memberikan bukti-bukti lain bahwa semua jenis leukosit dapat melakukan diapedesis. Kita akan melihat cara kerja dan fungsi dari kelima jenis leukosit tersebut dan melihat apakah masing-masing penyusun leukosit dapat melakukan diapedesis atau tidak.

Pada leukosit granulosit 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun