Lewat jawaban itu saya sebenarnya sedang menguji kepekaan mahasiswa itu. Meski saya tak yakin betul ia peka. Ternyata, keragu-raguan saya itu benar. Mahasiswa itu lekas-lekas membalas:
"Insyaallah badha sholat Maghrib bertemu di gedung C lantai 2 aja pak. Hari Minggu mlm," tulis mahasiswa itu.
Balasan yang aneh. Keterangan yang saya berikan rupanya tak cukup membuat si mahasiswa yang satu ini peka. Malahan, terkesan nglunjak. Bukannya menemui orang yang dibutuhkan, eh malah menyuruh saya untuk datang menemuinya. Bos di tempat kerja saya pun nggak begini-begini amat kalau meminta saya menemuinya.
Tapi, oke deh. Saya kasih hati dulu untuk mahasiswa yang satu ini dengan balasan:
"Oke," jawab saya.
Berganti hari. Minggu (24/12/2023), pukul 06.31, sepagi itu si mahasiswa sudah kirim WA. Saya belum sempat membaca. Pesan sudah dihapus. Diulang lagi pada pukul 09.32, juga dihapus sebelum sempat saya baca. Begitu juga pada kiriman WA pada pukul 09.35, dihapus sebelum saya membacanya.
Pagi itu banyak kegiatan di Sakola Motekar yang saya ikuti. Saya memang tak sempat membuka hp. Jadi, pesan-pesan itu saya abaikan. Saya akan membuka hp, setelah benar-benar memungkinkan. Kecuali, kiriman pesan dari orang-orang dekat atau yang sifatnya urgen.
Pukul 14.00, mahasiswa itu mengirim pesan WA lagi. Bunyinya: "Insyaallah nanti mlm ketemu pak kalo acara prepare film udah selesai." Saya abaikan pesan itu. Saya masih dalam perjalanan pulang ke Pekalongan.
Tetapi, rasa-rasanya ada yang menggelitik dari pesan itu. Sampai-sampai membuat saya tertawa geli. Benak saya berkata, 'Ini mahasiswa benar-benar mahasiswa yang super sibuk rupanya.'
Pukul 16.45, mahasiswa ini kembali mengirim WA. "Nanti habis sholat Maghrib ketemu di lantai 2 gedung C atau diapartemen putra," tulisnya. Kali ini saya geleng-geleng bacanya. Bagaimana tidak, ini mahasiswa sudah seperti bos saja.
Untuk menyenangkan hati bos yang satu ini, saya balas WA-nya, "Oke. Habis Maghrib yaaa."