Dalam perkembangannya, istilah 'misypat' ini dipakai bukan hanya menyangkut soal-soal sipil saja, tetapi juga soal keagamaan. Dalam hal ini kata 'misypat' dapat diartikan sebagai warga Negara. Misalnya, para nabi menegur dengan keras siapa saja yang mencoba meniadakan hak-hak orang miskin sebagaimana yang diungkapkan oleh nabi Amos dalam Ams 29:7; 31:5, 8-9 :
"Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya. Bukalah mulutmu untuk orang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada orang yang tertindas dan yang miskin, hak mereka"
Sehingga dengan demikian, orang benar adalah mereka yang prihatin terhadap hak-hak orang lemah, dan mengadakan peraturan-peraturan demi mempertahankan hak-hak manusia.
Secara terperinci dapat dikatakan bahwa kata 'misypat' diartikan sebagai berikut :
1. Tindakan seorang hakim untuk mengadili kasus seorang tertuduh di pengadilan dalam menentukan suatu keputusan hukum (Ul 25:1; Yes 3:14).
2. Menyatakan tempat melaksanakan keputusan atau hukuman (1 Raj 7:7), dan jenis hukuman serta masa untuk melaksanakannya (Mzm 1:5).
3. Menyatakan Allah sendiri yang menetapkan hukum, keadilan dan keputusan yang adil (Mzm 96:13; 50:6; 75:8). Dalam hal ini hendak dinyatakan bahwa Tuhan Allah adalah Adil, Ia adalah Keadilan. Jadi, keadilan adalah kebenaran yang berakar dari sifat Allah yang harus terlaksana dalam proses keadilan di antara manusia, sehingga manusia dapat melaksanakan keadilan itu.
Kata-kata Ibrani yang biasanya mengiringi kata-kata dasar tersebut di atas adalah kata 'syalom' dan kata 'tov'. Secara umum kata 'syalom' berarti adil, damai, sejahtera, selamat, sehat, baik, benar dan makmur, tetapi arti yang utamanya adalah damai sejahtera.[35] Kata 'syalom' dipakai untuk menyatakan hubungan yang baik antara manusia dengan Allah. 'Syalom' adalah merupakan anugerah Allah dan bukan dari hasil usaha manusia (Im 26:6; Bil 6:26; Mzm 29:11; 122:6; Yer 16:5). Sejajar dengan itu, 'syalom' dalam PL bukan hanya berarti damai, tetapi pada hakekatnya berarti senang, tidak susah, merasa gembira, tidak bersungut-sungut melainkan bahagia.[36]
Kesenangan yang dimaksud menyangkut seluruh kepribadian seseorang. "Syalom" ini datangnya dari Allah bahkan Dia sendiri dinyatakan sebagai 'syalom', sehingga manusia merasakan 'syalom' apabila selalu berhubungan dengan Allah. Jadi, apabila keadilan denyatakan baik dalam hubungan manusia dengan Allah maupun hubungan manusia dengan sesamanya, maka 'syalom' Allah akan berdiam dalam kehidupan manusia.[37] Dengan kata lain, keadilan merupakan salah satu cara Allah dalam rangka menyatakan 'syalom'Nya di dunia. Sedangkan kata 'tov' berarti kebaikan, berkat, anugerah, kebenaran dan kesukaan. 'Tov' adalah pemberian Allah, sebab Allah adalah 'tov' itu sendiri (Mzm 25:7b). Kata ini berhubungan dengan keadilan di mana jika ada kebaikan, maka keadilan pun ada. Semuanya diterima dalam kasih Allah (Ayb 2:10; Mzm 145:9) yang dinyatakan melalui TauratNya. Sehingga manusia dinyatakan baik bila menuruti petunjuk petunjuk Taurat Allah.
V. KEADILAN SOSIAL DALAM PERJAMUAN PL
5.1 Pemahaman Manusia Menurut Alkitab