Mohon tunggu...
Ricky
Ricky Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Aksara Tanpa Kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin Pembawa Petaka

21 Agustus 2020   21:34 Diperbarui: 21 Agustus 2020   21:37 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama ... Papa ... tolooong!" Tidak ada satu pun orang yang mendengar teriakannya, dia berlari dengan kencang mencari pertolongan.

Apa itu aku? Akan tetapi, bagaimana mungkin. Aku tidak mengingat kejadian ini. Aku mengikuti langkah ke arah mana dia berlari.

"Percuma kamu berteriak dan berlari, Naina. Mama Papamu tidak ada di rumah. Hahaha ...."

Wajah mesum yang menjijikan nampak jelas di hadapanku kini. Aku harus apa? Tidak mungkin aku merelakan kesucianku direnggut oleh pria tua, tidak tahu malu.

Perempuan berwajah mirip denganku terus saja berlari, hingga menuju lantai tiga. Tempat aku berada sebelumnya. Sebuah kamar yang nyaris tidak pernah aku masuki. Begitu pun dengan Mama dan Papa. Tidak ada jalan lain selain bersembunyi di situ. Ada sebuah kotak besar yang bisa ditempati bersembunyi.

Aku tahu ini seperti, dejavu. Berada di tempat yang pernah aku datangi. Namun, aku baru mengingat setelah berada di sini lagi. Sekarang aku paham. Perempuan itu aku!

---

Tidak berpikir panjang aku masuk ke dalamnya. Kotak itu berisikan sebuah cermin, agar tidak pecah aku mendekapnya.

Suara gedoran pintu sangat membuat takut, Pak Ahmad berhasil masuk ke kamar tempat persembunyianku. Derap langkah kakinya semakin dekat. Entah bagaimana nasibku selanjutnya.

"Siapa saja, tolong! Aku mohon, siapa pun yang menolongku. Akan kuberikan hadiah yang sangat besar sebagai imbalannya. Aku berjanji!" ucapku sembari berbisik memeluk cermin yang berada di dalam kotak.

Brakkk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun