Pada rumus itu hanya ada tiga huruf yang disusun: F, G, m, R. Tetapi, bagaimana bisa ia mengkonfigurasikan huruf-huruf itu untuk membahasakan peristiwa jatuhnya buah apel? Bagaimana bisa juga konfikurasi huruf-huruf itu digunakan untuk mengukur gravitasi?
Sedang, kita tahu, rumus itu ditemukannya pada tahun 1687. Ketika itu, mesin pencarian berbasis internet belum ditemukan.Â
Mana mungkin Isaac Newton browsing seperti kita saat menyusun skripsi, thesis, maupuan disertasi, sehingga mudah betul bagi kita untuk menemukan bahan-bahan literatur.Â
Dengan browsing, kita diberi kemudahan bermain keterampilan tempel-menempel kutipan dari jurnal atau tulisan-tulisan lain.
Saking asyiknya tempel-menempel, kita bahkan tenggelam dalam tempelan-tempelan itu. Kita tak sadar, kalau skripsi, thesis, maupun disertasi yang kita susun hanyalah kumpulan tempelan yang tidak bisa dimaknai lagi, kecuali hanya untuk memamerkan diri, seolah-olah kita adalah orang yang giat membaca, meski sebenarnya belum sepenuhnya.
Dari sini saja, kita sudah menggampangkan. Lalu, masih mau bikin "yang gampang-gampang saja"? Apanya yang gampang? Mungkinkah yang gampang itu maksudnya adalah yang nggak pakai mikir? Lalu, sejak kapan sekolah itu nggak mikir?
Nasihat yang baik itu akhirnya membuat saya mikir. Jangan-jangan skripsi memang bukan bukti intelektualitas seseorang. Ini baru jangan-jangan. Baru dugaan.Â
Belum tentu dugaan saya benar. Sangat mungkin salah. Tapi, saya yakin, tiap orang yang pernah kuliah punya pandangan yang beda-beda soal dugaan saya ini.
Definisi gampang bisa bermacam-macam. Pertama, yang penting bikin. Soal mutunya urusan belakangan. Penting lulus! Kedua, bisa saja pakai jasa "teman". Karena, pernah beberapa teman saya mengaku kalau dia njoki skripsi mahasiswa.Â
Bahkan, dia kasih tarif cukup mahal untuk sebuah skripsi. Lebih mahalnya lagi, skripsi yang dibikin itu sebenarnya copas dari skripsi di kampus lain. Tinggal ganti lokusnya. Gila!
Ketiga, main uang pelicin. Kata seorang teman yang waktu itu kuliah S3, dia kalau datang ke dosbing disertasinya suka bawa sesuatu.Â