Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal Anak-anak usia dini berada pada masa keemasan (golden age).
Masa ini disebut masa keemasan sebab pada usia ini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik sepanjang hidup manusia. Perkembangan yang menakjubkan tersebut mencakup perkembangan fisik dan psikhis.
Dari segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya sampai perkembangan kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sebagainya. Perkembangan fisik lainnya yang tidak kalah pentingya adalah perkembangan kemampuan motorik halus yang merupakan kemampuan melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata, misalnya menggenggam, meraih, menulis, kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Di samping perkembangan fisik, perkembangan psikhis juga mengalami hal-hal menakjubkan, dari kemampuan berinteraksi dengan orang tua sendiri sampai kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Mulai kemampuan berpikir sensori-motoris sampai kemampuan berpikir pra operasional konkrit. Anak-anak pada tahap sensori motoris hanya dapat memahami sesuatu setelah menggunakan inderanya, tetapi kemudian pemahaman tersebut berkembang pada tahap pra operasional konkrit menjadi pemahaman terhadap benda bercampur dengan imajinasi anak.
Perkembangan kemampuan kognitif ini memberikan sumbangan yang besar terhadap kemampuan bahasa, kemampuan emosional, kemampuan moral, bahkan kemampuan agama. Pada usia dini anak belajar kata pertama yang diikuti ribuan kata berikutnya. Pada usia dini anak mulai berinteraksi dengan orang di sekitarnya, mulai dari orang tuanya sampai masyarakat lingkungannya. Pada usia dini anak mulai dapat membedakan baik dan buruk, dan pada usia dini pula anak-anak mulai mengenal nama Tuhan dan agamanya
Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yaitu: usaha untuk membuat anak menjadi lebih pintar melalui upaya pengajaran dan membuat praktek. Pendidikan sendiri mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan pada diri sendiri yaitu kesempurnaan dan menghidupkan anak-anak yang selaras dengan alam dan masyarakat.
Anak merupakan pribadi yang unik, senantiasa memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda antara anak satu dengan anak lainnya. Pada masa golden age terutama, anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat terhadap segala aspek perkembangannya. Untuk mengoptimalkan hal tersebut, diperlukan stimulus untuk pengembangan semua potensi yang terlibat di dalam kehidupan anak.
Salah satu potensi yang sangat penting untuk distimulasi adalah kemampuan berhitung awal (permulaan), sebagaimana yang dimaksudkan Smith (2009) bahwa: “Counting is universal skill that appears to be asily acquired at an early age”. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pada anak usia dini, anak memiliki berbagai potensi, oleh karena itu potensi yang dimiliki oleh anak usia dini harus dikembangkan secara optimal agar anak memiliki keberhasilan di masa yang akan datang terutama kemampuan berhitung. Sedangkan Dodge (2002) mengemukakan bahwa berhitung adalah: “Counting is one of the earliest number concept to emerge”.
Berhitung merupakan salah satu dari konsep angka yang paling mudah untuk dimunculkan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa berhitung merupakan pengenalan konsep angka yang paling mudah untuk dipelajari anak usia dini, dan berhitung juga merupakan awal dari pembelajaran dari matematika anak usia dini.