Mohon tunggu...
Ricky Pramono Hasibuan
Ricky Pramono Hasibuan Mohon Tunggu... -

Semangat dan Yakin pada TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjamuan Kudus dalam Perjanjian Lama

5 Februari 2011   17:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 7532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk memahami perayaan makna daging dan darah dalam perjamuan Tuhan, ada baiknya menelusuri Keluaran 12:1-11 sebagai dasar biblisnya. Dalam bahasa Ibrani, darah disebut sebagai dam, dan daging disebut sebagai basar. Teks Keluaran 12:1-11 merupakan teks yang berisi tentang ketetapan-ketetapan tentang perayaan Paskah bagi bangsa Israel untuk pergi dari negeri perbudakan Mesir. Ketetapan-ketetapan itu adalah berasal dari Tuhan Allah kepada umat-Nya, Israel, untuk dipatuhi dan dilaksanakan. Ketetapan itu merupakan syarat yang harus diberikan oleh Tuhan Allah kepada bangsa Israel supaya mereka memperoleh keselamatan dan kelepasan serta kemerdakaan untuk keluar dari negeri perbudakan, Mesir.

Tuhan Allah menghendaki adanya suatu peringatan di tengah-tengah kehidupan umat Israel yang disampaikan melalui hamba-Nya Musa dan Harun. Peringatan itu merupakan suatu rangkaian ibadah yang berasal dari Tuhan yang dilaksanakan oleh umat Israel untuk kemuliaan nama-Nya. Peringatan itu menunjukkan perayaan ibadah yang bukan didasarkan atas kemauan manusia sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan Allah. Ayat pertama dalam teks Keluaran 12 ini merupakan kata pendahuluan yang menuntut kepada suatu permulaan yang baru dan membuka jalan baru bagi umat Israel yang berada di tanah perbudakan Mesir.[17] Bangsa Israel diberi suatu permulaan, waktu, dan kesempatan yang tertentu sehingga hal ini merupakan awal kehidupan yang baru bagi Israel untuk memulai sejarah kehidupan umat Israel. Mereka telah bebas dari tanah perbudakan Mesir dan menjadi bangsa sesuai dengan panggilan Tuhan Allah. Dengan demikian bangsa Israel akan menjalani kehidupan baru yang berbeda dengan kehidupan yang mereka rasakan dan alami sewaktu berada di tanah Mesir.

Pelaksanaan peringatan atau perayaan yang disebutkan dan dijelaskan dalam ayat ini adalah setiap rumah tangga (keluarga) bangsa Israel harus mengambil seekor domba pada hari ke-sepuluh pada bulan baru. Bulan Abib yang kemudian disebut dengan bulan Nisan adalah bulan musim menuai yang dijadikan bulan pertama dari tahun Yahudi sebagai penghormatan dan perayaan Paskah.[18] Penentuan hari kesepuluh untuk mengambil seekor domba merupakan langkah untuk mempersiapkan diri bagi seluruh keluarga umat Israel. Firman Tuhan Allah yang disampaikan kepada Musa adalah hal yang sangat sukar untuk menginformasikannya kepada seluruh umat Israel yang begitu besar dalam waktu satu hari. Oleh karena itu, masa sepuluh hari dipergunakan sebagai waktu untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam perayaan tersebut. Tindakan mengambil domba oleh setiap keluarga merupakan suatu tradisi yang berlaku dalam masyarakat untuk mengorbankan nyawa makhluk hidup yaitu hewan ternak sebagai simbol atau tanda ucapan syukur. Hal itu juga menunjukkan bahwa korban ucapan syukur yang diberikan adalah didasarkan atas kepemilikan bangsa Israel yang memiliki hewan ternak yang banyak. Sebagai bangsa yang baru keluar dari suatu daerah mereka hanya memiliki ternak domba dan kambing.

Perjamuan itu dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga dengan memotong seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Secara harafiah, keluarga disebut dengan 'rumah bapa-bapa'. Ungkapan ini dapat menunjuk kepada kaum keluarga yang besar sama seperti dalam Kel. 6: 13, akan tetapi di dalam ayat ini (ay. 3) menunjuk kepada rumah tangga. Di dalam ayat 4 dijelaskan bahwa jika suatu rumah tangga terlalu kecil untuk mengambil seekor anak domba, maka keluarga tersebut boleh memotong seekor domba bersama dengan tetangga terdekat. Setiap kepala rumah tangga harus mampu memperhitungkan berapa banyak yang dapat dimakan oleh anggota keluarganya, menurut umur dan kekuatannya, serta berapa orang tetangga yang harus diundang untuk melengkapkan jumlah yang diperlukan.[19] Dengan demikian bukan hanya persekutuan keluarga yang terjalin, akan tetapi juga persahabatan (hubungan yang baik) dengan tetangga diperkokoh dan diperkuat pada malam itu.[20]

Domba yang akan dipotong bukanlah domba yang sembarangan, akan tetapi domba yang dimaksud adalah domba yang tidak bercela, dan berumur satu tahun. Yang dimaksud dengan binatang bercela adalah: "......binatang yang buta atau yang patah tulang, yang luka, yang berkedal........" (Imamat 22: 22-25). Sedangkan berumur setahun artinya anak domba yang berumur setahun setelah musim semi. Jika satu keluarga tidak memiliki domba, seekor kambing dianggap sah sebagai penggantinya. Domba dan kambing adalah jenis hewan yang memiliki banyak kesamaan dan merupakan hewan ternak yang dipelihara oleh bangsa Israel. Domba dan kambing merupakan hewan ternak yang memiliki banyak kegunaan, diantaranya:[21]

1) Dagingnya sebagai makanan yang sedap dan digemari banyak orang (Kej.27:9 ; Hak.6:19 ; 13:15 ; 15:1 ; 1 Sam.16:20 ; Luk.15:29).

2) Air susunya (kambing dan domba) dapat diminum dan dipandang sebagai berkat (Ams.27:27).

3) Bulu kambing dan domba dapat dipintal menjadi kain untuk membuat kemah/tenda (Kel.26:7 ; 35:26).

4) Kulit kambing dan domba dapat digunakan sebagai kirabta (buli-buli/tempat air) dan pakaian manusia (Ibr.11:37).

Tuhan Allah memberikan petunjuk kepada bangsa Israel tentang domba atau kambing yang mereka ambil. Kambing atau domba dikurung selama empat belas hari dimana domba diambil pada tanggal 10 dan dikurung hingga hari ke-14, kemudian disembelih pada waktu senja (antara lingsirnya matahari dan terbenamnya matahari atau antara terbenamnya matahari dan tibanya malam hari).[22] Sedikit dari darah domba atau kambing yang disembelih dibubuhkan pada tiang pintu rumah. Hal ini diperbuat sesuai dengan firman Tuhan bahwa Dia akan turun untuk menghukum bangsa Mesir (anak sulung mati). Darah yang dibubuhkan di atas pintu adalah tanda, sehingga ketika Allah turun dan melihat darah itu, maka umat yang bernaung di dalamnya akan memperoleh keamanan dan keselamatan. Tanda darah ini juga merupakan permintaan pengampunan dari segala dosa.[23] Setelah domba disembelih dan darahnya dibubuhkan, maka dagingnya dimakan pada malam hari setelah daging itu dipanggang di atas api, bukan direbus. Mengapa daging harus dipanggang bukan direbus? Hal itu disebabkan oleh karena alat memasak pada waktu itu masih langka.[24] Roti yang tidak beragi merupakan makanan yang biasa dimakan oleh para gembala, dan sayur pahit adalah tanaman gurun yang dipakai oleh para gembala sebagai bumbu.[25] Roti yang tidak beragi dan sayur pahit merupakan tanda bahwa penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel akan segera berakhir.

Bila diperhitungkan dalam hitungan waktu, maka untuk melakukan semua petunjuk itu sangat membutuhkan waktu beberapa jam dalam satu hari mulai dari senja hingga malam hari. Waktu yang telah ditentukan itu dikhususkan sebagai peringatan sejarah baru bagi bangsa Israel. Semua kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu cukuplah hanya hari itu saja sehingga apabila ada daging yang tersisa sampai pagi, maka daging itu haruslah dibakar sampai habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun