Mohon tunggu...
Rica Desiningsih
Rica Desiningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru TK MUSLIMAT NU 16 ISLAM KARTINI

Saya adalah seorang Guru Paud yang memiliki hobby menonton film, dengan kegiatan sehari - hari menjadi ibu Rumah Tangga dengan 1 anak. Film kesukaan yakni Harry Potter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Konsep Bilangan dengan Bermain Pom-Pom

2 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   10:14 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru hendaknya memberikan konsep-konsep dasar pembelajaran semaksimal mungkin karena pada usia dini anak mudah menerima berbagai rangsangan yang diberikan lingkungan dan orang dewasa yang berada di sekitarnya. 

Menurut Charleswoth (2005) berhitung merupakan: “Counting is learned for the most part through naturalistic and informal activities suppoted by structured lessons”. Salah satu aspek yang harus dikembangkan oleh guru TK sebagai pendidik di sekolah pada anak usia dini adalah aspek perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan aspek perkembangan yang penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir anak. Lingkup perkembangan kognitif untuk anak usia 5-6 tahun terbagi menjadi tiga yaitu Menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung serta mencocokan bilangan dengan lambang bilangan.

Anak terkadang memiliki kejenuhan dalam belajar berhitung, terlebih lagi anak akan mudah bosan jika pendidik tidak memiliki kegiatan lain yang lebih menarik minat anak untuk belajar mengenalkan konsep angka yang menyenangkan. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis dan biologis anak yang sangat penting. Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi perkembangan motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa emosi, interaksi sosial, nilai-nilai dan sikap hidup, dapat terpenuhi. bermain-main adalah ekspresi dan hiburan, yang mencakup kesenangan dan tujuan, Baik tubuh dan pikiran. Bermain adalah suatu cara bagi anak-anak untuk belajar tentang benda-benda dan berhubungan dengan orang lain (Sujiono, 2006). 

Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami dunia, berinteraksi dengan anak lain, mengekspresikan dan mengendalikan emosi, dan mengembangkan kemampuan simbolik sehingga anak aktif membangun pengetahuannya. Perkembangan anak semakin maju jika anak memiliki kesempatan untuk praktek keterampilanketerampilan yang diperolehnya. Bermain akan banyak melibatkan anak dalam berbagai aktivitas, sehingga konsepkonsep yang akan diajarkan dapat ditangkap dengan cepat dan mampu bertahan dalam memori anak (Maryatun dan Hayati, 2010). 

Banyak orang kurang mengetahui bahwa bermain merupakan bagian paling penting dalam kehidupan seorang anak, terutama usia balita dan usia sekolah. Gejala-gejala umum yang tampak terutama di kota-kota, anak-anak malah dijejali berbagai kegitan, baik akademis maupun non akademis untuk mengejar prestasi. Akibatnya banyak waktu anak-anak tersita untuk mengerjakan berbagai tugas sekolah maupun mengikuti bermacam-macam les yang belum tentu mereka suka. Anak mungkin terpaksa melakukan hal itu untuk sekedar memenuhi ambisi orang tuanya padahal anak-anak perlu diberi kesempatan untuk bermain dan berkreasi, yang tujuannya sama penting dengan belajar (Sujiono, 2006). 

Bermain selalu berdasarkan inisiatif anak, kemauan anak dan dukungan guru, sehingga guru berperan sebagai fasilitator yang senantiasa siap melayani anak sesuai dengan kebutuhannya. Belajar dan bermain bagi anak menjadi menyenangkan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang dirancang untuk anak-anak. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam perilaku negatif yang ada dalam diri anak, melatih kesehatan, dan membuat anak merasa penuh kenyamanan. 

Dalam permainan anak dapat mengekspresikan dirinya dan sosialitas. Bermain bukan saja bahagia, tetapi kreatif dan inovatif. Melalui bermain ditanamkan beragam nilai dan aturan hidup. Bermain sungguh memberi efek yang sangat kuat dan positif bagi pertumbuhan otak dan seluruh kemanusiaan anak.  

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, sedangkan permainan matematika merupakan salah satu kegiatan belajar yang mampu mengembangkan kemampuan dasar matematika anak seperti kemampuan melihat, membedakan, meramalkan, memisahkan dan mengenal konsep angka, selain itu juga mampu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Apabila diberikan sejak usia dini maka akan mampu merangsang serta meningkatkan kemampuan anak dalam memahami fenomena alam atau perubahan lingkungan sekitarnya (Rasiman Wijarnako, 2005:20). 

Penggunaan alat permainan dalam peningkatan pengembangan kognitif untuk menarik perhatian anak dan mempermudah anak dalam kegiatan di sekolah. Pembelajaran akan lebih menarik dan anak akan lebih memperoleh kesempatan mengembangkan semua potensi yang ada, anak akan menemukan dirinya sendiri, yaitu kekuatan, kelemahan, kemampuan dan minatnya bahkan kebutuhannya sendiri sehingga memberi peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya baik fisik, intelektual, dan bahasa maupun perilaku. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca inderanya sehingga terlatih dengan baik, dan secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Salah satu permainan edukatif atau APE yaitu permainan ciptaan Montessori. Disebut alat permainan edukatif karena permainan ciptaan Montessori merupakan media yang dapat meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini (Eliyawaty, 2005:6). 

Sekarang ini kemampuan berhitung banyak menjadi perhatian bagi pendidik dan orang tua. Hal ini disebabkan karena kemampuan berhitung ini banyak diajarkan disekolah dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dengan menggunakan permainan Montessori bisa mempermudah anak untuk belajar berhitung. Kemampuan berhitung ini juga merupakan salah satu kemampuan yang dipelajari anak secara otomatis dalam masa kanak-kanak awal. Pemberian  materi  mengenai  mengenal  konsep  bilangan  ini  bisa  dilakukan dengan  aktivitas  bermain  matematika  Montessori.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun