Bahasa Jepang mulai menjadi populer dan digemari di kalangan generasi Z dan setelahnya akibat perkembangan industri hiburan Jepang seperti Anime (kartun animasi), Manga (komik), J-Pop (musik pop) yang semakin populer di seluruh dunia.
Walaupun demikian, masih banyak orang yang beranggapan bahwa bahasa Jepang merupakan bahasa yang sama dengan bahasa Mandarin atau bahasa Tionghoa lainnya.
Faktanya kedua bahasa tersebut merupakan bahasa yang sangat berbeda walaupun kedua bahasa tersebut menggunakan aksara yang sama (aksara Han) dan memiliki kondisi geografis yang berdekatan.
Bahasa Jepang juga bukan merupakan turunan dari bahasa Tiongkok layaknya keluarga bahasa Romance (Prancis, Spanyol, dkk) yang berasal dari bahasa Latin dan tidak berkerabat dekat dengan bahasa Mandarin layaknya bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu atau bahasa Spanyol dengan bahasa Portugis.
Bahasa Mandarin dan bahasa Tiongkok lainnya (Hokkien, Hakka, dll) berasal dari keluarga bahasa Sino-Tibetan yang lebih memiliki kekerabatan dengan bahasa Tibet, Burma (Myanmar), dll. Sementara itu bahasa Jepang berasal dari keluarga bahasa Japonic yang lebih terisolir dan hanya memiliki kekerabatan dengan bahasa Ryuukyu.
Lalu, mengapa bahasa Jepang menggunakan aksara Han dalam bahasa mereka? Sejarah mencatat bahwa bangsa Yamato (sebutan asli untuk bangsa Jepang) pada awalnya tidak memiliki sistem penulisan dan mulai mengadopsi aksara Han melalui kontak secara bertahap dengan kebudayaan Sinitic pada abad keenam hingga abad ketujuh. Hal tersebut diakibatkan oleh kedatangan agama Buddha serta filsafat pemikiran dari Tiongkok ke pulau Jepang.
Salah satu peninggalan budaya Tiongkok yang masih ada di Jepang yaitu Kaifuusou (懐風藻) yang merupakan kompilasi puisi Tionghoa yang ditulis di Jepang.
Walaupun mendapatkan banyak pengaruh dari Tiongkok, bahasa Jepang tetap saja memiliki beberapa perbedaan signifikan dengan bahasa Tionghoa.
Dalam artikel ini penulis hanya akan berfokus membandingkan salah satu bahasa Tionghoa, yaitu bahasa Mandarin dengan bahasa Jepang.
Berikut beberapa perbedaan di antara kedua bahasa tersebut:
Susunan kalimat