Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menambal Lubang Proporsional Terbuka

18 Juni 2023   18:17 Diperbarui: 19 Juni 2023   09:00 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat suara. Putusan Pemilu dari penyelenggara Pemilu 2024: Proporsional Terbuka. (sumber: Shutterstock/livyah08 via kompas.com)

Sementara itu kandidat-kandidat yang diusung hanya berkonsentrasi untuk mendulang suara terbanyak dan mengabaikan edukasi politik. Partai politik juga tidak lagi membina kader muda untuk serius membawa ideologi partai dalam jangka panjang. 

Mereka hanya ingin mencari jalan pintas dengan memburu calon legislatif (caleg) yang populer. Kader-kader terbaik yang memiliki kapasitas untuk bekerja, namun tidak populer, perlahan akan tersingkir dari lingkaran partai dan diganti oleh figur-figur terkenal yang terkadang belum tentu bisa bekerja dengan baik.

Bukan hanya itu, para caleg yang memiliki kekuatan modal finansial akan menguasai panggung ini untuk membatalkan kecerdasan memilih masyarakat pemilih. Tidak mengherankan bila di parlemen saat ini banyak wakil rakyat memiliki kekayaan di mana-mana namun kurang mampu merepresentasikan kepentingan rakyat.

Ulasan sisi gelap Proporsional Terbuka di atas adalah kegelisahan kita bersama namun tidak serta merta merontokkan semangat memilih kita. Kita juga tidak boleh hanya gelisah dan meratapi kekurangan sistem ini, melainkan harus kreatif mencari bahan untuk menutupi kekurangan yang ada. 

Menurut saya ada beberapa komponen dalam sistem ini yang perlu merevitalisasi diri dan serentak mengubah peran menjelang Pemilu 2024 ini.

Pertama; Masyarakat Pemilih. Konsekuensi  dari ditetapkannya Proporsional Terbuka adalah dihasilkannya para pemimpin yang benar-benar hasil pilihan rakyat. Hal ini karena rakyatlah yang menentukan para pemimpinnya secara langsung.

Faktor utama yang menentukan hasil pemilu rakyat adalah tingkat kemampuan rakyat atau pemilih dalam melihat, mengamati, hingga memilih para calon yang berkualiatas dan benar-benar amanah. 

Rakyat harus benar-benar bisa membedakan mana calon yang hanya mengumbar janji belaka, membagi-bagi uang, dengan calon yang benar-benar mau bekerja untuk rakyat. 

Konsekuensi logisnya bahwa seburuk apapun pemerintah/wakil rakayat adalah hasil pilihan rakyat, rakyat yang merusak nasibnya sendiri apabila menyerahkan kewenangannya kepada orang-orang yang salah.

Kedua; Partai Politik. Meskipun kita akan menggunakan Proporsional Terbuka namun itu tidak berarti menghilangkan peran partai politik. Partai politik tetap memiliki kewenangan untuk mengajukan caleg sesuai dengan keinginan, tak peduli disukai masyarakat atau sebaliknya. 

Dalam konteks ini, partai politik sangat mungkin merekrut para caleg yang loyal terhadap partai sehingga mudah dikendalikan. Cara rekrutmen seperti ini yang membuat masyarakat pemilih tak ada pilihan lain selain memilih yang buruk dari semua yang terburuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun