Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini Rektor atawa Mahasiswa? Kok Gini Amat?!

27 Desember 2023   02:53 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:45 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pesan WA dari mahasiswa (dok.pribadi)

"Baik pak. Dirusun putra atau digedung C lantai 2," balasnya lagi.

Tangkapan layar WA (dok.pribadi)
Tangkapan layar WA (dok.pribadi)

Dengan sedikit menahan rasa kesal, saya balas saja, "Manut deh." Saya kesal, karena saya pikir sejak awal saya sudah memberikan keterangan yang jelas. Bahwa dengan segudang aktivitas yang saya jalani beberapa hari ini, saya butuh waktu untuk beristirahat. Akan tetapi, keterangan itu terasa sia-sia saja.

Malah, ia masih saja memberikan tawaran kepada saya, "Misalnya kalo ruang meeting rusun."

"Monggo," jawab saya singkat. Karena, saya tak mau bertele-tele. Sekaligus untuk memotong pembicaraan. Apalagi saya masih dalam perjalanan.

Pukul 18.25, saya baru saja tiba di rumah. Belum sempat mandi, belum pula sempat beristirahat. Mahasiswa yang satu ini kembali berkirim pesan. Bunyinya, "Udah saya tunggu kehadiran pak ribut."

Saya biarkan saja. Tak saya balas. Badan saya masih lelah, lengket oleh keringat. Saya masih butuh sebentar untuk merebah. Lucunya, ini anak kok sudah seperti pejabat aja nih. Main nunggu kehadiran segala. Lha yang butuh siapa?

Baru sekitar 29 menit berikutnya, saya balas pesan mahasiswa itu, "Sebentar yaaa. Saya baru sampai rumah dari Ciamis. Sehabis isya saya ke situ."

Enam menit berikutnya, ia membalas, "Ok bos."

Input sumber gambar
Input sumber gambar

Bas bos bas bos, bos nd*smu! Sejak kapan saya jadi bosmu? He he he.... Biar begitu, saya paham, balasan itu ingin menunjukkan sikap yang dekat. Saya sih tak memasalahkan sapaan bos itu. Tetapi, saya agak mangkel saat itu. Sebab, saya tak kenal-kenal akrab dengan mahasiswa itu. Ditambah, kondisi badan yang juga sedang lelah-lelahnya.

Saya abaikan saja pesan yang barusan. Saya mandi. Lalu, sebentar merebah. Baru pukul 19.47 saya siap meluncur ke lokasi. Tetapi, saya mesti sebentar mampir ke tempat lain terlebih dahulu. Ke Warung Sebeh untuk makan malam dan sebentar menjumpai teman.

Usai sedikit berbincang, saya pamit dan segera menuju ke Rusunawa di bilangan jalan Singasari. Menemui mahasiswa yang rasa bos itu. Ia mewawancaraiku dengan pertanyaan yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Saya sampai menanyakan, sebenarnya apa yang dikehendaki dari wawancara itu. Ia sendiri juga tak paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun